PART IV

1111 Kata
        Sudah sebulan aku menjadi istri dari Mas Randy, tidak banyak yang berubah dari pernikahan kami. Hanya saja setiap hari aku selalu datang kekantor untuk mengantar makan siang untuk Mas Randy, awalnya karyawan kantor menilaiku jelek karna aku mau menikah dengan bosku sendiri apalagi menjadi istri kedua tapi aku tidak mau ambil pusing akan itu lambat laun hal itu tidak menjadi perMasalahan lagi dikantor.         Perubahan di antara aku Mas Randy juga tidak banyak, hanya saja Mas Randy jikalau mau berangkat kerja dia selalu mencium keningku dan apabila kami berjalan Mas Randy selalu merangkul dan menggenggam tanganku dan setiap malam jikalau tidur Mas Randy selalu memelekku. Menurutku ini merupakan suatu kemajuan di dalam pernikahan kami.         Sudah tiga hari ini aku tidak bersama dengan Mas Randy, karna Mas Randy sedang berada di luar kota bersama dengan Papa mertua biasa soal kerjakan sehingga sudah tiga hari ini aku tidur dirumah Mama mertuaku, karna Mamaku pun tidak punya teman. Malam ini entah mengapa aku sangat merindukan suamiku. Apakah aku salah?         Sepertinya tidak karna aku berhak dia suamiku. Aku merindukan pelukannya, suaranya, dan wajahnya yang kulihat setiap malam mau tidur dan setiap pagi ketika aku bangun. Aku merindukannya. Aku merindukan jikalau setiap malam dan pagi aku berada di dekapannya. Aku juga sangat merindukan senyumnya padaku. Besok Mas Randy akan pulang. Rasanya lama sekali menunggu besok, aku sudah tidak sabar ingin berada di dekapannya.         Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan aku melihat Mas Randy, apakah aku mimpi? Karna aku sangat merindukan suamiku itu, tapi ini seperti nyata dia mendekat kearahku. Dan duduk disebelahku berhadapan denganku aku Masih diam saja entahlah, aku pikir ini mimpi. "Kenapa kamu melihat Mas seperti itu?" Itu benar suara Mas Randy, apakah aku benar tidak mimpi? "Ini beneren Mas Randy?" Tanyaku gugup. "Iya beneren ini Mas ca, kamu kenapa?" Tanya Mas Randy padaku. Entah mengapa aku langsung memeluk Mas Randy, Mas Randy membalas pelukanku dan dia tertawa. "Apakah kamu sangat merindukan Mas, sehingga kamu seperti ini?" Tanya Mas Randy padaku. Aku jadi tersadar dan aku tersenyum malu. "Bukankah Mas Randy pulangnya itu besok?" Aku tiba-tiba tersadar kenapa Mas Randy bisa pulang? Padahalkan pulangnya itu besok ga sekarang. "Nanti dirumah Mas ceritakan, mending sekarang bersiaplah kita akan pulang, Mas tunggu kamu dibawah cepat ya." Mas Randy langsung keluar dari kamar, aku bingung tetapi aku senang karna akhirnya Mas Randy pulang jugaa yeee aku langsung bangkit dari tempat tidur dan menyusun barangku. *****          Kita udah berada dirumah, aku sudah mengganti bajuku. Dan Mas Randy sedang mandi aku menunggu Mas Randy mandi, aku duduk di meja rias memakai lotionku dan memakai pelembab di wajahku. Mas Randy keluar dari kamar mandi memakai celana pendek dan kaos oblong warna putih Mas Randy menghampiriku dan memelukku dari belakang dan meletakkan kepalanya di bahuku dan tangannya dilingkarkan ke perutku. Aku tersenyum tidak biasanya Mas Randy seperti ini padaku. "Kamu kenapa Mas? Tumben banget manja kayak gini sama Carissa?" Tanyaku pada Mas Randy. "Gapapa, sini deh kamu." Mas Randy mengajakku kepinggir tempat tidur kami duduk berhadapan jarak kami sangat dekat, Mas Randy menangkup wajahku. "Tau kenapa Mas pulang hari ini?" Tanya Mas Randy padaku, aku menggelengkan kepalaku karna aku memang tidak taukan? "Mas sangat merindukanmu." Aku tersenyum tidak biasanya suamiku seperti ini. Dan aku deg-degan sekali sekali karna Mas Randy menyatakan rindu padaku. "Gatau kenapa, bangun tidur dan saat mau tidur tidak ada kamu disamping Mas membuat Mas ga enak, dan karna Mas hanya memeluk guling saja saat tidur itu membuat Mas tidak nyaman." Aku sangat senang sekali saat Mas Randy menyatakan ini padaku. Aku gatau harus bagaimana. Dan perasaanku apa ini, kenapa aku sangat deg-degan sekali. "Carissa juga rindu sama Mas Randy." Aku tersenyum kepada Mas Randy. "Benarkah?" Tanya Mas Randy padaku. Aku mengangguk. Kemudian Mas Randy tersaenyum padaku. *Author pov         Tanpa sadar, Randy mendekatkan wajahnya pada Carissa. Mengecup pipi itu pelan. Lalu menatap bibir mungil Carissa. Mas Randy mengusap bibir Carissa. Dia mau mengecup bibir itu saat si pemiliknya sadar. Lama menggoda Carissa dengan sentuhan di wajah, membuat Carissa menggeliat tersadar. Mata sayup itu terbuka pelan. Carissa membalas dengan senyuman. "Sudah siap jika malam ini kita melakukannya?" tanya Randy tanpa basa-basi. Carissa semakin melebarkan matanya. Randy memaklumi jika Carissa terkejut. Wajar.         Tanpa menunggu jawaban, Randy langsung mengecup bibir Carissa. Randy Menatap kembali wajah terkejut Carissa. Kali ini lebih melebarkan mata. Dia belum siap. Randy kembali mendekatkan bibirnya, melumat lembut penuh kehati-hatian Menikmati dengan tenang penyatuan ini. Dan Randy mulai sadar akan satu hal, amatirnya Carissa dalam menyambut sentuhan Randy. "Ini ciuman pertama kamu?" tanya Randy menatap Carissa bingung. Rasanya berbeda saat dia beradu kemesraan dengan Mia.         Istrinya itu begitu mendominasi, berbeda dengan istrinya yang sekarang sedang menatapnya dengan wajah merah yang tak bisa ditutupi. "Kamu nggak pernah berciuman sebelumnya?" Pertanyaan Randy membuat Carissa salah tingkah. Memangnya salah tidak pernah berciuman? "Iya, memangnya kenapa kalau ini pertama? Biasa saja lihatnya." Carissa memalingkan wajah. Dia merasa dikuliti oleh tatapan tajam Randy yang meneliti wajah dan seluruh tubuhnya Aku gugup. "Jangan bilang kamu Masih perawan?" Carissa semakin kesal dengan pertanyaan yang lebih mirip pernyataan. "Kenapa bertanya seperti itu?" tanya Carissa balik. Masih tetap memalingkan wajah Randy menarik wajah Carissa agar wajah mereka saling menatap.         Carissa sudah berjanji untuk pasrah malam ini. Dengan kikuk dia menarik wajah Randy agar semakin dekat dengannya, membisikkan sesuatu di telinga Randy. "Mas Randy suami Carissa, Mas Randy berhak atas Carissa. Maka lakukanlah apa yang mau Mas Randy lakukan Carissa siap."         Randy tidak membuang waktu. Dia sudah merasa b*******h sejak tadi dan sekaranglah saatnya. Menyentuh Carissa seutuhnya, dan Carissa pasrah dengan segala sentuhan Randy. Randy dengan sopan menyentuh setiap jengkal tubuhnya. Menghormati rasa. sakit ini dengan serentetan kata penenang bagi Carissa. Randy tahu ini yang pertama untuk Carissa. Terlihat dari bahasa tubuh Carissa dan bukti yang tercetak di sana. "Aku mau segera terbentuk anak kita," bisik Randy lembut, Masih mengecup pipi Carissa. Ringisan itu sudah mulai berpendar menjadi senyuman asing. Carissa belum pernah mengalami pengalaman ini sebelumnya. "Aku tidak mau ada paksaan saat melakukannya. Tapi maaf kalau awalnya ini menyakitimu karna ini pertama bagimu dan akan sakit tapi kemudian akan enak kok."         Randy mengedipkan matanya. Carissa mengangguk sambil meneteskan air mata. Dia sudah sah dimiliki Randy suaminya. Dan semoga setelah ini kehidupan baru muncul.         Randy mengecup pipi Carissa dengan maksud menenangkan. Hanya itu mungkin yang bisa dilakukan Randy mengingat pengorbanan Carissa untuknya. Randy berjanji akan bersikap baik seterusnya untuk Carissa istri keduanya. Mereka menyelesaikan ritual itu dengan saling terdiam. Dalam keheningan saling menatap, lalu saling berpelukan. Melupakan sejenak akan hari esok. Mereka lelah dan butuh rehat sejenak. Setidaknya rasa sesak di hati ini bisa terbagi satu.     Kemudian Randy mencium puncak kepala Carissa dan tersenyum. "Terimakasih istriku, tidurlah pasti kamu lelah."         Carissa mengangguk kemudian tertidur dan Randy membawa Carissa kedalam pelukannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN