Bab 15. Hukuman Untuk Pembangkang

1042 Kata
"Bella!" seru Carlos yang terkejut melihat Bella sudah terduduk di lantai sambil memegang kepalanya yang terluka oleh vas bunga tersebut. Sialnya, Carlos tidak sempat menyelamatkan Bella dari serangan tak terduga dari Leandro yang sedang duduk di atas sofa dan menatap mereka dengan tajam. Vas bunga itu pecah mengenai kepala Bella dan serpihannya berserakan dibawah lantai, sebagiannya lagi berada di atas tubuh Bella. Wanita malang itu terduduk, setelah kepalanya berdenyut nyeri dan tetesan cairan pekat berwarna merah membasahi wajahnya dari kening. Tetesan cairan merah itu juga membasahi lantai dibawahnya. Carlos menaruh belanjaannya di atas lantai, lantas dia pun mendekati Bella dengan khawatir, dia bermaksud membantu Bella berdiri. Kasihan juga melihat wanita itu dilempar vas bunga oleh tuannya. "Bella, apa kau—" "Sentuh dia, kau akan mati Carlos!" Kalimat yang terlontar dari Leandro, sontak saja membuat Carlos terdiam, padahal tadinya dia ingin membantu Bella berdiri. Dia tahu bahwa ancaman tuannya tidak main-main. Carlos hanya bisa mengucapkan maaf dalam hatinya kepada Bella. "Berdiri, Bella!" Titah pria itu dengan tegas. Tubuh Bella gemetaran, kakinya lemas dan kepalanya terasa sakit karena kejadian barusan. "Tuan ... sa-saya." "Aku tidak suka mengulang perkataanku Bella!" sentak Leandro emosi. Dia bahkan mendekati Bella dengan tidak sabar, lalu menariknya paksa untuk berdiri. "Tuan, kenapa anda marah?" "Kau tanya kenapa aku marah? Kau tidak lihat ini sudah jam berapa hah?" cerca pria itu sambil memperlihatkan salah satu jam dinding di rumahnya yang menunjukkan pukul 3 sore. Bella pun melihat ke arah jam tersebut dan dia menyadari kesalahannya. Seharusnya Bella kembali pukul 13.30, karena dia sudah berada di rumah sakit dari jam 12.30. Waktunya bertemu ibunya hanya satu jam saja dan dia terlambat. Tapi Bella terlambat 1 jam 30 menit. Wanita itu pun berusaha untuk menjelaskan semuanya pada Leandro, sebelum pria itu bertambah murka kepadanya. "Tuan, maafkan saya. Saya hanya—" Akan tetapi, Leandro tidak mau mendengarkan penjelasan Bella dan langsung memotong ucapannya. "Hanya karena aku sedikit lunak padamu, bukan berarti kau bisa seenaknya menginjak-injak diriku!" "Saya tidak bermaksud menginjak-injak tuan, saya hanya—" "Pembangkang seperti dirimu memang harus dihukum!" ujar Leandro yang sudah murka dan tak mau mendengarkan apapun dari Bella. Dia menarik tangan Bella dengan kasar, menyeret wanita itu menuju ke arah dapur. Tak mempedulikan Bella yang meringis kesakitan dan menahan sakit di kepalanya, karena lemparan vas bunga kaca tadi. Carlos dan Damon mengikuti mereka dari belakang, Damon yang pada awalnya hanya diam saja, akhirnya menjadi iba pada Bella yang sekarang akan terkena hukuman dari Leandro. Apalagi dia tahu, kalau suasana hati tuannya, tidak terlalu baik sebelumnya. Bella diseret sampai ke ruang bawah tanah yang bahkan tak pernah Bella ketahui sebelumnya. Carlos dan Damon semakin tegang saat melihat Bella dibawa kesana, sekaligus tidak percaya kalau tuan mereka akan membawa wanita itu ke sana. "Tuan! Tolong dengarkan saya dulu, nona Bella terlambat karena—" Tatapan tajam disertai aura membunuh yang tertuju pada Carlos, seketika membuat pria itu langsung membeku. Damon juga tidak berani untuk bersuara, takut dia akan terkena imbasnya. Tapi, di sisi lain dia kasihan pada Bella. "Aku tidak menyuruhmu untuk berbicara, Carlos." Leandro melanjutkan langkahnya dan menyeret Bella, tak peduli dengan kesakitan dari wanita itu. "Tuan, tolong ... kepala saya sakit. Tangan saya juga, tolong jangan begini. Izinkan saya menjelaskan mengapa saya terlambat," ucap Bella memohon sambil menahan tangisnya. "Kau jadi besar kepala, karena aku terlalu lembut padamu. Kau meremehkan ku, sialan!" umpat pria itu yang lalu mendorong Bella ke dalam salah satu ruangan sempit dengan pintu yang dilapisi baja. Tidak ada celah di sana, kecuali kotak kecil di bawah pintu baja itu. Wanita itu di kunci di dalam sana, dia jatuh ke atas tumpukan jerami. Gelap dan pengap, itulah yang Bella rasakan di sana. Bella juga mencium ada bau amis yang pekat di dalam sana. Perlahan-lahan rasa takut menyeruak le dalam dirinya dan sekujur tubuhnya merinding berada di tempat sempit dan gelap ini. Ya, Bella memilki Nyctophobia, nyctophobia adalah ketakutan ekstrem terhadap kegelapan. Fobia ini sangat umum di kalangan anak-anak tetapi dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia. "Tuan! Tolong buka pintunya, saya minta maaf Tuan! Tuan!" teriak Bella dengan tenaganya yang tersisa, dia menggedor-gedor pintu baja yang sulit dihancurkan itu. "Tuan, saya janji ... saya tidak akan terlambat lagi. Saya mohon keluarkan saya dari sini, tuan!" Namun, Leandro sama sekali tidak peduli dan dinginnya, dia pergi begitu saja dari sana. Sedangkan Carlos dan Damon masih berada di sana. Mereka melihat ke arah pintu baja itu dengan iba. "Tuan! Saya mohon! Keluarkan saya ... saya takut Tuan, saya takut." Bella bersuara keras sambil menggedor-gedor pintu, suaranya terdengar ketakutan. Di dalam sana, dia merasakan sesak di dadanya. Hingga akhirnya, Bella jatuh lemas terduduk bersandar di depan pintu. "Damon ....,"lirih Carlos seraya menatap rekannya itu dengan tatapan sendu. "Aku tidak bisa melakukan apa pun, Carlos." Damon menggelengkan kepalanya, dia seakan mengetahui isi kepala Carlos bahkan sebelum Carlos menyelesaikan perkataannya. "Hey! Apa kalian mau dihukum juga?" ucap Leandro saat melihat kedua anak buah setianya masih berdiri di depan pintu baja tersebut. Carlos dan Damon langsung melangkah menyusul Leandro dan berjalan dibelakangnya. Ketiga pria itu pun berada di ruang tengah saat ini, dengan Leandro yang sedang menyesap nikotinnya. Pria itu masih kelihatan marah. "Tuan, nona Bella ... dia terlambat karena pergi berbelanja ke supermarket, karena dia memasak makanan untuk Tuan." Carlos akhirnya berani bicara dan berharap agar bisa menghentikan Leandro berdecak, tak terima dengan alasan itu. "Terlambat tetap saja terlambat, tidak ada alasan." "Memang, semua wanita itu sama. Pembohong, penipu, murahan," gumam Leandro dengan dingin. Damon dan Carlos tahu, kalau tuannya memiliki kebencian terhadap mahluk yang bernama perempuan. Ada alasan akan semua itu dan kebencian Leandro sudah mengakar kuat di dalam dirinya. Leandro beranjak dari tempat duduknya,lalu ia berkata kepada dua anak buahnya itu. "Jangan temui dia, memberikan dia minum atau makanan sampai besok pagi." "Ya, Tuan." Kedua pria itu menganggukkan kepalanya, mereka terpaksa harus patuh akan perintah. *** Tak ada yang tahu bagaimana keadaan Bella sampai keesokan harinya, Carlos pun tidak berani menemuinya karena perintah Leandro. Jika pria itu tidak ada di mansion, mungkin dia akan menyelinap pergi ke ruang bawah tanah. Sayangnya dia tidak bisa melakukan itu, karena Leandro tidur di mansion malam ini. Keesokan harinya, Leandro sendiri yang datang menemui Bella di siang harinya. Pria itu melihat Bella sudah tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu. "Bella!" TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN