"Alea, saya harus ikut Papa kamu keluar kota, apa kamu tidak apa-apa saya tinggal?" tanya Adrian. Pergi dalam keadaan rumah tangganya yang sedang kacau terasa berat untuknya. Tapi Adrian harus pergi, ada masalah dengan salah satu klub malam milik mertuanya di luar kota dan ia harus turun tangan. "Aku tidak melarang Kak Adrian untuk pergi," jawab Alea sambil tetap memejamkan matanya. Ini sudah jam delapan pagi, tapi ia terlalu malas untuk bangun dari tempat tidur. "Kamu jaga diri baik-baik, jangan lupa makan dan minum vitamin." Alea tak lagi menjawab. Ia juga tak memberi reaksi apa pun ketika Adrian memberinya ciuman di puncak kepalanya ketika hendak pergi. Jika dulu ia akan tersenyum puas dengan tingkah malu-malu Adrian, kini ia merasa sangat muak. Adrian pergi, Alea justru senang. Ia