Malam pertama #2

2142 Kata
Setelah Dinda pergi Arya kembali ke tempat tidurnya, Ia sedikit tersenyum melihat kekonyolan Dinda, Ia juga penarasan dengan ekspresi wajah Dinda yang ketakutan saat memakai lingeri yang begitu seksi. ------ Sampai didalam kamar Mandi, Dinda menatap baju lingeri yang akan Ia gunakan itu, berulang kali ia membolak balikan lingeri itu sambil tertawa cekikikan, membayangkan saat memakai Lingeri itu dihadapan Arya. "Yang benar saja mas Arya, masa aku harus memakai baju ini, yang ada malah aku diperkosa sama mas Arya hiiiyy" gumam Dinda sambil bergidik geli. Setelah memakainya, Dinda masih saja berdiri di dalam kamar mandi, Ia menatap dirinya dibalik cermin besar. "Dindaaa" tiba tiba terdengar suara Arya dari luar, sedang Dinda hanya terjengkit kaget ketika mendengar Suara Arya. "Duh gimana ini? aku malu jika keluar dengan baju seperti ini, Ya Allah tolong Dinda agar keluar dari masalah ini" gumam Dinda ketakutan "Dindaaa, kenapa lama sekali ganti baju" teriak Arya untuk kedua kalinya. "Iya Mas bentar" sahut dinda bergegas keluar dari kamar mandi. Sejenak Dinda mengatur nafasnya lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi, perlahan Ia berjalan dengan kaki bergetar, sambil menutup bagian dadanya, lalu menurunkan sedikit bawahan Lingerinya. Sementara Arya melihat Dinda keluar kamar mandi, Ia menatap Dinda begitu lekat, Gadis berusia 17 tahun dengan Tinggi 155cm, kulitnya putih,rambutnya panjang setengah punggung, wajahnya imut bagai artis shireen sungkar itu langsung membuat Arya menelan air liurnya. Setelah sampai diranjang, Dinda menundukkan wajahnya tak berani menatap ataupun berbicara dengan Arya, sedang Arya mulai mengatur nafasnya akibat deguban kencang didadanya, Ia berusaha menahan rasa gugupnya agar Dinda tak curiga. Perlahan Arya melirik Dinda, dan entah mengapa walau Dinda sudah sangat cantik, Ia tetap merasa ada yang kurang didalam diri Dinda, mungkin karena rasa kesal terhadap Dinda sudah tertanam didalam dirinya. "Muka mu itu sedikit pucat! aku tak suka melihatnya, apa kamu tidak bisa berdandan hah?" Tanya Arya dengan nada tegas. "Dandan itu apa Mas?" tanya Dinda balik , karena tidak mengerti. sekejap mata Arya langsung melotot ketika mengetahui Dinda tak mengerti arti Dandan. "Dasar, gadis ini benar benar bodoh, arti dandan saja dia tidak tau, benar benar menguji kesabaranku hhhh" gumam Arya mendenguskan nafasnya. "Masak kamu gak tahu arti Dandan?" "hmm" Dinda hanya menggelengkan kepalanya. "Astaga, apa aku harus jelasin juga soal itu Dinda?" teriak Arya yang mulai emosi. Perlahan Arya menghembuskan nafasnya lalu mengusap dadanya. Dinda hanya menatap Arya dengan polos, walau dalam dirinya ada rasa takut luar biasa saat menghadapi Arya, tapi berusaha untuk kuat, saat harus mengingat keluarganya Dikampung. "ingat Dinda kata Mbah, selama Dia gak gigit kamu, tak perlu takut, jangan cengeng, Dinda pasti kuat" gumam Dinda dalam hati sambil menahan Air matanya agar tidak tumpah. Dengan Tiba tiba Arya langsung memegang tangan Dinda lalu menariknya sampai ke meja rias. "Ini yang namanya dandan" ucap Arya Sambil menunjuki meja rias. "Oh kalau ini aku tahu mas, kata orang dikampung aku, namanya bersolek" jawab Dinda agak gugup. "arrrgghh.. sama saja bodoh" Arya menepuk jidatnya lalu melanjutkan pertanyaannya. "Tapi kamu tahu kan pakai semua ini?" tanya Arya menatap tajam Dinda. "Tahu mas, walau sedikit sedikit sih" jawab Dinda mencoba tersenyum tapi tak dibalas oleh Arya. "Ya sudah cepatlah berdandan, malam sudah semakin larut ,jangan membuat waktuku terbuang sia sia" perintah Arya sambil mengecak pinggangnya. "Ba..ik Mas" sahut Dinda terbata bata. Ia langsung duduk di depan meja Rias, sambil memilih milih Alat yang akan dipakainya. sedangkan Arya kembali lagi kekasur untuk menunggu Dinda sampai selesai berdandan. Dinda duduk didepan meja Rias, Ia menatap dirinya didepan cermin, meratapi nasibnya yang begitu malang, karena harus menikahi laki laki yang tidak Ia cintai, ditambah lagi Ia harus menjalani malam pertama yang menyedihkan, bulir bulir bening itu hampir terjatuh, tapi sekali lagi Ia mengingatkan dirinya bahwa ini hanyalah cobaan sementara. Sebenarnya Ia tidak tahu harus mulai merias wajahnya dari mana, Ia langsung memoles wajahnya, semampu yang ia tahu, hingga akhirnya selesai. Setelah selesai ,Dinda langsung menghampiri Arya yang sedang berbaring diatas ranjang, yang ternyata sudah ketiduran. Sebenarnya mudah bagi Dinda untuk tidak membangunkan Arya agar Ia lolos dari malam pertama nya yang buruk bersama Arya, namun setelah dipikir lagi ,pasti besok Ia akan mengalami hal yang sama. Sejenak Ia mengatur nafasnya lalu membangunkan Arya. "Mas Arya" panggil Dinda dengan ragu Mendengar panggilan Dinda membuat Arya terbangun, perlahan Arya membuka matanya lalu melihat wajah Dinda dengan jelas. "Astaga Eh haaaaaa.. he.. hee" Arya terjengkit kaget setelah melihat wajah Dinda. Dinda pun ikut terjengkit kaget saat melihat Arya melotot terkejut melihatnya padahal Ia sudah berusaha Imut dihadapan Arya "Kenapa wajahmu seperti itu?" teriak Arya. "Hmmn Tadi kan Mas suruh aku bersolek, jadi aku sudah melakukan sesuai yang mas Arya perintahkan" jawab Dinda tersenyum seakan merasa tidak bersalah. "Astaga Dindaa, tapi bukan dandanan seperti itu juga kali" teriak Arya yang mulai geram. Ia langsung bangkit dari tidur lalu duduk di tepi ranjang menatap wajah Dinda yang aneh "ehmmm maaf Mas" kata Dinda meminta maaf lalu menundukkan wajahnya. "Kamu bisa dandan gak sih sebenarnya?" tanya Arya menatap Dinda "Hmmm Sedikit saja Mas" sahut Dinda terjengkit kaget "Tapi kenapa wajahmu malah tambah jelek seperti badut" "Arrrrrgghhhh" Arya berdengus menahan teriakannya sambil memijit kepalanya yang berdenyut karena pusing menghadapi Dinda. "Pergi sana cuci mukamu! Aku tak suka melihat dandananmu seperti itu" perintah Arya. "Hmmm baik lah mas" Sahut Dinda berlalu menuju kamar Mandi. "Heh, aku tak mengerti dengan Mas Arya, tadi dia suruh aku bersolek, giliran aku sudah bersolek dia suruh cuci muka, dasar laki laki aneh" gerutu Dinda sambil berjalan menuju kamar mandi. Sampai didalam kamar mandi ,Dinda melihat wajahnya di cermin, seketika Ia terjengkit kaget melihat wajahnya sendiri. "Eh Pantesan Mas Arya terkejut melihatku, ternyata wajahku mirip nyai ronggeng rupanya hihihi" gumam Dinda sambil terkekeh sendiri. Kemudian Dinda mencuci mukanya sampai bersih, namun karena Ia merasa jengkel dengan Arya yang suka memarahinya, Ia sengaja berlama lama didalam kamar Mandi agar Arya memanggilnya. Tiba tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu Kamar mandi sehingga membuat Dinda terjengkit kaget. Tok tok tok "Dinda" panggil Arya "Iya Mas" sahut Dinda. "kenapa kamu lama sekali didalam, cepatlah keluar aku ingin berbicara denganmu" perintah Arya. "Iya Mas, aku akan segera keluar" sahut Dinda lagi. Dinda pun segera bergegas keluar kamar mandi, sejenak Ia mengatur nafasnya lalu membuka pintu kamar mandi. Perlahan Dinda keluar dengan rasa gugup,tiba tiba Arya langsung menarik tangannya "Sini ikutlah denganku" ajak Arya ke tempat tidur. Dinda hanya diam mengerjapkan matanya saat melihat Arya memegang tangannya, perasaannya jadi tak menentu, seperti ada sengatan listrik yang membuatnya sedikit terkejut melihat sikap Arya yang tiba-tiba lembut. "Tumben jadi baik, perasaan tadi dia seperti monster kok sekarang jadi malaikat, hmm jangan jangan?" gumam Dinda dalam hati bertanya tanya. Arya menyuruh Dinda duduk ditepi ranjang, sedang Arya mengambil air minum lalu meneguknya, selesai minum Arya membuka bajunya didepan Dinda, lalu menghampirinya. Dinda langsung mebelalakan mata saat melihat Arya membuka bajunya, perasaannya mulai tak enak, debaran jantungnya mulai tak berirama, tangannya mulai bergemetar.dan tubuhnya seperti menciut saat Arya sudah berdiri dihadapannya. "Berbaringlah.." perintah Arya sambil mengecakan pinggangnya. "Hmm tapi" ucap Dinda terhenti saat Arya membungkuk, lalu mendongakkan wajahnya tepat didepan wajah Dinda. "Berbaringlah atau aku akan semakin mendekati diwajahmu" "Hmm Baiklah Mas" sahut Dinda memundurkan kepalanya hingga terjatuh di atas ranjang. "Ya Tuhan apa yang akan Mas Arya lakukan padaku?, apakah dia akan memperkosaku malam ini? kenapa wajahnya begitu lain menatapku? ya Tuhan semoga ini cuma mimpi buruk dan tiba tiba aku terbangun sudah berada dirumah eMbah, hmm tapi aku cubit sakit, berarti ini nyata dong hadeuh" gumam Dinda dalam hati sambil mencubit tangannya, lalu menghembuskan nafasnya. Perlahan Arya naik ke atas ranjang lalu membungkukkan badannya diatas tubuh Dinda. Deru jantung Dinda semakin kuat, keringat dingin di wajahnya mulai keluar, sesekali Ia menutup matanya karena tak tahan melihat tatapan Arya. "Kenapa? apa kamu takut?" tanya Arya sambil mengangkat alisnya. "hmmm iya" sahut Dinda menganggukkan kepalanya. Melihat Arya yang ada dihadapannya membuatnya tak nyaman, sekujur tubuhnya seperti kaku, ia tak bisa bergerak kemana mana karna disampingnya terhalang oleh kedua tangan Arya . apalagi saat wajah Arya yang berada dekat wajahnya, membuat dirinya menciut. "kamu tahu Dinda sebanarnya dirimu itu cantik, tapi sayang aku tidak mencintaimu, aku hanya mencintai Siska istriku, dan kamu tahu sendiri kan kalau aku terpaksa menikah denganmu, aku juga sudah terlanjur mengatakan pada siska bahwa aku tak akan menyentuhmu, tapi selama aku bersamamu disini, kamu selalu membuatku kesal dan emosi, sehingga membuatku berpikir untuk menarik kembali kata kataku tadi, dan sepertinya aku akan melakukannya padamu malam ini!" jelas Arya dengan tatapan seperti ingin menerkam seseorang. Saat mendengar penjelasan Arya, Dinda langsung ketakutan, beberapa kali Ia menelan ludahnya ,karena rasa gugup yang luar biasa, Hingga akhirnya mulutnya terasa kering. "Mas.. bisakah aku minum? soalnya aku haus" Pinta Dinda mendengar permintaan Dinda, Arya langsung mengernyitkan dahinya. "Hmm boleh, tapi kamu harus kembali kesini jangan lari" kata Arya memerintah. "Hmm Iya Mas" sahut Dinda menganggukkan kepala. Arya langsung menyingkir dari Dinda, kemudian Dinda beranjak dengan cepat mengambil Air minum di meja, lalu meneguknya, Sementara Dinda meneguk minumnya, sesekali Ia melirik Arya yang sedang menatapnya, hingga membuatnya sangat gugup, andai Ia bisa menghilang seperti jinni oh jinni mungkin Ia sudah melakukannya sejak tadi, sayangnya Ia hanya seorang gadis kecil polos yang tak mempunyai kekuatan super. Setelah minum Dinda kembali ke atas ranjang seperti semula, Ia mulai mengatur nafasnya lalu menatap Arya yang sudah dihadapannya, dan sepertinya Ia sudah pasrah bila memang Arya akan menyentuhnya malam Ini. "Apa kamu sudah Siap?" tanya Arya dengan tatapan yang nakal. "Hmm Iya mas" sahut Dinda pasrah, menahan rasa gugupnya. Arya mulai menatap Dinda, perlahan wajah Arya mulai mendekati wajah Dinda, namun entah kenapa tiba tiba muncul perasaan ingin buang Air kecil pada diri Dinda, "Eh tunggu dulu Mas" dengan Sigap Dinda langsung menahan wajah Arya dengan telapak tangannya. "Kenapa lagi?" tanya Arya mulai berdengus kesal "Ehhmm Aku pengen kencing mas, bisa kan hihihi" ucap Dinda mulai cekikikan. Arya langsung menghembuskan nafasnya lalu menyingkir dari Dinda. "Pergilah cepat, jangan lama lama" dengus Arya kesal. "Iya iya Siap hihi" sahut Dinda Cekikikan Dinda langsung beranjak dari ranjangnya, lalu berlari ke kamar mandi. Setelah selesai kencing, Dinda keluar lagi dari kamar mandi, Ia melihat Arya menatapnya dari ranjang, setiap melihat Arya, Dinda selalu merasakan mules diperutnya, Sedang Arya merasa mulai naik emosi ketika melihat Dinda yang berjalan pelan menghampirinya. "Hey, kenapa kamu lama sekali jalan? cepat kesini" perintah Arya. "Tapi mas hmm" ucap Dinda ragu. "Cepat Kesini?" bentak Arya mulai emosi lalu memelototi Dinda. Mendengar bentakan Arya, membuat Dinda terjengkit kaget hingga membuat rasa mules diperutnya hilang, Dinda pun bergegas kembali ke ranjang lalu berbaring seperti semula. "Kenapa kamu hah?" tanya Arya mengangkat alisnya menatap Dinda dengan tajam. "Hmmm Tidak" jamab Dinda menggelengkan kepalanya. "Kamu sengaja kan dari tadi mencari Alasan agar bisa menghindar dariku?" tanya Arya. "Tidak Mas, tidak, tadi itu memang kebetulan Dinda pengen kencing" jawab Dinda menggelengkan kepala berusaha meyakinkan Arya. "Hmm kalau begitu Diamlah, aku sudah capek, aku ingin segera menyelesaikannya malam ini" kata Arya menatap Dinda. "Ehm iya Mas" Dinda mengganggukkan kepalanya. Arya menatap wajah Dinda dengan lekat "Sepertinya Anak ini memang polos, tapi sayangnya dia bodoh dan selalu membuatku kesal hhh" gumam Arya dalam hati.Perlahan Arya mulai mendekati wajah Dinda, Sementara Dinda merasakan kembali gugup yang luar biasa,dan saat wajah Arya mulai mendekatinya, Rasa mules diperutnya datang lagi, seketika Ia membelalakan matanya, Ia ingin menghentikan Arya tapi tak bisa. Tiba tiba ada sesuatu yang keluar dari perutnya. Tiba tiba wajah Arya terhenti, ia kembali mengangkat kepalanya karena merasa mencium sesuatu. "Bau Apa ini?" Tanya Arya mendenguskan Hidungnya. Mendengar pertanyaan Arya, Dinda langsung tersenyum menatap Arya, "Ehmmm, maaf mas kelepasan" ucap Dinda langsung menutup mulutnya karena menahan tawa. "Apaa jadi kamu kentut? Arrrgggh" Arya langsung berteriak lalu menyingkir dari Dinda. "Maap Mas, aku ke kamar mandi dulu, udah mules dari tadi sebenarnya, tapi aku takut mengatakannya hihihu" ucap Dinda yang beranjak dari ranjang lalu berlari menuju kamar Mandi. Melihat kelakuan Dinda membuat Arya kehilangan nafsunya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidur saja ,karena letih. "Dasar gadis kampungan, lama lama aku akan mati konyol jika terus bersamanya" gumam Arya. Setelah selesai buang air Dinda keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega, karena rasa mulesnya telah hilang, Ia pun kembali ke ranjangnya, namun setelah sampai ranjang Dinda merasa heran ketika melihat posisi Arya seperti orang yang sudah bersiap untuk tidur. "Tidurlah Dinda sudah malam, aku sudah mengantuk" ucap Arya. "Ehhmm berati tidak jadi yah mas?" tanya Dinda. "hmmm" sahut Arya. Mendengar sahutan Arya membuat dinda merasa kegirangan ,karena malam ini Arya tidak jadi menyentuhnya. "Yes, Alhamdulillah aku selamat malam ini" gumam Dinda dalam hati, .Ia pun naik keatas ranjang lalu tidur berdampingan dengan Arya. "Ingat yah kalau tidur jangan mendengkur, kalau sampai aku mendengarnya, akan ku buang kau di kolam renang" ucap Arya. "Ehm iya Mas" sahut Dinda tersenyum. "Hmm masak aku mau dibuang dikolam, emang aku ikan yang hidup diair, ada ada saja Mas Arya" gumam Dinda dalam hati sambil terkekeh sendiri. Setelah melewati malam yang melelahkan dan penuh emosi, Akhirnya merekapun terlelap bersama.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN