Surabaya, 07. 00 WIB
"Bang, kamu itu cuma godain Lala aja atau beneran serius sama dia? Papa nggak mau kamu bikin masalah dengan keluarga Alfarizi," ujar Bagas dengan tegas.
"Papa inginnya Eki gimana?" Rizky balik bertanya.
Buk.. Seketika pukulan mendarat di kepala laki-laki bernama Rizky Aditya Lasmana tersebut. Bisa-bisanya Rizky berbicara dengan asal. Rizky tahu papanya pasti akan menghakiminya setelah Delon melihat dirinya tengah mengganggu Nafla dengan cukup intim kemarin. Memang semua orang tahu jika mereka tidak pernah akur sejak kecil. Setiap mereka bertemu selalu pertengkaran yang terjadi. Rizky sendiri merasa heran mengapa gadis menyebalkan yang dijulukinya Si Pahit Lidah itu kini justru menjadi obsesinya. Gadis tomboy itu berhasil membuat dunia Rizky jungkir balik sejak 2 tahun yang lalu. Rizky sendiri tak mengerti alasannya. Hanya saja hatinya tidak pernah rela setiap kali The Angel membicarakan laki-laki lain yang sedang dekat dengan Nafla.
Awalnya Rizky tak peduli dan acuh. Bahkan laki-laki yang menjadi pacar Nafla dianggap Rizky sedang bernasib sial. Tapi hari berganti hari bayangan wajah Nafla semakin memenuhi benak Rizky. Gadis yang tak pernah sekalipun memberikan senyuman manis untuknya. Gadis yang selalu memasang ekspresi jutek dan mengibarkan bendera peperangan setiap kali mereka bertemu. Tatapan sinis dan meremehkan itulah yang membuat Rizky semakin ingin menaklukan hati Nafla. Ego Rizky tentu saja terluka karena hanya Nafla lah perempuan yang berani menolaknya.
"Aduh.. Papa ini apa-apain sih!" Protes Rizky tak terima dengan teguran Bagas yang dengan jelas menyangsikan perasaan yang dimilikinya untuk Nafla.
"Ya klo gitu jangan ganggu Lala lagi klo nggak ingin dihajar Papi kamu," peringat Bagas dengan tatapan tajam.
"Iya Bang. Kasihan Si Lala selalu jadi korban keisengan Bang Eki," sahut mamanya sembari meletakkan sayur di atas meja makan.
"Mama dan Papa ini gimana sih? Apa Eki terlihat bercanda?" kesal Rizky karena semua orang selalu menganggap perasaannya terhadap Nafla hanyalah main-main. Meskipun Rizky sendiri masih bingung dengan perasaannya. Cinta atau hanya sekadar obsesi.
"Ya klo kamu cinta kejarlah. Jangan godain mulu," sahut Nidya mama Rizky lagi.
"Masalahnya Lala yang nggak mau sama Bang Eki, Sayang," tukas Bagas yang langsung ditanggapi decak kesal dari Rizky.
Nidya lantas tersenyum memperhatikan ekspresi kedua laki-laki kesayangan di hadapannya. Dua laki-laki beda generasi itu selalu saja mengelak jika dibanding-bandingkan. Padahal kenyataannya mereka seperti duplikat, baik dari segi fisik maupun sifat. Mereka sama-sama jahil dan menyebalkan saat mendekati gadis pujaan mereka. Dulu Bagas pun melakukan hal yang sama terhadapnya. Selalu mengganggu ketentraman hidup Nidya. Siswi paling nakal yang sayangnya berhasil merebut hatinya.
"Lala itu bukannya nggak mau Pa. Lala itu cuma gengsi. Lihat aja Eki bakal dapetin hati Lala secepatnya," timpal Eki tak terima dengan tatapan papanya yang meremehkan. Rizky berjanji pada diri sendiri akan membuktikan ucapannya kepada semua orang.
"Trus kamu yakin Papi bakal nerima menantu pengoleksi cewek seperti kamu?" Skak mad. Rizky tak berkutik mendengar sindiran papanya. Sejak SMA Rizky memang sudah biasa bergonta-ganti pacar. Dan itu jelas diketahui oleh kedua orang tuanya.
Mewarisi wajah oriental dan tampan bak artis Negeri Gingseng dari papanya menjadikan Rizky siswa paling diidolakan di sekolahnya. Para siswi bahkan secara gamblang mendeklarasikan dirinya sebagai pacar mereka. Awalnya Rizky risih dan merasa tidak nyaman. Namun karena nasihat dari teman-teman dekatnya Rizky lalu memanfaatkan kelebihan fisiknya tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Rizky tidak pernah menjalin hubungan serius dengan mereka. Baginya gadis-gadis itu hanyalah hiburan semata. Rizky juga membatasi masa hubungan tersebut tak lebih dari sebulan. Setuju atau tidak setuju Rizky akan memutuskan hubungan sebelum waktu yang telah ditentukannya.
Seketika tawa Bagas berderai. Bagas menepuk bahu Rizky lalu berkata-kata, "Persiapkan dirimu dulu di perusahaan baru setelah itu mengejar cinta Lala. Klo kamu memang serius tunjukkan pada Papi jika kamu bisa diandalkan. Jangan cuma modal tampang dan koleksi saja!" Kalimat terakhir papanya sukses membuat Rizky semakin kesal. Faktanya, Nafla justru membenci wajah oriental yang diwariskan oleh Bagas padanya. Nafla selalu menghina wajahnya yang katanya cantik dan mulus bak porselen, padahal dari modal wajah itulah Rizky bisa digilai para perempuan. Kadang Rizky sampai heran mengapa Nafla selalu menolaknya.
Rizky terdiam. Bergeming memikirkan masa depan perusahaan. Nasihat papanya ada benarnya juga. Tugasnya masih banyak. Bahkan semuanya baru saja dimulai. Rencana menikah muda tentu saja akan menjadi urutan ke sekian. Bagas jelas tidak akan memberikan izin sebelum Rizky berhasil menggantikan posisi Bagas di perusahaan. Apalagi kedua orang tuanya juga tahu Nafla selalu menolak dirinya. Hubungan buruk antara dirinya dan Nafla juga sudah menjadi rahasia umum dalam keluarga Club Cogan. Mereka berdua adalah rival. Musuh bebuyutan yang sepertinya mustahil untuk berdamai.
"Nggak usah terlalu dipikirkan. Sekarang berangkat ke kantor sana!" Titah Bagas yang berhasil membuyarkan lamunan Rizky.
Sejak Rizky menyelesaikan pendidikan S2_nya Bagas jarang sekali pergi ke kantor. Bersama asisten pribadi Bagas semua urusan pekerjaan diserahkan kepada Rizky. Sudah sering Rizky melayangkan protes karena merasa tidak sanggup menjalankan semuanya. Tapi papanya mana menerima penolakan. Rizky tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima amanah itu dengan terpaksa. Sejujurnya Rizky juga menyukai apapun yang berhubungan dengan bisnis tapi setelah mengetahui jika Nafla sedang memiliki hubungan dekat dengan laki-laki lain konsentrasi Rizky jadi terpecah. Rizky ingin segera menikahi Nafla tapi karena terbentang jarak yang jauh antara Surabaya dan Yogyakarta Rizky kesulitan melakukan pendekatan. Nafla sendiri selalu mengabaikan pesan ataupun telepon darinya. Membuat Rizky frustasi karena hanya sekadar berkomunikasi saja mereka sulit lalu bagaimana Rizky bisa meluluhkan hati Nafla yang terlanjur membencinya.
"Malah melamun! Buruan berangkat Bang lagian Kak Lala udah punya pacar!" sahut Letta sembari menahan senyuman geli. Letta paling senang saat melihat Rizky yang kebingungan ketika membicarakan Nafla.
Dulu saja Rizky selalu mengelak jika ditanya tentang perasaannya terhadap Nafla. Yang katanya Nafla itu bukan perempuan idamannya. Atau kadang menyebut Nafla sebagai perempuan jadi-jadian. Nafla memang tomboy dan jutek kepada siapapun orang yang tak dikehendakinya. Termasuk Rizky yang memang sudah menjadi rival Nafla sejak mereka masih kecil.
Rizky lantas meneguk minumannya dan segera beranjak dari tempat duduknya. Dengan tawadhu Rizky berpamitan kepada kedua orang tuanya. Terakhir Rizky mendekati Letta yang masih melanjutkan sarapannya.
"Mana ada cowok yang berani macarin Lala kecuali Abang," timpal Rizky sembari mengacak rambut Letta yang langsung melayangkan protes.
"Jangan kepedean Bang. Kak Lala itu banyak yang naksir lo!" Letta sengaja memanas-manasi Rizky sembari merapikan rambutnya kembali. Padahal yang Letta tahu Nafla memang belum pernah punya pacar. Sahabat Nafla sejak duduk di bangku SMP sendiri mayoritas laki-laki. Seperti yang sering diucapkan Nafla, pacaran hanya akan membuang-buang waktu, pikiran, dan tenaga saja.
"Wajar klo itu. Yang penting nanti ending_nya sama Abang ganteng kamu satu ini!" Tunjuk Rizky di dadanya membanggakan diri dengan kepercayaan penuh.
"Malah debat! Buruan pergi! Letta juga ada kuliah kan?" Potong Nidya sebelum kakak beradik itu bertengkar seperti biasanya.
"Hehehe iya Ma. Nunggu jemputan Rangga," jawab Letta dengan nyengir.
"Ya udah Eki berangkat Ma Pa. Assalamu'alaikum," pamit Rizky lagi bergegas meninggalkan ruang makan.
*****
Yogyakarta, 07.10 WIB
Nafla terdiam di balkon kamarnya sembari menyentuh bibirnya yang tak lagi suci. Rizky telah mencurinya dengan paksa. Mengingat peristiwa sangat memalukan saat Om Delon memergoki Rizky sedang mencium bibirnya kemarin. Memang tak sampai tertangkap basah, tapi Nafla yakin sahabat orang tuanya tersebut paham dengan apa yang telah Rizky perbuat padanya. Nafla takut Om Delon menceritakan hal itu kepada kedua orang tuanya. Jangan sampai mereka menyuruh Rizky bertanggung jawab dengan menikahi dirinya. Nafla tidak mau hidup bersama laki-laki yang sangat dibencinya tersebut. Bermimpi menjadi istri laki-laki berwajah cantik itu saja Nafla enggan apalagi sampai menghabiskan sisa hidup mereka bersama.
"Tidak!" Tolak Nafla saat pikirannya mulai membuat kekisruhan.
Andai orang tua mereka tidak saling mengenal dan bersahabat tentu hidupnya tidak akan serumit ini. Nafla tidak harus bertemu secara berulang dengan laki-laki itu. Untung saja Rizky tinggal jauh di Surabaya, andai di Yogyakarta bisa dipastikan hidup Nafla tidak akan pernah tenang.
"La, sarapan!" Panggil maminya dari lantai bawah.
Gegas Nafla ke luar dari kamar sebelum maminya mengomel seperti biasanya. Paginya selalu ramai dengan suara teriakan maminya untuk sarapan. Perempuan pencinta drakor dan boyband Korea itu tidak akan pernah membiarkan anggota keluarga mereka melewatkan sarapan bersama. Tidak mau sarapan, berarti siap dikurung di rumah tanpa uang saku. Sadis memang, tapi perempuan penuh kasih sayang itu telah mendedikasikan seluruh waktunya hanya demi keluarga.
"Lala!" Suara itu kembali terdengar melengking.
"Iya Mami sayang. Lala turun!" Sahut Nafla lalu segera menuruni anak tangga dengan cepat.
Di ruang makan semua anggota keluarga Nafla telah berkumpul. Dengan malas Nafla menarik satu kursi di sebelah Nathan saudara kembarnya.
"Muka kamu kenapa La?" tanya Nathan melihat Nafla yang tak bersemangat.
"Males!" balas Nafla singkat.
"kamu bukannya ada kelas hari ini?" tanya Nathan lagi.
"Ada, entar jam 9. Masih lama!" Sahut Nafla seraya menerima piring berisi nasi dari tangan maminya.
"Oh..," tanggap Nathan lalu melanjutkan makannya.
"Lala bawa mobil aja klo kuliah!" Titah Arfan untuk kesekian kalinya.
Sejak masuk kuliah Arfan sudah membelikan Nafla mobil sport baru sesuai permintaan gadis itu.
"Iya Pi," jawab Nafla dengan enteng seperti biasa.
"Kamu ini jawab iya iya tapi tetep aja pakai motor! Lagian kamu nggak males apa terpapar terik matahari yang panas?" timpal Arfan kesal. "Padahal semua cewek itu pasti males panas-panasan eh kamu malah demen aja naik motor sport gitu," imbuh Arfan mencoba membujuk Nafla.
Sejujurnya Arfan ingin sekali melihat Nafla berdandan dan bersikap seperti gadis pada umumnya. Feminin. Tapi bukan anak maminya kalau Nafla patuh. Secara fisik Nafla memang mirip dengan Arfan papinya tapi untuk sifat dan kelakuan Layla lebih dominan.
"Nggak masalah Pi. Lagian cowok yang paham cewek cakep dan seksi itu pasti milih yang eksotik macam Lala," jawab Nafla dengan santai. Nafla mana peduli pendapat negatif orang lain padanya. Justru semakin sedikit laki-laki yang tertarik padanya itu lebih baik. Nafla tidak perlu merasa ribet memikirkan laki-laki yang kebanyakan hanya memandang perempuan secara fisik saja.
Memiliki tiga sahabat laki-laki sudah cukup membuat Nafla mengerti banyak hal tentang laki-laki. Pandangan pertama mereka tentu saja pada fisik lalu seks. Dua dari ketiga sahabatnya selalu bercerita secara gamblang mengenai gadis yang sedang dikencani mereka, termasuk masalah seks. Nafla memiliki tiga sahabat yaitu Andra, Bobby, dan Dimas yang sudah terjalin sejak mereka duduk di bangku SMA. Kuliah pun mereka di kampus yang sama. Namun Andra dan Nafla memilih Fakultas Psikologi sedangkan Bobby dan Dimas memilih fakultas hukum. Jadi mereka biasa meluangkan waktu berkumpul meskipun hanya sekali dalam seminggu. Selama ini hanya Andra yang tertutup untuk urusan asmara. Laki-laki itu selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali ditanya masalah pacar.
"Biarin Pi. Lagian Lala udah diklaim milik Bang Eki kok," sahut Nathan sembari tersenyum lebar.
"Jangan ngaco ya Bang Nathan. Ogah Lala sama laki nyiur melambai kek Bang Eki," tukas Nafla tak suka.
"Duh senengnya Mami klo sampai dapat mantu macam artis Korea," timpal Layla dengan antusias menggoda putrinya.
Arfan menghela napas dalam-dalam. Drama keluarganya akan segera dimulai. Dua perempuan kesayangannya itu sebentar lagi pasti akan berdebat hebat seperti biasanya.
"Mamii...!" Pekik Nafla yang langsung disahuti oleh Arfan, "Udah jangan berdebat. Masih pagi juga!"
"Ya udah deh Nathan berangkat dulu!" Pamit Nathan segera beranjak sebelum menjadi sasaran amukan Nafla.
"Syukur deh Om Delon nggak cerita Papi dan Mami," gumam Nafla dalam hati lalu segera melahap sarapannya seraya melayangkan tatapan tajam ke arah Nathan, saudara kembarnya.
Namun dugaan Nafla ternyata salah.
"Kemarin Lala dan Bang Eki di depan kamar mandi ngapain?"