BUUUKKK
Tiba tiba Arya merasakan ada sesuatu yang menimpa wajahnya, Perlahan Ia membuka matanya, lalu menatap jelas sesuatu yang berada dihadapannya itu,
"Astaga kaki Siapa ini? " gumam Arya sambil memegang kaki itu, Ia pun berpikir sejanak memikirkan siapa pemilik kaki itu, karena sepengetahuannya ,Siska tak pernah tidur seaneh itu. setelah beberapa saat, Arya baru ingat kalau malam ini dia sedang tidur bersama Dinda.
"Sial , ternyata kaki gadis kampung itu" gerutu Arya langsung melepaskan kaki Dinda.
kemudian bangkit dari tidurnya lalu melihat Dinda yang sudah berpindah posisi dikakinya.
"Astaga, bagaimana bisa dia berpindah seperti itu, dasar gadis kampungan" gumam Arya sambil menggarukkan kepalanya karena kesa.
Arya pun langsung membangunkan Dinda
"Hey Bangun" panggil Arya sambil mengguncangkan tubuh Dinda.
"Eeeengghh" Dinda menarik badannya, lalu perlahan membuka matanya, kemudian Ia melihat Arya sedang duduk menatapnya, seketika Dinda langsung terjengkit kaget.
"Eh Monyet eh monyet" kata Dinda terjengkit kaget, dan saat terduduk Dinda menatap Arya sedang memelototinya.
"Siapa yang kamu bilang monyet hah?" tanya Arya berdengus kesal.
Dinda langsung tersenyum nyengir menatap Arya.
"Hihihi anu, anu Mo..nyetnya tadi di mimpi" kata Dinda gagap.
Sejenak Arya menghembuskan nafasnya lalu menyingkap selimutnya, kemudian Ia turun dari ranjang.
"Eh Mas Arya mau kemana?" tanya Dinda penasaran.
"Aku mau kembali kemarku, lama lama aku bisa gila jika bersamamu terus" ucap Arya berlalu pergi meninggalkan Dinda.
"Hmm pergilah" kata Dinda mengganggukkan kepalanya.
Setalah Arya pergi Dinda langsung menghempaskan kembali tubuhnya ke kasurnya ,karena merasa senang Arya telah pergi.
"Dasar laki laki aneh, suka marah marah sendiri hhhh" gumam Dinda.
***
Setelah Arya masuk kedalam kamarnya, Ia melihat Siska yang masih tertidur lelap, perlahan ia berjalan menuju ranjangnya, lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur.
"Hhhh, Siska kenapa kamu begitu keras kepala akhir akhir ini, padahal aku sangat mencintaimu, untunglah aku bisa menahan diriku tidak menyentuh gadis aneh itu semalam" gumam Arya menghembuskan nafasnya lalu memeluk siska dari belakang.
Mata Siska langsung terbuka saat Ia merasakan ada pelukan hangat dari suaminya, bulir bulir bening itu kembali jatuh hingga membasahi bantal yang Ia kenakan, matanya sembap karena Semalaman Ia tak bisa tidur mengingat suaminya yang tidur bersama wanita lain,
"Maafkan aku mas, maafkan aku yang telah menjadi istri durhaka kepadamu, maafkan aku sudah menyiksa batinmu hiks hiks" gumam Siska dalam hatinya dengan berjuta maafnya, sambil menahan sakit perih dadanya,
------
Pagi hari Siska sudah mulai sarapan, Ia sudah siap dengan seragam kantornya, Ia menaruh selai diatas roti.
Sementara Arya turun dari tangga sudah Siap dengan kemeja dan jas hitamnya, lalu Ia menghampiri meja makan dan duduk bersama Siska.
Siska yang melihat Arya langsung merasa heran.
"Loh mas, kamu masuk kerja hari ini? "
"Iya sayang" sahut Arya tersenyum mengambil sepotong roti dimeja.
"Bukannnya kamu masih cuti hari ini mas?"
"Tadi pak Handoko telfon katanya ada rapat penting, jadi aku harus masuk hari ini, lagian aku malas kalau harus terus bersama gadis kmpung itu dirumah" ucap Arya menaruh selai dirotinya.
Tiba tiba Dinda datang dengan dengan membawa teh hangat untuk Arya dan Siska,
"Loh, Dinda kenapa kamu sibuk bikinin teh, Bi Ijah mana?" tanya Siska keheranan.
"Gak papa mbak, soalnya aku kasian lihat Bi Ijah, jadi Dinda bantuin" jawab Dinda sambil menyajikan teh hangat di meja.
"Oh ya udah, kamu disini aja sarapan bareng Mbak sama Mas Arya" Ajak Siska.
Dinda melihat Arya yang menatapnya sinis, karena tidak enak Dinda menolak tawaran Siska.
"Gak usah Mbak, biar Dinda sarapan bareng Bi Ijah aja" tolak Dinda.
"Hmm tapi kan kamu bukan pembantu disini Dinda" Ucap Siska tersenyum melihat Dinda,
Sementara Arya hanya Diam dan terus memakan rotinya.
"Oh iya Mas, nanti aku pamit yah sebentar mau berangkat ke Jogja, soalnya mendadak ada urusan dari kantor yang harus aku selesaikan"
"uhuk uhuk uhuk" tiba tiba Arya tersendat roti yang Ia makan, Ia langsung mengambil air putih yang ada disampingnya lalu meneguknya.
"Kok mendadak sayang? kenapa kamu baru bilang sekarang?" tanya Arya merasa heran.
"Maaf sayang, sebenarnya aku mau bilang dari semalam, cuma aku lupa waktu itu" jawab Siska.
"Hmm, Jadi Berapa lama kamu disana sayang? " tanya Arya sambil melanjutkan makannya.
"Paling juga sebulan"
"Apa sebulan? lama sekali ,terus siapa nanti yang akan mengurus aku?" terjengkit kaget.
"Kan Ada Dinda yang nanti urus kamu Mas"
"Uhuk uhuk uhuk" Tiba tiba Arya tersendat lagi.
"Apa? dia yang urus aku? aku tidak mau!" Ucap Arya tersentak kaget.
Arya langsung menghentikan makannya kemudian beranjak dari tempat duduk,
"Loh kamu sudah selesai makannya mas?"
"Iya sayang, aku pergi kerja dulu, kalau kamu mau berangkat, pergilah! yang penting kamu jaga diri baik baik disana" ucap Arya sambil berjalan menghampiri Siska lalu mengecup keningnya.
Dan saat Arya akan pergi tiba tiba Siska menahan tangan Arya,
Arya langsung terhenti dari langkahnya lalu menatap Siska. Siska mendongakkan kepalanya menatap Arya. memberi isyarat kapada Arya agar Ia juga mengecup kening Dinda
" Dia juga Istrimu Mas" ucap Siska menatap Arya penuh harap.
Arya langsung menatap Dinda, lalu melepaskan tangannya dari Siska.
"Maaf sayang, kali ini aku tak bisa menuruti permintaanmu" kata Arya sambil berlalu pergi meninggalkan Siska dan Dinda.
Dinda yang sedari tadi menyaksikan pembicaraan Siska dan Arya hanya diam membisu tak berani berkata apa apa.
"Iiih siapa juga yang mau dicium sama dia heh" sungut dinda dalam hati.
Setelah Arya pergi, Siska langsung menghentikan sarapannya, lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Dinda" panggil Siska
"Iya Mbak" sahut Dinda
"Sebentar siang aku akan berangkat ke jogja, jadi semua keperluan Mas Arya aku serahkan ke kamu yah"
"Tapi Dinda tidak tahu caranya Mbak"
Mendengar ucapan Dinda, Siska langsung tersenyum.
"Kamu tenang aja, nanti ada Bi Ijah yang akan mengajarimu"
"Hmm Iya mbak" sahut Dinda menganggukkan kepala.
"Oh iya, aku ada ini buat kamu" Ucap Siska sambil menyodorkan kotak yang berisi smartphone.
"Ini apa Mbak?" tanya Dinda bingung.
"Itu Hp buat kamu, nanti selama di Jogja aku akan menghubungimu" jelas Siska.
"Wah terima kasih yah Mbak" ucap Dinda kegirangan
"Tapi gimana caranya Dinda pakai Mbak? selama hidup aku baru ini punya handphone" ucap Dinda polos.
"Nanti kamu bisa minta ajarin sama suamimu Dinda" Siska tersenyum lalu mengelus bahu Dinda.
"Hmm baiklah mba, terima kasih, hati-hati dijalan,"
"Iya Dinda, kamu jaga kesehatan selama dirumah yah, dan aku minta tolong sama kamu urus mas Arya dengan baik,"
"Iya Mbak'
Dinda hanya menganggukan kepalanya lalu membalas senyuman Siska.
Setelah itu Siska pamit kepada Dinda Ia pun berlalu pergi meninggalkan Rumah.