“Gimana Lang, udah ada balasan dari Pak Tirta?”
“Sorry Ga, orangnya susah sekali diajak nego. Masih tetap mau nanti siang meeting-nya!”
“Terus gimana? hari ini aku harus menghadiri, acara penyambutan di rumah sakit.”
“Ya, sudah kamu datang aja ke rumah sakit! lagian salah sendiri, Pak Tirta main ajuin jadwal sesuka hatinya.”
Hari ini, Reiga resmi menggantikan Kakek Hanan sebagai Direktur Rumah Sakit yang baru.
Pagi tadi, Galang menghubunginya. Memberi kabar, jika salah satu klien dari Singapura ingin bertemu, membahas proyek yang sedang mereka kerjakan.
Meskipun Galang sudah menjelaskan jika, hari ini Reiga memiliki jadwal yang sangat padat. Dia tetap memaksa untuk tetap bertemu.
Tirta ini termasuk pengusaha muda yang sukses, tapi dia memiliki sifat yang sangat arogan.
Reiga memiliki rencana, setelah proyek kerjasama ini berakhir. Dia tidak akan melanjutkan kerjasama dengan perusahaan Tirta lagi. Karena Reiga sangat tidak suka, memiliki rekan kerja yang punya attitude tidak baik.
Setelah selesai merapikan penampilan, Reiga turun menuju meja makan. Di Sana sudah ada, Kakek Hanan dan Hadi sedang berbicara dengan wajah serius.
“Pagi Kek, pagi Pak Hadi.”
“Pagi juga, Nak.”
“Pagi, Pak Reiga.”
“Tumben Pak Hadi pagi-pagi sudah ke rumah? ada masalah?”
“Iya, Pak. Ada sedikit masalah di rumah sakit.”
“Masalah apa?”
“Kita sarapan dulu, dan segera berangkat ke rumah sakit. Di perjalanan nanti akan Kakek jelaskan!”
Karena Kakek Hanan sudah dalam mode serius. Mereka memulai sarapan dengan diam, tidak ada satupun yang berbicara.
Seusai sarapan, Kakek Hanan langsung mengajak berangkat ke rumah sakit. Saat Reiga melihat jam di tangan, ternyata baru jam 7 pagi. Sedangkan acaranya, akan di mulai jam 10 pagi.
“Ga, kamu tau PT Medica Global?” tanya Kakek Hanan, saat mereka sudah berada di mobil.
“Kalau ngak salah, itu perusahaan alat kesehatan, milik Ayah dari rekan bisnisku.”
“Benar sekali."
“Apa perusahaan itu, yang membuat masalah, Kek?”
“Suryadarma, ingin bermain-main dengan Kakek. Perusahaannya mengirim alat kesehatan dengan kualitas, tidak sesuai dengan yang ada di kontrak!”
“Kalau hanya soal kualitas alat yang tidak sesuai, itu bukannya sangat mudah di selesaikan? Pasti ada masalah lainnya, benar Kek?”
“Kamu memang Cucu Kakek yang sangat pintar. Kamu bisa dengar dan lihat sendiri penjelasan, dari hasil audit nanti. Ini Tugas pertamamu, sebagai Direktur yang baru!”
“Belum juga sampai rumah sakit Kek, udah dapet tugas saja,” ucap Reiga, berusaha mencairkan suasana tegang dalam mobil.
“Haha ... haha dasar Cucu baik, Kakek ini sedang bicara serius!”
“Tenang aja, Kek. Reiga pasti akan secepatnya menyelesaikan masalahnya!”
Karena selama di perjalanan Reiga dan Kakek Hana, terus mendiskusikan masalah pekerjaan. Tidak terasa, sudah sampai di rumah sakit.
Saat mereka turun di lobi, sudah di tunggu oleh Hadi yang tadi berangkat terlebih dahulu.
Hadi langsung membawa mereka menuju ruang kerja Kakek Hanan. Reiga mengerti bahwa ini adalah rapat rahasia. Jadi, Hadi sengaja tidak menggunakan ruang rapat yang biasa di gunakan.
Reiga semakin yakin jika bukan masalah dari Vendor saja, melainkan ada orang dalam yang terlibat dalam masalah ini.
“Jadi apa saja yang kalian temukan?” ucap Kakek Hanan, setelah kami semua duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya.
“Seperti yang Pak Hanan duga. Memang ada beberapa petinggi rumah sakit, yang bekerja sama dengan PT Medica Global,” jawab Auditor, yang mendapat tugas untuk menyelidiki masalah ini.
“Apa kalian mendapatkan bukti kecurangan yang mereka lakukan?”
“Iya, Pak. kami sudah mendapatkan beberapa bukti, dan nama-nama petinggi yang di duga terlibat.”
“Kerja bagus, setelah ini kalian akan bekerja sama menyelesaikan masalah ini dengan Pak Reiga. Hari ini saya akan memberi kesempatan, para penghianat itu untuk bersenang-senang, sebelum mendapatkan pelajaran!”
“Siap, Pak!” jawab Tim audit dan Hadi, setelah itu mereka bersiap menuju ke aula rumah sakit.
Hanya ada Reiga dan Kakek Hanan yang masih di dalam ruangan. Kakek Hanan mengatakan pada Hadi, ingin berbicara dengan Cucunya sebentar. Sebelum, menyusul ke aula.
“Jadi, Kakek ingin bicara apa?”
“Kamu pasti tau 'kan, lawan yang akan kamu hadapi?”
“Iya Kek, Reiga tau! Selain harus menghadapi Suryadarma, aku juga sekaligus akan berlawanan dengan Tirta Anggara Suryadarma!”
“Kamu yakin bisa? Setahu Kakek perusahaan kalian, sedang memiliki proyek bersama.”
“Kerjasama yang sebentar lagi akan selesai, Kakek tenang saja. Sebelum Reiga tahu ada masalah ini, aku juga sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan, kerjasama dengan Tirta pada proyek selanjutnya!”
“Baiklah, Kakek percaya pada kemampuan Cucu Kakek. Kakek juga akan ikut memantau perkembangan kasus ini.”
Hadi datang kembali, memberitahukan jika acara akan segera di mulai. Kemudian, mereka pergi dari ruangan menuju ke aula tempat di selenggarakan acara penyambutan. Reiga sebagai Direktur rumah sakit yang baru.
Reiga, berencana akan melakukan perombakan sistem manajemen rumah sakit. Sebenarnya dia sudah curiga, dengan beberapa orang terdekat Kakeknya.
Dia merasa Kakek Hanan sudah tau, siapa dalang dari setiap masalah dirumah sakitnya.
Awalnya, Reiga mengira akan sangat membosankan menjalankan rumah sakit. Ternyata, belum ada sehari dia di lantik. Sudah di sambut dengan permainan yang sangat menarik.
Setelah hampir 1 jam, acara inti dari penyambutan sudah selesai. Kini para staf dan Karyawan rumah sakit sedang menikmati jamuan yang suda di sediakan.
Saat ini, Reiga sedang berbincang dengan beberapa Staf senior rumah sakit. Sebagian dari mereka, memang banyak yang sudah memasuki masa pensiun. Namun, Kakeknya tidak membiarkan mereka untuk pensiun.
Sebelum Reiga setuju untuk menggantikannya. Kakek Hanan berdalih, tidak mau menjadi orang tertua di rumah sakit.
“Selamat ya, Nak. Akhirnya, kamu setuju menggantikan kakek mu juga,” ucap Dokter Aslam
“Iya, akhirnya kita bisa menikmati masa pensiun juga! dan untuk Cucu baiknya Pak Hanan, selamat atas jabatan barunya. Semoga kamu bisa menjadikan rumah sakit ini, semakin maju dan sukses,” ujar Dokter Hendro, sahabat kakek sekaligus Staf senior rumah sakit.
“Terima kasih, Dokter. Mohon bimbingannya. Dan juga, saya minta maaf. Karena ulah kakek saya, Dokter jadi telat menikmati masa pensiun.”
“Haha ... haha, santai saja, Nak. Kami tadi hanya bercanda. Setelah ini Kami dan Kakekmu, akan sibuk dalam urusan menyenangkan. Kami sudah membuat jadwal dan tempat, yang akan di kunjungi setiap hari untuk memancing,” jawab Dokter Aslam.
“Baiklah, Dokter. Saya akan mengirim hadiah pancing yang sangat istimewa. Sebagai ucapan terima kasih, karena sudah berdedikasi tinggi untuk rumah sakit ini.”
“Jika kamu memaksa, kami tidak akan menolaknya, Nak. Terima kasih,” ucap Dokter Hendro. Seketika, kami pun tertawa mendengar ucapan Dokter Hendro.
Sampai saatnya acara berakhir, satu persatu Staf dan Karyawan sudah kembali ke pekerjaannya masing-masing.
Tamu undangan juga sudah kembali pulang. Reiga meminta Hadi untuk mengantar pulang Kakek Hanan. Karena dia takut, Kakeknya kelelahan dan berujung sakit.
Setelah Kakek Hanan pamit pulang, Reiga bergegas menuju ke ruang kerjanya yang baru. Galang sudah memberi kabar, bahwa dia sudah menunggu di sana.
Tadi sebelum acara berakhir, Reiga meminta Galang untuk datang ke rumah sakit. Dia tidak ikut dalam acara karena hari ini, ada pekerjaan penting yang tidak bisa di tinggalkan.
Saat sedang menunggu lift, ponsel di saku celana Reiga bergetar. Setelah melihatnya, ternyata nomer baru sedang menghubungi.
“Camuikum, Yayah,” ucap penelepon, yang memiliki suara menggemaskan. Dengan pelafalan yang tidak jelas.
“Waalaikumsalam, Sayang, Embun telepon pake nomor siapa?”
“Mbun, pon ake Hp bak Ka.”
Walaupun Reiga belum bertemu pengasuh Embun, tapi Hani sudah menceritakan jika dia sedang bekerja, Embun akan di asuh oleh Mbak Ika.
Mbak Ika ini adalah anak panti asuhan yang dulu di asuh oleh Hani, saat dia masih tinggal di panti.
“Embun, lagi apa Sayang? Sudah makan belum?”
“Mbun dah aem! Mbun ain lumah oneka becal.”
"Mbun, suka sama rumah bonekanya?”
“Uka Yah, aacih Yah!”
“Iya sama-sama Sayang, kalau gitu Embun lanjutin mainnya ya? Ayah mau kerja dulu.”
“Mbun angen Yayah, emenin Mbun ain Yah!”
“Ayah juga kangen sama Embun, hari minggu nanti Ayah ke rumah Embun. Nanti kita main sepuasnya. Oke, Sayang?”
“Anji ya Yah, gak oleh oong loh!”
“Iya Ayah janji! udah dulu ya anak cantiknya Ayah. Wassalamualaikum, Sayang.”
“Camuikum Yayah, mangat kelja ya!”
Setelah menjawab salam dengan pelafalan yang sangat tidak jelas, Embun segera mematikan teleponnya.
Anehnya, sehabis mendapatkan telepon dari Embun. Reiga merasa seperti mendapatkan suntikan energi. Setelah lelah berbasa-basi, dengan para parasit rumah sakit tadi.
Mereka mulai mendekatinya, Saat di acara tadi. Mulai mencari muka agar terlihat baik, Pasti agar tidak ketahuan jika telah melakukan kecurangan.
Parasit-parasit itu pasti tidak akan menduga, kalau Reiga sudah menyiapkan kejutan yang sangat menarik untuk mereka semua.