Introgasi Agam 1

1149 Kata
    Alfa dan Tengku mengkerut takut saat tiba-tiba keduanya ditarik seperti anak kucing ke dalam ruang kerja milik Agam. Keduanya sudah memiliki firasat buruk mengenai hal ini. Pasti ada sesuatu yang mengganggu kakak dari orang tua mereka ini. Ah, padahal biasanya Alfa dan Tengku selalu saja berusaha untuk menghindari Agam jika memiliki rahasia yang berkaitan dengan Puti. Tentu saja hal itu terpaksa mereka lakukan karena, Agam selalu saja berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan, meskipun Alfa dan Tengku sudah berusaha mati-matian untuk menyimpan rahasia yang berkaitan dengan Puti.     Agam meminta—ah lebih tepatnya memerintahkan Alfa dan Tengku untuk duduk di tempat yang sudah ia sediakan. Kini, Agam duduk di seberang kedua pemuda yang tampak menyiapkan diri untuk menghadapi introgasi yang akan dilakukan oleh Agam beberapa saat lagi. Alfa dan Tengku menelan ludah mereka dengan kelu. Saat ini, Alfa dan Tengku harus berusaha untuk menyembunyikan semua hal yang keduanya ketahui perihat Puti. Karena keduanya sudah memiliki firasat jika mereka akan diintrogasi perihal masalah yang sudah mereka pikirkan.     “Jadi, kalian pasti sudah mengerti dengan apa yang akan aku lakukan karena membuat kalian berakhir di ruang kerjaku ini,” ucap Agam serius.     Alfa dan Tengku tentu saja menelan ludah dengan kelu. Keduanya saling bertatapan dan menggeleng dengan kompak. Ya, mereka memutuskan untuk berpura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi. Setidaknya, ini adalah keputusan terbaik yang bisa mereka ambil. Agam yang melihat tingkah Alfa dan Tengku menghela napas panjang sebelum memberikan tatapan tajam yang mematikan. Tentu saja Alfa dan Tengku yang mendapatkan tatapan tersebut tidak bisa menahan diri untuk merasa merinding. Keduanya ketakutan. Alfa dan Tengku semakin yakin jika Agam pasti akan menanyakan hal yang berkaitan dengan Puti.     Agam masih saja menatap kedua keponakannya itu sebelum bertanya, “Apa kalian masih mau pura-pura tidak tahu, bukan?”     “Kami memang tidak mengetahui apapun, Om. Kami tidak mengerti apa yang sebenarnya tengah Om bicarakan,” jawab Alfa lancar seakan-akan apa yang ia katakan bukanlah kebohongan. Alfa lalu melirik pada Tengku yang juga sudah menampilkan ekspresi normal yang sama sekali tidak terlihat tengah menyembunyikan sesuatu atau merasa tertekan. Namun, keduanya masih benar-benar anak bau kencur di mata Agam. Mau sekeras pun usaha yang mereka lakukan, mereka tidak akan bisa menyembunyikan apa yang mereka rahasiakan darinya.     Agam bersikap santai dan menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Sementara itu, tatapannya yang tajam masih saja tertuju pada Alfa dan Tengku. “Ah, jalian masih mau bersikap seperti ini? Baiklah, aku sama sekali tidak akan medapatkan kerugian. Tapi, berbeda hal dengan kalian. Aku tidak yakin, jika aku masih bisa menyimpan rahasia jika kemarin Tengku menghabiskan uang sebanyak dua juta rupiah hanya untuk membuat gadis bermata sipit itu merasa senang. Aku juga sepertinya tidak akan bisa menyimpan rahasia, jika selama ini Alfa sering menguntit gadis berkacamata yang sangat senang melukis.”     Mendengar apa yang dikatakan oleh Agam, Alfa dan Tengku jelas merasa terkejut. Kini keduanya tergagap. “Ba-bagaimana bisa Om tau hal itu?” tanya Tengku pada Agam.     Agam menyeringai. “Aku punya uang, dan punya kekuasaan. Karena itulah, aku bisa mengetahui semua hal tersebut. Jika kalian mau menutup mulut seperti ini, aku sama sekali tidak akan menahan diri untuk mengatakan semua hal yang aku ketahui ini pada kedua orang tua kalian. Kira-kira, apa yang akan dilakukan oleh mereka pada kalian, ya? Aku sendiri merasa penasaran, dan akhir-akhir ini aku merasa begitu bosan dan ingin mendapatkan sebuah hiburan yang cukup menyenangkan,” ucap Agam penuh arti.     Alfa dan Tengku tentu saja sudah mengerti dengan arah pembicaraan ini. Agam tentunya menggunakan apa yang ia ketahui tersebut sebagai ancaman. Jika sampai Agam tidak mendengar apa yang ia inginkan, sudah dipastikan jika Agam akan mengungkapkan apa yang ia ketahui pada kedua orang tua mereka. Bila itu terjadi, sudah dipastikan jika Alfa dan Tengku akan mendapatkan kemarahan dari kedua orang tua mereka. Namun, keduanya juga tidak bisa mengungkapkan rahasia yang mereka pegang begitu saja pada Agam. Kenapa? Karena jika mereka membocorkan hal ini, sudah dipastikan jika keduanya yang akan berhadapan dengan kemarahan Puti.     Memang benar, Puti tidak pernah melarang Alfa maupun Tengku untuk mengungkapkan rahasia yang dimiliki oleh Puti, mengenai siapa yang Puti sukai saat ini. Hanya saja, Alfa dan Tengku tahu dengan pasti, jika sampai hal ini diketahui oleh Agam, sebuah masalah besar dipastikan akan terjadi. Alfa dan Tengku tahu seberapa besar Agam menyayangi Puti. Karena rasa sayangnya itu, sudah dipastikan jika Agam tidak akan membiarkan Puti begitu saja jatuh hati pada Nazhan yang hanya berstatus sebagai seorang bodyguard pribadi bagi Puti sendiri.     “Jadi, apa yang kalian ketahui tentang Puti? Apa yang membuat Puti sebahagia ini? Apa mungkin yang aku pikirkan benar, tentang Puti menyukai seseorang? Lalu, siapa orang yang tengah disukai oleh Putri? Siapa pria yang sudah mencuri hati Puti?” cecar Agam tanpa berniat untuk menyimpan satu pun pertanyaan yang ia miliki dalam benaknya.     Alfa dan Tengku saling berpandangan, keduanya masih merasa ragu dengan keputusan yang akan mereka ambil. Hal tersebut tentu saja tertangkap dengan mudahnya oleh Agam. “Kalian tidak perlu ragu. Kalian cukup mengatakan hal yang kalian ketahui pada Om. Selanjutnya, Om yang akan mengambil alih. Om sama sekali tidak akan menyebutkan nama kalian sebagai sumber informasi. Kalian akan tetap aman, kalian tidak akan mendapatkan kemarahan dari Puti. Lagipula, Om hanya butuh penegasan dari hal yang sudah Om tebak,” ucap Agam.     Pada akhirnya, Alfa dan Tengku pun mengatakan apa yang mereka ketahui. Kedunaya memang sepakat untuk mengatakannya, karena keduanya yakin Agam akan memagang janjinya. Selain itu, mereka rasa jika apa yang mereka bocorkan ini tidak akan membuat Puti mendapatkan kemarahan Agam atau membuat Puti mendapatkan masalah. Tengku pun memberikan isyarat pada Alfa untuk mengatakannya.     Alfa menghela napas panjang sebelum menatap Agam. “Iya, Om. Puti memang sedang tertarik dengan seorang pria,” ucap Alfa.     Agam mengernyitkan keningnya. “Lalu, apakah pria yang disukai oleh Puti adalah orang yang Om kenal?” tanya Agam memastikan.     Alfa dan Tengku pun mengangguk. “Om mengenalnya,” jawab Alfa dan Tengku dengan kompak.     Agam pun menegapkan posisi duduknya. Agam mengernyitkan keningnya dan membuat Alfa serta Tengku menjadi harap-harap cemas. “Jangan katakan jika pria yang disukai oleh Puti adalah ….”     “Nazhan,” sambung Alfa dan Tengku dengan kompak membuat Agam mendapatkan jawaban dari semua yang ia pikirkan selama semalaman.     Agam mengangguk lalu kembali bersandar dengan nyaman. “Baik, Om sudah mendapatkan jawaban yang aku tunggu. Sekarang, kalian bias ke luar. Ingat, rahasiakan pertemuan kita ini. Jangan sampai, Puti tahu jika Om menanyakan hal ini pada kalian. Om juga akan merahasiakan semua yang sudah kalian katakan pada Om,” ucap Agam membuat Alfa dan Tengku mengangguk dengan cepatnya.     Keduanya tidak membuang waktu lebih lama lagi di dalam ruangan tersebut. Setelah kepergian keduanya, barulah Agam terdiam dan memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Tentu saja Agam tidak akan membiarkan Puti untuk tetap tertarik bahkan sampai memasuki tahap yang lebih serius daripada hal tersebut. Bagi Agam, Puti sangat berharga. Karena itulah, Agam tidak akan membiarkan Puti sampai jatuh pada pelukan orang yang sembarangan. Dan menurut Agam, Nazhan termasuk dalam golongan orang yang sembarangan, sebab itulah Agam tidak akan membiarkan semuanya bergulir di luar kendalinya. Agam akan memastikan jika Puti akan jatuh hati pada orang pilihannya, orang yang sudah dipastikan bisa menjaga dan membuat putri manisnya itu bahagia.   —bersambung ke Introgasi Agam 2—
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN