Ketemu = apes pangkat seratus

1866 Kata
Dalam bayangan Mila, akhir pekannya akan ia isi dengan melakukan me time dengan menonton film superhero yang sudah ia tunggu-tunggu sejak beberapa bulan yang lalu dan setelah film itu selesai Mila akan pergi ke restoran Korea. Mila sudah lama ingin mencoba jajangmyeon. Mila penasaran akan rasa makanan korea itu karena ia sering melihatnya di drama Korea yang ia tonton. Ya, Mila adalah pecinta segala sesuatu yang berkaitan dengan negara Korea. Mila sejak lama jatuh cinta pada negara itu karena film-film drama yang ia tonton dan boyband Korea super junior dulu. Impian Mila saja, suatu hari nanti ia bisa datang ke negara Korea untuk berlibur. Walau entah kapan ia bisa memenuhi impiannya itu tapi Mila selalu mendoakan mimpinya itu agar suatu hari nanti bisa terwujud. Kini dengan pakaian santainya, sebuah celana panjang jeans dengan baju kaos berwarna putih, tas selempangnya dan sepatu flat sebagai alas kakinya, Mila pergi ke mall untuk menjalankan rencana yang ia sudah susun. Mila berangkat dengan menaiki angkutan umum karena ia terlalu malas untuk mencari parkir di mall saat akhir pekan karena parkir mall akan penuh dan akhirnya motornya akan parkir ditempat yang cukup jauh dan ia terlalu malas untuk berjalan jauh menuju parkiran lagi saat ia pulang nanti. Mila sampai di mall dan dengan langkah santai ia menuju bioskop untuk membeli tiket film superhero incarannya. Mila selain menyukai drama korea, wanita itu juga pecinta film action dan memang nonton film dibioskop sendiri adalah salah satu usahanya untuk tetap waras di tengah-tengah kegilaan dalam hidupnya. Miris memang saat yang lain nonton film dengan pasangan mereka, Mila malah nonton seorang diri. Adik-adiknya terlalu sibuk dengan kegiatan sekolah mereka dan mereka tidak suka keramaian sehingga pergi ke mall bukanlah hal yang mereka inginkan di waktu libur mereka. Mila hanya memiliki weekendnya untuk mempertahankan kewarasannya dengan pergi atau melakukan apa yang ia suka dan itu pun kadang tidak bisa ia lakukan karena ada saja pekerjaan yang ia bawa pulang karena ia merasa waktunya untuk mengerjakan pekerjaannya di kantor masih kurang. Namun kali ini Mila mengabaikan pekerjaannya karena ada satu film superhero yang sudah ia tunggu dari lama. Mila jelas tidak akan melewatkannya. Mau ada pekerjaan yang penting dengan tag top priority pun akan ia abaikan. Ia akan mengosongkan empat jam waktunya untuk menonton dan makan setelah itu. Dengan tiket yang ada ditangannya saat ini, Mila sudah membayangkan bahwa ia akan duduk diam fokus selama dua jam lebih di dalam bioskop dengan popcorn dan minumannya. Mila yakin ia akan tersihir masuk ke dalam film karena terlalu fokus dengan film yang ia lihat lalu wanita itu pun keluar dari ruang bioskop dengan hati yang begitu puas. Namun bayangan itu langsung buyar ketika mata Mila menangkap pemandangan yang hampir membuat bola matanya keluar menggelinding dari posisinya. Mata Mila menangkap sosok Adriel, atasan barunya yang sedang duduk bersama tiga wanita dengan wajah kakunya. Mila semakin kaget ketika pandangannya bertemu dengan pria itu lalu pria itu tersenyum sambil mengangkat tangannya pada Mila. Melihat aksi bosnya itu pun dengan cepat Mila mengalihkan pandangannya dan berjalan kesembarang arah. Mila bersumpah akan berpura-pura tidak melihat Adriel. 'Cilaka dua lusin!' Mila berjalan terus tanpa menenggok ke arah kiri kanan apa lagi ke arah belakang. Tujuan Mila hanya satu, ia harus menjauh dari tempat itu karena ia tidak ingin bersinggungan dengan bos barunya. Mila memilih masuk ke dalam toko buku dan berjalan ke salah satu rak komik. Mila tidak suka komik tapi kakinya memutuskan untuk berhenti di rak ini. Otak Mila memberi warning untuk dirinya menjauh. "Kaki kamu pendek tapi kenapa jalannya cepet banget kayak orang lari? Abis liat hantu?" Mila yang sedang mengatur nafasnya langsung tersentak kaget dan otomatis memegang jantungnya setelah mendengar pertanyaan dari suara yang jelas ia kenal. Suara Adriel. Bosnya. Otaknya dengan cepat memproses ucapan Adriel sebelum ia menengok. 'Apa tadi dia bilang? Apa barusan bos barunya ini body shaming? Lari habis ngelihat hantu? Mila lari karena melihat bosnya itu. Jadi bosnya itu hantu? Duh kenapa dia disini sih? Bangkheee! Harus apa gue sekarang?!' Mila menghela nafas cepat lalu dengan cepat memasang wajah ramah dengan senyum yang ia pasang senatural mungkin namun malah terlihat kaku bagi Adriel. "Eh, Pak Adriel. Lagi di mall, Pak?" Mila berucap sambil tersenyum sok ramah. Adriel bersedekap. "Saya tanya kenapa kamu lari?" Ugh, bossy banget. Nada Adriel terdengar menyebalkan masuk di telinga Mila. Mila langsung berpikir keras. "Saya gak lari, Pak. Saya jalan buru-buru mau kesini." Mila memberi senyum lebar diakhir kalimatnya sambil menunjuk rak komik di depannya dan tanpa pikir panjang dan tanpa menunggu lama, wanita itu pun dengan cepat pamit, "Saya permisi, Pak." Sudah tentu, barang jelas kalau Mila tidak ingin lama-lama berada di dekat bosnya. Mila memilih kabur karena ia tidak ada urusan dan ia memiliki rencananya sendiri. Namun rencana kabur Mila langsung dihadang Adriel, "Aprilia Kamila, Saya minta tolong." Rencana Mila gagal. Mila gagal kabur karena namanya dipanggil lengkap oleh Adriel. Mila pun kembali menatap bosnya itu, "Maaf, Pak? Gimana?" "Saya perlu pergi dan saya perlu bantuan kamu, April." Adriel berucap dengan nada datarnya. Mila bingung namun otak pintarnya dengan cepat melakukan cocoklogi antara apa yang ia lihat tadi dengan ucapan Adriel barusan. Dengan sotoynya Mila pun berucap, "Maaf, Pak. Panggil saya Mila aja. Saya biasa dipanggil Mila. Bapak mau saya bantuin kayak di film-film gitu? Jadi pacar biar bapak enggak dijodohin?" Bayu pun memandang datar Mila dan menjentik dahi Mila, "Mikir apaan sih kamu? Sembarangan. Siapa yang dijodohin? Saya mau pergi dan saya minta tolong kamu sampein ke mama saya kalo saya pergi. Kamu kan tadi lihat saya, kamu pasti lihat saya sama mama saya." Mila pun memasang muka absurdnya. "Ahh.. Begituuu.. Saya kira...." Adriel memasang wajah datar. "Jangan kira-kira. Apa yang kamu kira belum tentu tepat. Sana datangi tempat mama saya." Demi captain america yang menyelamatkan bumi dari winter soldier yang dibawah pengaruh hydra, ucapan Adriel berucap dengan nada yang justru terdengar bossy dan menyebalkan ditelinga Mila. Mila pun memandang sebal Adriel. Seumur-umur Mila baru menemukan orang yang minta tolong dengan nada yang menyebalkan seperti ini. Ini bukan minta tolong tapi pemaksaan. "Maaf, Pak. Tapi saya enggak lihat bapak sama mamanya bapak. Saya..." Adriel pun memutar bola matanya membuat Mila menutup mulutnya tanpa sadar. "Kamu ini ternyata bawel, ya? Saya tau kamu lihat saya. Gak usah alesan. Saya minta tolong. Udah sana. Makin lama kamu jalan makin lama urusan kamu sama saya." Mila menelan lagi kalimat yang ia ingin ucapkan. Benar, semakin lama maka akan semakin lama urusannya dengan pria itu. Mila dengan wajah kesal pergi meninggalkan Adriel begitu saja. Mila baru pertama kali bertemu dengan orang yang minta tolong tapi dengan cara yang menyebalkan. Orang yang minta tolong malah lebih galak. Mila mengumpat kesal. Ia baru kenal dan baru pertama kali bertemu diluar kantor dengan pria itu kini ia bersinggungan dengan cara yang menyebalkan. Mila pun pasrah melakukan apa yang diminta atau lebih tepatnya diperintah oleh Adriel. Mila pun memandang sengit Adriel yang dengan santai bersedekap. Namun Mila tersadar, ini hari sabtu. Hari bebasnya. Ia bukan dikantor. Kenapa ia nurut banget sama Adriel seperti ini. Mila pun sudah hendak melayangkan protesnya namun niatnya sudah dibaca oleh Adriel. "Deadline kamu saya mundur jadi hari rabu semua. Jangan banyak protes. Sana bantu saya dulu," Adriel mengucapkannya dengan nada santai. Mila hanya diam bersedekap. Penawaran Adriel tidak menarik. Adriel memutar bola matanya, "Bonus kamu mau cair bulan ini apa mundur bulan depan, Pril?" Mila mendengus kesal. Tanpa sadar Mila menghentakan sebelah kakinya dan pergi begitu saja meninggalkan Adriel. Kenapa sih para atasan suka menjadikan bonus sebagai ancaman? Bagaimana ia protes kalau bonusnya yang menjadi bahan ancaman? Bonusnya adalah hal penting karena ia sudah janji pada Ibu Widyawati untuk memberikan uang bonusnya untuk membeli kebutuhan di rumahnya bulan ini. Mila berjalan dengan rasa kesal namun otaknya berpikir keras. Alasan apa yang harus ia berikan pada orang tua Adriel. Atasan sableng bin gendheng. Kenal sama mamanya aja enggak, ini Mila sudah dikorbankan untuk memberi alasan. Kalau saja Adriel sama seperti Ardian sudah Mila pastikan nasib Adriel akan berakhir mengenaskan karena menerima cubitan maut Mila. Tapi apes pangkat seratus buat Mila, Adriel adalah atasannya. Nasib Mila di kantor kini tergantung Adriel. Mila sudah melihat wanita yang menjadi sasarannya. Wanita paruh baya yang ia yakin adalah mama dari Adriel. Wanita itu duduk bersama dengan dua wanita lain yang satu masih muda dan cantik dan yang satu lagi adalah wanita paruh baya yang Mila yakin adalah mama dari si wanita cantik. Mila yakin sejuta persen kalau Adriel sedang dijodohkan namun pria itu hanya tidak mau mengakuinya. Mila pun menggaruk kepalanya. Apa yang harus ia katakan? Dengan otak pintarnya Mila mendapatkan satu alasan dan dengan dengan yakin melangkahkan kakinya menuju tempat yang menjadi tujuan utamanya. "Maaf, permisi Bu. Saya Mila..." Kedatangan Mila pun jelas menjadi pusat perhatian ketiga wanita berbeda usia itu. "Kamu siapa?" Wanita paruh baya yang Mila kira sebagai mamanya Adriel pun bertanya. "Saya Mila, Bu. Saya karyawannya Pak Adriel. Tadi saya gak sengaja ketemu beliau lalu saya diminta kesini buat sampein pesan kalau beliau harus pergi duluan," Mila menjawab dengan nada sopan dan formal. Jelas Mila tidak ingin mendapat salah paham. Ketiga wanita itu saling bertukar pandang. "Adrielnya kemana, Mbak?" Wanita yang lebih muda bertanya pada Mila kali ini. "Ah, Pak Adriel tadi bertemu dengan atasan saya. Bapak sama Ibu langsung pergi dan saya diminta sampaikan kesini. Mohon maaf bukannya bermaksud tidak sopan tapi maaf saya tidak bisa menjelaskan lebih detail karena saya tidak tau dan saya tidak bisa lama-lama karena saya ditunggu," Mila berucap dengan nada formal dan sopan. Ketiga wanita itu serempak mengerutkan alisnya bingung. "Udah, Ndah. Kamu kontek Adriel aja langsung. Mila ini cuma disuruh, biarin dia pergi dulu, kasihan sudah ditungguin," Wanita paruh baya yang duduk di depan Mama Adriel pun angkat bicara. Mama Adriel pun mengangguk kaku dan akhirnya Mila bebas. Mila pamit dan pergi. Mila melenggang bebas ketika urusannya selesai. Ia sudah menyampaikan pesan bahwa atasan gendengnya itu pergi. Masalahnya selesai. Mila pun melenggangkan kakinya kembali menuju bioskop ketika ia melihat jam yang melingkar ditangannya menunjukan setengah jam lagi film yang ia tunggu akan segera dimulai. Mila pikir masalahnya dengan Adriel selesai. Ia sudah menjalankan apa yang pria itu perintahkan namun saat ia melihat Adriel tiba-tiba muncul lagi dihadapannya dengan wajah garang dan tangan bersedekap, Mila tau kalau urusannya dengan Adriel belum selesai. "Apa yang kamu bilang sama mama saya?" Adriel bertanya dengan nada ketus. Mila mengerutkan alisnya mendengar pertanyaan dan nada ketus Adriel, "Ya, saya bilang sesuai yang bapak suruh. Bapak pergi ada urusan gak bisa balik." "Alasannya?" "Alasannya pergi sama atasan saya. Bapak sama Ibu pergi saya gak tau kemana. Saya cuma disuruh," Mila menjawab santai. Adriel membulatkan matanya. "Atasan kamu kan saya?! Pergi sama Ibu, yang kamu maksud Ibu siapa?" Adriel bertanya dengan nada mulai meninggi. "Nah itu urusan bapak mau bilang Ibu siapa. Urusan saya kan cuma sampein kalo bapak gak bisa balik kesana." Adriel mendengus kesal. "Tapi kamu bikin saya dalam masalah." "Tapi masalah saya selesai." Mila menanggapi dengan nada tidak kalah tinggi. Adriel menghela nafas panjang. "Kamu menyelesai kan masalah dengan masalah baru, Aprilia Kamila." Mila menggendikan bahunya, "Masalah bapak bukan masalah saya." Mila pun melenggang pergi dengan langkah penuh percaya diri melewati Adriel namun baru satu langkah, Mila sudah berhenti. Adriel menatapnya tajam dengan wajah kesal, "Jelas kamu dalam masalah besar, Aprilia Kamila."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN