Malik mendudukkan tubuhnya di sofa ruang depan. Ia lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, menatap ke langit-langit ruangan itu. Sekarang apa yang harus aku lakukan? apa aku harus terus egois seperti ini? mempertahankan Luna untuk tetap bersamaku? Padahal aku sendiri tak tau, apa aku bisa bersamanya selamanya atau tidak. Malik tak akan pernah memungkiri, kalau rasa cintanya kepada Luna semakin hari semakin tumbuh. Perasaan yang sudah lama tak pernah dirasakannya lagi setelah dirinya putus dengan wanita yang sudah membuat hatinya bergetar untuk pertama kalinya. Malik mendengar suara pintu terbuka. Ia menatap ke arah pintu, dimana Thomas tengah melangkah masuk ke dalam paviliun itu. “Paman.” Thomas melangkah mendekati Malik, lalu mendudukkan tubuhnya di sofa tunggal. “Lik. Apa y