Bab 14. Vas Bunga Melayang

1161 Kata
Selama ini, tidak ada yang pernah berani untuk membantah Leandro ataupun tidak setuju dengan keputusannya. Leandro terlihat kesal dan menatap tajam pada Bella, karena wanita itu sudah berani membantahnya.. "Kenapa kau tidak setuju?" tanya Leandro dengan wajah dinginnya. "Saya tidak bisa dipanggil kapan saja oleh Tuan, karena saya memiliki urusan pribadi." Leandro tersenyum miring. "Apa kau ada urusan dengan pria lainnya?" tanya Leandro yang lagi-lagi merendahkan Bella, seolah wanita itu suka bermain dengan pria sana-sini. Sedangkan Bella bukanlah wanita yang seperti itu. "Saya harus bekerja. Dari pagi sampai siang, atau dari sore sampai malam. Maka dari itu, Tuan tidak bisa memanggil saya sesuka hati Tuan, pada jam kerja saya," ucap Bella menjelaskan alasannya. "Tidak bisa! Kau sudah menjadi wanitaku selama sebulan ini, kau harus patuh!" sentak Leandro yang tidak bisa menerima keputusan Bella. Bella juga tidak bisa menerima keputusan Leandro. "Saya harus bekerja, untuk tetap hidup." Dia harus tetap bekerja untuk membayar hutangnya pada Roberto, membayar kontrakan dan lainnya. Jika dia tidak bekerja, bagaimana bisa dia menghidupi dirinya dan ibunya? Meski biaya rumah sakit ibunya sudah dilunasi oleh Leandro, tapi Bella masih ada tanggungan lain yang harus dia penuhi sebagai tulang punggung. "Maka keluarlah dari pekerjaanmu dan aku yang akan menghidupimu!" cetus Leandro dengan tegas. Inilah keputusan yang dia buat, tanpa mempertimbangkan Bella terlebih dahulu. "Saya tidak mau, saya harus tetap bekerja." "Aku tidak setuju, Bella!" Leandro yang kehilangan kesabaran, akhirnya membentak Bella. Wanita itu tersentak kaget mendengar bentakan Liam yang keras, sampai ke jantungnya. Bella tidak berani berbicara lagi, dia menundukkan kepalanya dengan tubuh yang tampak gemetar. Tatapan Leandro yang menusuknya seakan memiliki aura membunuh di dalamnya. Bella tak berani mengangkat kepalanya. "Aku yang mengatur hidupmu disini, selama satu bulan. Setelah itu, terserah kau mau melakukan apa pun juga. Mau mengakangkan kakimu pada pria lain, tidak masalah. Tapi ... satu bulan ini kau adalah milikku dan kau akan tinggal di mansion ini." Kesabaran Leandro yang setipis tisu itu, sudah hampir habis gara-gara Bella yang terus membantahnya. Jika kali ini, Bella kembali membantahnya, maka dia bersumpah akan membuat Bella mendapatkan hukuman. "Jika saya tinggal di sini, lalu bagaimana saya bisa menemui ibu saya?" tanya Bella pelan, tanpa melihat ke arah lawan bicaranya, karena rasa takut itu lebih mendominasi. Leandro terdiam sejenak, lalu dia pun berkata. "Kau boleh menemuinya, tapi hanya 1 jam sehari dan aku yang akan menentukan waktunya." Pria itu melihat Bella mengganggukan kepalanya dengan patuh. Artinya, wanita itu paham dengan apa yang dia maksud. "Sekarang, masak untukku. Aku lapar!" titah Leandro yang membuat Bella tercekat. "Padahal tadi aku sudah memasak banyak untuknya, tapi dia menghancurkan semua makanan yang sudah ku buat. Sekarang ... dia malah memintaku untuk memasak?" Wanita itu hanya berani menggerutu di dalam hatinya, karena takut akan terkena semprotan pedas dari bibir Leandro. "Hey! Kau dengar aku, tidak?" "I-iya Tuan." Sahut Bella. "Anda mau dimasakan apa?" tanyanya kemudian. "Mie instan." "Mie instan? Tidak tuan, itu tidak baik untuk kesehatan, apalagi untuk menambah tenaga. Saya akan memasakan yang lain saja," oceh Bella. Perkataan Bella seperti ocehan ditelinga Leandro, pria itu jadi pusing karena Bella ternyata cukup cerewet. "Kau yang bertanya padaku mau dimasakan apa. Lalu kau melarangku makan apa yang ku mau?" geram Leandro. "Maaf tuan, tapi memang benar mie instan tidak baik untuk kesehatan." "Fine, masak apa yang kau inginkan! Tapi jangan masakan seperti tadi!" seru Leandro yang kesal pada Bella. "Masakan seperti tadi? Saya tadi masak sayur- sayuran dan bahan yang ada di kulkas." "Jangan masak sayur, apa yang hijau hijau, aku tak suka. Aku bukan kambing, yang makan makanan seperti itu!" Bella terperangah, saat mendengar kebencian Leandro terhadap sayuran yang disebut sebagai makanan kambing. "Sayuran itu baik untuk kesehatan, Tuan. Sayuran bukan makanan kambing, tapi—" "Stop! Aku tidak mau mendengarmu menceramahiku. Lakukan tugasmu saja. Jangan banyak tanya!" ujar Leandro sambil memijat kepalanya yang mendadak pening gara-gara Bella. Dia pun tak berkomentar apa pun lagi, takut Leandro akan marah dan menyakitinya seperti tadi. Sebelum memasak, Leandro meminta Bella untuk memakai celana panjang dan tidak berpenampilan terbuka di depan orang lain. Hanya dia yang berhak melihat keindahan tubuh Bella. *** Leandro merasa Bella sangat berguna berada di mansionnya, walaupun dia hanya sementara berada di kota ini, karena nanti dia harus pergi ke negara asalnya yang berada di benua Eropa. Bella bisa memasak, bersih-bersih rumah, memuaskannya di ranjang, meski terkadang wanita itu tidak bisa memberikan kepuasan sepenuhnya untuknya. Sudah satu minggu lamanya, Bella berada di mansion Leandro, berhenti bekerja dan hampir tidak pernah keluar dari mansion. Hari ini, Bella mendapatkan jatah keluar dari mansion untuk menemui ibunya di rumah sakit. Ya, meskipun sudah melakukan operasi dan keadaan ibunya sudah jauh lebih baik. Akan tetapi, keadaan ibunya masih dalam pemantauan dokter. Terkadang, Maria sering kambuh tanpa tahu waktu. "Ibu, aku datang!" seru Bella seraya menyapa ibunya dengan senyuman lebar. Dia melihat ibunya sedang berada di dekat jendela balkon kamarnya. "Bella, kau sudah datang, Nak?" sambut Maria sambil tersenyum pada putrinya. Ruang rawat Maria terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, karena Leandro yang sudah memindahkannya ke ruang VVIP. Dia yang membiayai ruang rawat dan pengobatan Maria, meskipun Bella sudah mendapatkan uang sebelumnya dari Leandro. Pria itu memang berjanji akan memberikan uang untuk memenuhi kebutuhan Bella selama satu bulan ini. Dia menunaikan janjinya dan itulah yang membuat Bella resign dari pekerjaannya sementara. "Kau datang bersama tuan Javier? Atau sendirian, Nak?" tanya Maria pada putrinya itu. Maria pernah bertemu dengan Leandro satu kali dan dia sangat ramah pada pria itu. Menganggap Leandro malaikat penyelamatnya dan Bella. Bella pun menjawab ya "Tuan sedang ada urusan, Bu. Jadi, aku datang bersama dengan kak Carlos." "Kau harus bersikap baik padanya Bella. Dia sudah banyak membantu kita, jangan membantah perintahnya, ya?" kata Maria yang mengingatkan putrinya dengan lembut. "Tenang saja Bu," jawab Bella seraya menganggukkan kepalanya. "Iya bu, pria itu memang tidak bisa dibantah dan aku memang selalu menurut padanya. Termasuk memuaskannya di atas ranjang." Tentu saja Bella hanya mengatakan ini dalam hatinya, mana berani Bella bicara seperti ini pada ibunya. "Oh ya, bagaimana keadaan ibu hari ini?" tanya Bella yang saat ini sedang duduk di depan ibunya. "Ibu baik-baik saja, Nak." Maria dan Bella berbincang lebih 1 jam lamanya, hingga Carlos meminta Bella untuk segera kembali ke mansion sebelum Leandro kembali lebih dulu dan Bella yang sudah pergi lebih dari 1 jam. "Kak, kita mampir ke supermarket dulu ya! Kebetulan aku harus membeli bahan makanan untuk memasak nanti," ujar Bella. Di perjalanan pulang ke mansion, Bella meminta Carlos untuk mampir ke supermarket dulu. "Bella, biar aku atau Damon saja yang melakukannya. Kalau tuan tahu kau pergi lebih dari satu jam, dia akan murka," ucap Carlos mengingatkan bagaimana tempramen tuannya itu. "Tapi kan Kakak bilang, kalau Tuan akan kembali nanti malam. Jadi, kita masih sempat mampir ke supermarket." Akhirnya Carlos menuruti kemauan Bella, mereka berhenti di supermarket dan Bella berbelanja di sana. Setelah setengah jam berada di sana, Bella dan Carlos kembali ke mansion Leandro. Sesampainya Bella di depan pintu, dia disambut dengan lemparan vas bunga dari seseorang dari dalam rumah. Prang! "Ahh!" TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN