Bab 13. Sugar Baby Satu Bulan

1083 Kata
Masih perih dan sakit bekas percintaan yang baru saja terjadi beberapa detik yang lalu, Leandro kembali meminta haknya sebagai tuan dari pemilik tubuh Bella untuk satu bulan ini. Dia menggempur Bella di kamar mandi, mengajarkan Bella yang polos, gaya baru bersenggama di kamar mandi. Bella yang tak tahu apa-apa, hanya bisa pasrah dengan kebuasan Leandro yang menyetubuhinya. Sambil menahan sakit, pegal dan lemas pada tubuhnya. Di bawah guyuran air shower, akhirnya penyatuan mereka berakhir. Di mana cairan vanila milik Leandro, setengahnya dikeluarkan dari dalam milik Bella dan setengahnya lagi, berada di dalam tubuh wanita itu. Leandro benar-benar menggilai milik Bella. Tubuh Bella ambruk dalam posisi bersandar ke tembok dan terduduk, dia benar-benar lemas dan kakinya kesulitan untuk berdiri. Jangankan berdiri, untuk bergerak saja sulit. "Belajarlah dari film dewasa. Lain kali, aku ingin kau yang agresif padaku, Bella." Peringat Leandro yang agaknya belum puas dengan penyatuan mereka berdua, karena Bella yang masih amatiran dan pasif. "Belajarlah untuk menyenangkannya!" ujar Leandro seraya melirik ke arah miliknya yang masih menegang dan berukuran cukup besar itu. Bella memalingkan wajahnya, dia menyembunyikan rona merah dipipinya. Meskipun sudah dua kali dia melakukannya bersama Leandro, dia masih belum terbiasa. Wanita itu masih merasa bahwa ini adalah dosa, karena dia seperti wanita jalang. "Benar Bella, ini adalah konsekuensinya. Semua ada harganya dan kau harus membayarnya dengan menjadi pemuas ranjangnya." Batin Bella sambil memejamkan matanya ditengah guyuran air shower yang membasahi tubuhnya. "Jawab aku, jalang!" sentak Leandro marah, karena Bella diam saja. Dengan cepat Bella mengangguk. "Iya Tuan, saya paham." "Dalam waktu 15 menit, aku ingin kau berada di ruang kerjaku!" Titah Leandro pada Bella, setelah pria itu menyelesaikan sesi mandinya lebih dulu. Wanita itu benar-benar dianggap pemuas nafsunya saja, setelah puas dengan Bella. Leandro pergi begitu saja tanpa mempedulikan keadaannya. Bella ditinggalkan sendirian di kamar mandi. "Bella, betapa tidak berharganya dirimu. Kau benar-benar menjijikan. Kasihan suamimu nanti ... itu juga kalau ada yang mau menikahimu," gumam Bella dengan senyuman getir terpatri di bibirnya. Membayangkan betapa kotornya dirinya yang hanya menjadi pemuas nafsu pria asing yang bahkan tak dikenalnya ini. Dengan tertatih, Bella berdiri dan berjalan mengambil sabun mandi untuk membersihkan tubuhnya. Usai membersihkan tubuhnya dengan cepat, sekitar 10 menit, Bella pun keluar dari kamar mandi dengan kedua kaki yang agak mengakang. Bagian inti tubuhnya dan pangkal paha dalamnya masih terasa sakit. Tak main-main, Leandro ternyata menggempurnya sampai malam. Perut Bella juga keroncongan karena belum makan dari tadi pagi. Pantas saja, dia benar-benar lemas dan kehilangan seluruh tenaganya. "Astaga. Bajuku kan robek. Lalu aku harus pakai baju apa?" Bella menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung. Harus memakai baju apa, sedangkan pakaiannya di sobek oleh Leandro. Celananya juga basah, karena tadi dipakai untuk membersihkan bekas senggama mereka. "Bagaimana ini?" Tidak kehilangan akal, Bella yang masih memakai handuk sebatas d**a dan di atas lutut itu, berusaha untuk mencari pakaian di dalam lemari yang ada di kamar itu. Berharap ada sesuatu yang bisa dia kenakan dan pas di badannya. Di dalam sana, hanya ada kemeja dan jas dengan warna putih dan warna gelap. Tidak ada baju wanita ataupun pakaian dengan warna lain. Semua pakaian yang ada di sana adalah pakaian pria. Celananya pun, celana berukuran besar untuk tubuh tinggi. "Aku pakai yang mana saja dulu, yang penting sekarang aku memakai pakaian. Daripada tidak pakai apa-apa." Wanita itu memutuskan mengambil sembarang pakaian di dalam lemari Leandro, daripada tidak memakai pakaian. *** Di dalam ruang kerjanya, Leandro yang sudah memakai setelan kaos berwarna hitam dan celana panjang hitam, sedang menyesap nikotin sambil menunggu Bella datang. Dia mempersiapkan surat perjanjian satu bulan untuk mereka berdua yang sudah Leandro buat. Surat itu dibubuhi oleh materai dan sudah ditandatangani oleh Leandro, tinggal menunggu tanda tangan Bella saja. "Kemana dia? Kenapa lama sekali?" gerutu Leandro dengan wajah kesalnya. Ia kesal menunggu Bella di sana. Tak lama kemudian, Leandro melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan kerjanya itu. Kedua matanya terpana melihat Bella, buru-buru dia menyimpan nikotinnya yang masih menyala dan tersisa sedikit itu. Dia simpan di atas asbak. Matanya menajam, melihat Bella mengenakan kemeja miliknya yang kebesaran dan berada di atas paha Bella. Menunjukkan betapa mulusnya paha itu dan lekuk tubuh Bella, terlihat lebih seksi. Bella terlihat seperti tidak memakai apa-apa lagi selain kemeja putih yang kebesaran itu. Rambut Bella yang masih basah, membuat wanita itu berkali-kali lipat cantiknya. Namun, Leandro malah menatapnya tajam. "Tuan? Anda memanggil saya kemari?" "Heum. Tutup pintu." Wanita bertubuh mungil itu melangkah mendekati Leandro, tak lupa dia menutup pintunya juga atas perintah tuannya. Begitu Bella hanya berjarak beberapa inci dari pria itu, Leandro langsung menarik tangan Bella dan membuat Bella terjatuh ke atas pangkuannya. "Tuan!" pekik Bella terkejut dengan tindakan Leandro yang tiba-tiba. "Berapa banyak pasang mata yang melihat pahamu ini, Bella?" tanya Leandro dingin, dengan tatapan yang mencekik Bella. Wanita itu bisa merasakannya. "Maksud Tuan, apa?" "Berapa orang yang melihatmu seperti ini, Bella?" Leandro mengulangi pertanyaannya lagi dengan tajam. Bella bingung, mengapa Leandro bertanya seperti ini. Tapi, dia juga tidak berani bertanya. Sebab tugasnya hanya menjawab saja. "Eum ... hanya dua orang pengawal yang ada di depan." Leandro terdiam mendengar jawaban Bella dan hal itu membuat Bella semakin merinding. Pria itu tidak mengatakan sesuatu, sehingga pikirannya sulit ditebak. Tapi, wajahnya Bella bisa menangkap kalau pria itu terlihat marah. Tapi ... kenapa? Tangan Leandro mengambil puntung nikotin yang masih menyala itu, kemudian dia menyundut paha Bella dengan ujungnya. "Tuan, panas!" Bella meringis kesakitan dan kepanasan saat puntungnya mengenai paha mulusnya. Tapi Leandro tidak menggubrisnya, dia malah menyundut paha Bella yang satunya dengan nikotin itu sampai meninggalkan jejak. "Tuan ... mengapa anda lakukan ini?" tanya Bella bingung, lantaran pria itu malah menyakitinya tanpa sebab. "Aw!" Bella meringis lagi, ketika Leandro tiba-tiba saja mengigit pahanya dengan kuat, sampai meninggalkan bekas merah di sana. Bekas sundutan rokoknya sebanyak dua kali itu juga membekas. "Tubuhmu milikku selama satu bulan ini. Jika ada orang yang melihat, bahkan menikmati keindahan tubuhmu ini ... maka, kau akan terima akibatnya!" ujar Leandro mengancam, dengan netra kelam dan tajam pada wanita itu. "Paham?" Tangan Leandro mengangkat dagu Bella dengan kasar. "Iya, saya paham, Tuan." Mereka pun duduk berhadapan, Bella disuruh untuk menandatangani surat perjanjian yang sudah dibuat oleh Leandro. Namun, sebelum itu Bella membacanya terlebih dahulu. Intinya, di dalam surat itu mengatakan, kalau Bella akan menjadi sugar baby Leandro selama 1 bulan dan poin nomor empat, Leandro boleh memanggil Bella kapan saja, sesuai yang dia mau. Pada bagian inilah, Bella tidak setuju. "Maaf, Tuan. Saya tidak setuju poin nomor 4." Leandro menatap Bella semakin menajam, setelah Bella memengatakan keberatannya dengan poin nomor 4. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN