Malik mengajak Luna untuk pergi dari tempat itu. Ia tak ingin dirinya dan Luna menjadi tontonan banyak orang di tempat itu. Apalagi saat ini mereka berada di kantor Johannes. “Lik, kamu mau bawa aku kemana?” tanya Luna dengan terus mengikuti kemanapun kaki Malik melangkah. Malik menghentikan langkahnya. Ia lalu membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah Luna yang sejak tadi berada di belakangnya. Ia tatap kedua mata cantik Luna. “Kenapa kamu ada disini? Bukankah kamu seharusnya ada di kampus sekarang?” Luna tersenyum getir, “apa kamu mulai mengabaikan aku sekarang?” Malik hanya diam. “Kalau kamu membaca pesan yang aku kirim, atau sekali saja kamu mengangkat telepon dariku, maka kamu tau kenapa aku ada disini sekarang.” “Apa Papa kamu tau kamu ada disini?” “Hem, aku ada disini karena P