4. Another Girl

1901 Kata
"Belajar menjadi tenang. Karena emosi, pernah membuatku kehilangan segalanya." ----- Kiano baru saja menyesaikan ritual mandinya. Selesai berpakaian dengan rapi, pria bertato itu langsung membawa kakinya pergi ke ruang makan. Di sana, sudah ada Hans dan Veronica, wanita cantik yang belakangan ini memang sedang dekat dengannya. "Sayang ... kau sudah bangun rupanya." Wanita itu menyambut dengan ramah. Sengaja berdiri agar bisa memberikan pelukan hangat. "Kau sudah lama?" Kiano bertanya sembari membalas pelukan dan ciuman yang Veronica berikan. "Tidak, juga." Sambil mengurai pelukannnya, wanita itu menyahut. "Aku datang bersamaan dengan Hans." Kiano mengangguk. Menarik kursi lain, sengaja duduk bersebelahan dengan Veronica. "Maaf kalau beberapa hari ini aku sibuk dan tidak sempat untuk menghubungimu. Ku harap kau memahaminya." Veronica mengulas senyumnya. Cukup paham risiko mengencani pria sibuk seperti Kiano. Kalau mau hubungan mereka langgeng, ia memang harus banyak bersabar dari pada menuntut. Lagi pula, Anak sulung keluarga Winata itu tipe pria yang tidak suka di atur-atur oleh siapa pun. Terlebih Veronica baru sekedar teman kencan. Belum resmi sedikit pun jadi kekasihnya. "It's, Ok, aku paham pekerjaanmu. Itu sebabnya aku berinisiatif untuk menyusulmu kemari. Kau tidak keberatan, kan?" Kiano menggelengkan kepala. "Tentu saja tidak. Kenapa aku harus keberatan ketika dikunjungi wanita cantik sepertimu." Giliran pria itu yang kembali mengecup singkat bibir wanita di sebelahnya. "Sepertinya aku terlewat momen sesuatu." Dari arah kamar, terdengar suara wanita lain ikut menyahut. Membuat semua mata tertuju padanya. Lebih-lebih Veronica, ia begitu terkejut melihat sosok Anne yang berjalan santai lalu menarik kursi tepat di sebelah kiri Kiano. "Kenapa kau tidak membangunkanku, Sayang?" tanya Anne dengan sengaja. "Padahal, kau kan tahu kalau wanita hamil itu tidak boleh sedikit pun telat makan," "Kai!" Veronica bersuara. Menatap tajam ke arah Kiano, isyarat kalau dirinya butuh penjelasan lebih. "Nanti aku jelaskan padamu semuanya," ucap Kiano menenangkan. Pria itu meraih pergelangan tangan Veronica, meminta wanita itu untuk kembali tenang. Yang mana momen ini malah membuat Anne semakin gemas dan kembali bertingkah. "Kau tidak ingin berkenalan denganku?" "Anne ... Cukup!" sela Kiano. Tapi ucapan pria itu hanya di balas kerlingan mata penuh goda oleh wanita bernama lengkap Annastasia tersebut. Ia seolah tidak perduli. Bahkan semakin menyodorkan pergelangan tangannya ke arah Veronica. Bermaksud untuk mengajak bersalaman. "Kenalkan, aku Annastasia, calon istri dan wanita yang kini tengah mengandung anak Kiano." "Apa?" Veronica terperanjat. "Mengandung anak Kiano?" ulangnya. Lalu pandangan wanita itu beralih pada Kiano. "Kau menghamili wanita lain?" Bukannya menjawab, pria itu memalingkan wajahnya ke arah Annastasia. "Anne, Hentikan!" suara Kiano makin meninggi. Sementara Veronica yang kesal memilih untuk bangkit dari duduk. Meraih tas yang ia sampirkan di belakang kursi lalu memutuskan untuk pergi. Melihat hal ini, dengan raut kesal Kiano memilih untuk mengejar Veronica. Sementara Anne tampak tidak perduli. Sambil tersenyum, wanita itu menyapa Hans yang sedari tadi diam menikmati sarapannya. "Pasti sarapanmu menyenangkan. Menyantap American Sandwich sembari menonton adegan telenovela barusan." Hans terkikik geli. "Jujur, pagi ini aku ada di pihakmu, Anne. Aku senang kau bisa membuat Veronica kesal." Anne menautkan kedua belah alisnya. "Why?" Selesai meneguk minumannya, pria berbadan besar itu menyahut. "Karena aku kurang suka kalau Kiano dekat dengan Veronica. Aku tahu alasan sebenarnya wanita itu mendekati Kiano. Tapi calon suamimu tidak pernah percaya dengan apa yang ku katakan." Anne mengangguk angguk. "Ah, begitu rupanya." Hans turut mengangguk. "Ku harap, kau benar-benar hamil anak Kiano. Supaya Veronica berhenti mendekati Kiano." Sambil menyesap teh di tangannya, Anne tersenyum penuh arti. Entah apa yang sedang wanita itu pikirkan atau mungkin rencanakan kali ini. **** "Bisa-bisanya kau tinggal dengan seorang wanita! Padahal selama ini tidur denganku saja kau selalu menolak!" Masih diliputi emosi, Veronica terus saja melayangkan protes ketika Kiano membawa wanita itu ke ruang kerjanya. Ia tidak bisa menerima ketika pria yang selama ini dekat dengannya malah sekarang terang-terangan tinggal dengan wanita lain. "Vero, aku bisa jelaskan semuanya. Ini tidak seperti yang kau bayangkan." Kiano berusaha menenangkan. "Apa?" tanya wanita itu. "Apa yang mau kau jelaskan? Bahkan aku dengar sendiri kalau wanita tadi tengah mengandung. Jangan katakan kalau itu memang benar anakmu!" Kiano menggelengkan kepalanya. Dengan lemah lembut pria itu menuntun Veronica agar duduk di kursi kerjanya. Meraih pergelangan wanita itu, Kiano berusaha memberi penjelasan. Sementara dirinya sendiri memilih berdiri bersandar pada meja. "Dengarkan, aku," pintanya. "Demi Tuhan, ini memang rumit sekali. Aku bahkan tidak mengenal siapa Annastasia sebelumnya. Apakah wanita itu hamil anakku atau bukan. Kau tahu sendiri, aku bahkan tidak pernah sekali pun membawa wanita ke atas tempat tidur ---" "Lalu kenapa dia bisa mengaku sedang mengandung anakmu? Apa dia punya bukti?" Kiano mengangguk lemah. "Sumpah demi apa pun, aku bahkan saat ini belum bisa membuktikan apakah itu benar anakku atau bukan. Hans masih menyelidikinya. Jadi, ku mohon, jangan berspekulasi. Karena aku sendiri sangat yakin itu bukan anakku. Bahkan, aku meragukan kalau dia benar-benar hamil." "Tapi .... " Veronica menginterupsi. "Kenapa kau harus mengizinkannya tinggal bersamamu? Apa itu tidak berlebihan?" Kiano menggelengkan kepalanya. "Maaf, tapi ini harus ku lakukan agar wanita itu tidak berulah. Aku hanya tidak ingin ia membocorkan permasalahan ini pada media. Yang mana nantinya bisa merusak reputasi yang sudah aku bangun selama ini." Veronica menghela napas kasar. Ingin mengajukan protes tapi sepertinya itu tidak akan berarti apa-apa. Kiano memang sedang mengalami masa-masa sulit sekarang. Harusnya ia memberikan dukungan agar bisa selalu mendapat perhatian pria itu. "Baiklah, aku akan berusaha memaklumi hal ini. Tapi ku peringatkan padamu, jangan sekali-kali jatuh cinta pada wanita itu!" Kiano menggelengkan kepalanya. "Tidak akan. Lagi pula, saat ini hanya kau yang dekat denganku." Veronica tersenyum senang. Memilih berdiri sejajar lalu mengalungkan kedua tangannya pada tengkuk leher Kiano. Menarik wajah pria itu, bermaksud untuk melabuhkan ciuman seperti biasa. Namun, belum lagi ciuman itu terlaksana, pintu ruangan diketuk. Ada Hans yang langsung masuk tanpa menunggu untuk dipersilahkan. "Kai, kita harus membahas hasil penyelidikanku," ucap pria itu. Lantas tak berapa lama ia menyadari kalau Kiano dan Veronica tengah terlibat kegiatan yang sedikit intim. "Astaga ... maafkan aku mengganggu kalian." Kiano mengangguk paham. Berbeda dengan Veronica yang terlihat cemberut karena kehadiran Hans menganggu usahanya. "Lebih baik aku pergi saja!" "Maafkan aku .... " Kiano berusaha untuk meminta maaf. "Aku akan menghubungimu nanti." Veronica tidak perduli. Dengan raut kesal wanita itu melenggang pergi meninggalkan ruang kerja Kiano. Sementara Hans yang sudah masuk, langsung mengambil posisi duduk di sofa yang letaknya tak jauh dari jendela ruangan. "Aku bawakan sedikit informasi mengenai calon istrimu. Calon ibu dari anak-anakmu." "Ck!" Kiano langsung berdecak keras. Benci sekali ia mendengar kata-kata itu. "Duniaku bisa kiamat kalau sampai menikahi wanita itu, Hans." Hans tertawa. "Tidak ada yang tahu ke depannya bagaimana, Kai. Siapa tahu saja nanti kau malah tergila-gila padanya." "Lebih baik aku mati!" Kiano mendelik tidak terima. Aura kebencian terpancar jelas dari wajah pria itu. "Jadi apa informasinya?" "Annastasia Judith Estelle ... " Hans mulai membacakan laporan yang ia bawa. "Wanita kelahiran Manchester, 28 tahun yang lalu. Anak bungsu dari pasangan Giorgino Masseli dan Zendaya Mei Holland. Ayahnya seorang penyidik berkebangsaan Inggris yang bekerja untuk badan intelijen rahasia milik Britania Raya atau lebih kita kenal dengan sebutan agen rahasia M16. Sedang ibunya, wanita berdarah campuran Inggris dan Taiwan yang berprofesi sebagai guru musik dan sudah bertahun-tahun lalu meninggal dunia. Untuk saudara kandungnya sendiri aku tidak mendapatkan informasi apapun. Apakah masih hidup atau sudah tiada. Anne sendiri merupakan wanita yang berprofesi sebagai model profesional lima tahun belakangan ini." "Apa hanya itu hasil penyelidikanmu, Hans?" tanya Kiano. Ia seakan tidak puas dengan berita yang dibawa oleh Hans kali ini. "Tentu saja tidak, Kai." Pria itu bangkit dari duduknya. Berpindah posisi mendekati Kiano. "Informasi yang satu ini mungkin sangat menarik untukmu." "Apa?" "Anne mungkin saja terlibat dengan kawanan mafia berbahaya." "Hah?" Kiano terkesiap mendengar informasi yang baru saja ia dengar. "Mafia?" Hans mengangguk. "Raul Altemose, seorang pria yang berprofesi sebagai staff intelijen negara beberapa waktu lalu di sekap oleh sekawanan mafia. Pria itu tidak dibunuh, tapi dikembalikan kepada keluarga dalam keadaan cacat. Matanya buta dan ia seperti sengaja dibuat bisu." "Astaga ... " Kiano bergumam pelan. "Terus apa hubungannya dengan Annastasia?" Kiano kembali terlihat tidak sabaran. "Dengarkan aku dulu!" Hans melayangkan protes. "Raul Altemose ini adalah orang kepercayaan dari Giorgino, Ayah dari Annastasia. Asal kau tahu saja, badan intelijen Inggris atau MI6 memang sedang kehilangan Giorgino. Pria itu tidak diketahui keberadaannya sampai detik ini setelah mendapat tugas rahasia. Entah ia ikut diculik oleh sekawanan mafia, atau sedang bersembunyi, atau kenyataan terburuknya pria itu telah mati tapi belum diketemukan jasadnya. Aku juga belum mendapatkan informasi terperinci tugas apa yang di emban Giorgino dan Raul Altemose sampai pria itu menghilang seperti sekarang." Kiano mencoba untuk mencerna semua informasi yang Hans berikan padanya. Untuk urusan mafia, ia memang tidak perlu heran. Selama menggeluti dunia bisnis, tidak sekali Kiano terancam nyawanya karena berurusan dengan berbagai macam mafia dari berbagai macam belahan dunia. Beruntungnya, pria itu punya banyak teman yang bisa membantu mengatasi segala permasalahan yang pernah terjadi. "Lalu kenapa Anne datang kepadaku?" tanyanya lagi. "Astaga, dasar bodoh!" Hans tampak gemas. Panjang lebar pria itu menjelaskan, ternyata Kiano tidak bisa menyimpulkan berita yang ia bawa. "Bisa saja, Anne sengaja datang kepadamu karena butuh perlindungan, Kai." "Tapi bagaimana dengan bukti-bukti soal aku yang menidurinya beberapa waktu silam? Maksudku, kalau memang butuh pertolonganku, kenapa harus menjebakku? Padahal, kalau wanita itu meminta pertolongan dengan jujur dan sesungguhnya, aku pasti akan menolongnya. Tidak perlu sampai membuat skandal seperti ini." Hans mengangguk. "Kemungikannya hanya dua, Kai," kata pria itu. "Yang pertama, ini hanya jebakan yang sengaja ia buat agar bisa mendapatkan perlindungan darimu dan yang kedua, wanita itu memang benar hamil anakmu dan momen ini di maanfaatkan sekalian untuk mendapatkan perlindungan." "Ya Ampun .... " Kiano berseru frustrasi. "Kenapa bisa serumit ini, hah?" Hans mengedikkan kedua bahunya. "Aku belum bisa menyimpulkan tujuannya apa. Tapi saranku, ikuti saja dulu permainannya bagiamana. Sembari aku terus mencari bukti untuk mengungkap ini semua." Kiano memajukan tubuhnya. Meraih pergelangan tangan Hans sambil berkata lirih. "Nasibku bergantung padamu, Hans. Ku mohon cepat ungkap ini semua. Aku tidak mau terikat dengan wanita yang tidak aku kenal!" Tawa berderai dari bibir Hans. "Bukannya Anne itu wanita yang memang menjadi seleramu selama ini?" "Tidak!" Kiano menggelengkan kepalanya. "Aku benci dengan sikapnya yang menyebalkan. Ku mohon, tolong aku agar bisa lepas dari jeratan wanita itu." "Baiklah .... " Hans memutuskan untuk bangkit dari duduknya. "Aku akan terus melakukan penyelidikan. Secepatnya ku berikan kau informasi lainnya." . . (Bersambung) . ===Pengetahuan Umum=== Di Britania Raya/UK terdapat 2 agen pemerintah resmi yang menangani berbagai kasus penting. . MI5 atau di kenal dengan Security Service sering juga di sebut FBI-nya INGGRIS adalah layanan keamanan pemerintah Inggris yang bertugas melindungi kepentingan ekonomi Inggris dan demokrasi parlementer, anti-terorisme, dan kontra-spionase, di Inggris. MI5 biasanya berkaitan dengan masalah keamanan domestik atau internal, tetapi kadang-kadang memiliki dukungan luar negeri pada misinya. Layanan ini tunduk pada arahan Komite Inteligen Gabungan untuk prioritas operasional intelijen, dan bekerja sama dengan SIS, GCHQ, DIS dan sejumlah badan lain di dalam pemerintah Inggris dan pangkalan industri. . Sedangkan MI6 atau lebih di kenal dengan sebutan Secret Intelligence Service, SIS : Merupakan agen rahasia Inggris yang menangani atau mengumpulkan dan menganalisis informasi dari luar negeri. Mereka lebih terfokus pada informasi yang berkaitan dengan terorisme, senjata nuklir, perdagangan narkoba, kejahatan berencana, dan kegiatan lain yang dapat mengancam kepentingan Inggris dan keamanan nasional. Dibentuk lebih dari 100 tahun yang lalu menjadikan MI6 sebagai salah satu lembaga intelijen tertua di dunia. Dalam budaya populer, SIS (MI6), tampil sebagai tempat kerja dan afiliasi agen rahasia terkemuka Inggris. Bahkan, James Bond, dalam serial n****+ dan film yang bernama sama juga disebutkan bekerja pada agen rahasia ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN