Regan menuruni anak tangga dengan gelisah. Viona jatuh cinta padanya? Tidak-tidak. Ini jelas salah. Apakah ia terlalu baik pada gadis itu seperti yang dikatakan oleh Viona tadi? Ah, ia jadi serba salah. Jika ia mengabaikan Viona, ia juga tidak bisa. Namun, jika ia bersikap baik, ia cemas Viona akan salah paham. Regan mengambil air dingin dari kulkas lalu meneguknya cepat. Dadanya masih bergemuruh, sebab ia tahu ini bukan salah Viona. Ia bahkan juga merasa nyaman dan bahagia bersama Viona. "Mas, gimana Viona?" Regan mengalihkan tatapannya pada Asri. Bukankah salah jika ia jatuh hati pada dua wanita sekaligus? "Mas?" Asri mendekati Regan. "Kok minum air dingin? Mau aku buatin kopi?" "Nggak, Sayang." Regan merangkul bahu Asri. "Viona udah mendingan, tapi dia butuh istirahat." Regan melam