Enam

1134 Kata
Malam harinya, Damian dan Klarisa duduk dekat perapian api unggun. Hangat rasanya apalagi jika bersama orang yang kalian cintai, tidak perlu dijelaskan bagaimana rasanya. "Kenapa kamu sebelumnya tidak pernah dikabari dekat dengan gadis lain, Damian? Akhirnya Klarisa berani bertanya hal itu kepada Damian. Ia sangat penasaran, dan ingin mengetahui jawabannya dari orangnya sendiri mengenai kabar yang beredar tentang laki-laki itu. Mungkin pernah dekat, namun tidak dipublikasikan hubungan mereka. Mungkin. Damian menatap Klarisa, ia sebenarnya malas sekali membahas tentang hal ini. Namun ia juga tidak menginginkan jika Klarisa akan salah paham mengenai hal ini. "Karena saya tidak mau." Klarisa berdecak sebal. "Ayolah, Damian. Setidaknya seriuslah untuk saat ini." Damian hanya terkekeh dan kali ini merubah raut wajahnya menjadi lebih serius dari sebelumnya. "Saya tidak tertarik, dan tidak ada waktu untuk memikirkan seorang gadis. Saya terlalu obsesi bekerja dan lebih melilih berlama-lama di ruangan kantor daripada bermanja-manja di bar dengan banyak gadis. Sungguh itu sangat menjijikan." Ucapnya sambil menarik napas dan kembali berucap. "Saya peduli dengan satu gadis, namanya Valleri Vectoria. Ia gadis yang sangat penurut dan baik. Saya selalu memenuhi kebutuhannya, memberikan seluruh apa yang ia inginkan. Sampai suatu hari saya tau kebaikannya hanya untuk menguras habis kekayaan saya. Dari situ saya sudah menutup hati." Jelas Damian panjang lebar. Klarisa menatap lembut Damian. "Lalu kenapa kamu bilang jika kamu menyukai aku? Apa hebatnya aku?" "Kamu memang tidak hebat, bahkan sangat menyebalkan. Namun sifat apa adanya kamu menjadi daya tarik tersendiri bagi saya. You are my little tiger, Clay." Pipi Klarisa kembali panas. Jika terus-terusan seperti ini ia tidak yakin kejiwaannya akan baik-baik saja setelah ini. Manis sekali ucapan Damian kepadanya. Sangat manis. "Apakah kamu tau, Damian? Sepertinya aku mulai mencintai mu." ... Pagi ini setelah Damian berangkat ke kantor yang tentu saja mendapat rengekan dari Klarisa yang berkata jika Eric tidak mungkin sepaindai itu dapat menguasai Bahasa Inggris dengan waktu yang terbilang singkat. Namun yang ia dapatkan hanya raut wajah tampan dari Damian yang berkata semua dalam kendali dirinya. Menyebalkan! Bahkan kini Klarisa tengah merajuk di kamarnya. Ia bingung setengah mati, bagaimana jika Eric tidak bisa? Nanti bagaimana acara belajar memasak mereka? Memakai bahasa tubuh seperti orang bisu? Membayangkannya saja membuat Klarisa meringis. "Arghhhh!" Mau tidak mau, suka tidak suka, Klarisa beranjak dari kasur dan pergi menemui Eric. Ia siap menahan malu karena tidak bisa berbahasa Prancis. Sangat siap. "Good morning, madam." Klarisa terkejut, "Eric?!" "Yes, mam, can i help you?" Klarisa menatap Eric takjub. Bagaimana bisa? Apa otak Eric sepandai itu? Atau IQ Eric melebihi IQ kebanyakan orang? Biarlah Klarisa juga tidak peduli, tapi wow ini sangat keren! "Are you sick, Eric? How can?" Masih dengan tatapan tidak percayanya, Klarisa sampai mematung di dekat mini bar yang berada tidak jauh dari dapur namun gadis itu segera berjalan dan berhenti di dekatnya. Eric yang mendengar itu hanya terkekeh. Ia paham pasti majikannya yang satu ini terkejut setengah mati. Eric hanya menjalankan perintah, dan berhasil. Ia sudah menjadi juru masak profesional dan terpercaya di keluarga Wilson hampir lima tahun lamanya. Tentu saja ia tidak ingin membuat kecewa tuannya. "No, mam. I'm fine. What do you want to cook today? let me prepare the ingredients." Klarisa berpikir sejenak. Ah iya, ia sangat ingin mempelajari resep ratatouille yang Eric hidangkan kemarin. "I want to make Ratatouille, it looks delicious." Eric menggangguk. Lalu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Ia menghampiri Klarisa dan berkata. "Prepare your ingredients before you start, peel and cut the onions into wedges, then peel and finely slice the garlic. Trim the aubergines and courgettes, deseed the peppers and chop into 2.5cm chunks. Roughly chop the tomatoes. Pick the basil leaves and set aside, then finely slice the stalks." (*Persiapkan bahan-bahan Anda sebelum mulai, kupas dan potong bawang menjadi irisan, lalu kupas dan iris bawang putih. Potong terong dan zukini, buang biji paprika dan potong menjadi potongan 2,5 cm. Potong-potong tomat dengan kasar. Ambil daun kemangi dan sisihkan, lalu iris tangkai.) Klarisa mengangguk paham, lalu masuk ke area dapur lalu mengambil pisau dan mulai memotong bahan yang disebutkan oleh Eric barusan. Sebenarnya Klarisa bukan tidak bisa memasak, dia bisa, namun hanya masakan simple seperti spaghetti, beef burger, omelette, dan makanan basic lainnya. Jadi, ia tidak terlalu buta dan maraba-raba saat Eric menjelaskan kepadanya. Tidak butuh waktu lama, Klarisa menyelesaikan potongannya. "Finish." Eric mengangguk, Klarisa sangat cepat tanggap dan cepat mengerti saat diberi tau. "Second step, Heat 2 tablespoons of oil in a large casserole pan or saucepan over a medium heat, add the chopped aubergines, courgettes and peppers you may need to do this in batches and fry for around 5 minutes, or until golden and softened, but not cooked through. Spoon the cooked veg into a large bowl." (*Langkah kedua, Panaskan 2 sendok makan minyak dalam panci casserole besar atau panci di atas api sedang, tambahkan terong cincang, cukini dan paprika Anda mungkin perlu melakukan ini dalam batch dan menggoreng selama sekitar 5 menit, atau sampai emas dan melunak, tetapi tidak matang. Sendok sayuran yang sudah dimasak ke dalam mangkuk besar.) Klarisa mengangguk paham, namun ia sedikit kebingungan dan akhirnya bertanya. "Why should 5 minutes to fry it?" (*Kenapa harus 5 menit untuk menggorengnya?) "Actually no, just the target time." (*Sebenarnya tidak, hanya target waktu.) Klarisa mengangguk, ia memasak dengan teliti dan juga hati-hati. Mereka memasak sambil sesekali mengobrolkan sesuatu yang ringan. Menurutnya, Eric terbilang tampan, namun lebih tampan Damian. Setelah menghabiskan waktu satu jam, klarisa dapat menyelesaikan menu ratatouille nya. Walaupun hasilnya juga tidak seperti buatan Eric, ia bangga, sangat bangga. "Thanks, Eric. Do you want to try it?" Eric menggeleng, lalu pamit untuk membersihkan dapur. Sebelumnya ia menyarankan Klarisa untuk membawa hasil masakannya pada Damian. Sebenarnya belum memasuki jam makan siang, namun tak apa Klarisa akan tetap pergi kekantor suaminya itu. Tentu saja ia berpenampilan secantik mungkin. Karena seingatnya dia kemarin kekantor Damian hanya mengenakkan pakaian casual. Sangat tidak cocok jika berjalan berdampingn dengan Damian yang sangat cool dan berwibawa. Klarisa bersiap-siap, merias dirinya. Dan memilih dress bewarna hitam yang sangat pas ditubuhnya sehingga benar- benar membuat bagian tubuhnya tercetak sempurna, membuat dirinya terlihat jauh lebih dewasa dari sebelumnya. Setelah itu, Klarisa menaruh lunch box yang berisi ratatouille buatanya lalu dimasukkan ke paper bag berukuran sedang. "Aku yakin, Damian akan menyukainya." Klarisa keluar rumahnya, dan menaiki mobil Lamborghini putih tulang kesayangan Damian. Ia melaju membelah jalanan, yang membuat beberapa pasang mata menatap takjub ke arahnya. Bayangkan saja seorang gadis cantik menaiki Lamborghini yang super duper memanjakan mata, ah sangat sempurna. Sesampainya di kantor Damian atau bisa disebut Wilson Company, Klarisa melangkahkan kalinya memasuki gedung. Banyak tatapan memuja yang dihujani untuk dirinya. Jarang sekali istri dari bos mereka mengenakkan pakaian seperti ini, yang mereka tau Klarisa adalah gadis tomboi yang bahkan lebih suka memakai celana dan atasan kaos atau jaket dan sweater. Namun kali ini, sangat berbeda. Klarisa berhasil menghipnotis penglihatan mereka dengan kecantikan dirinya. Klarisa memasuki ruangan Damian dengan senyuman bahagia yang tercetak jelas di wajahnya. "Damian, aku membawakan masak--" Brak Klarisa menjatuhkan paper bag-nya dengan reflek. Setelah sekian lama ia tidak merasakan hatinya disakiti oleh laki-laki, namun kini ia merasakannya kembali. // Next chapter... ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN