Rasanya sesak sekali. Namun Sarah tidak tahu pasti sejak kapan ia mulai mencintai Fathan? Sarah tidak tahu. Tetapi, yang dikatakan Fathan barusan itu membuat dadanya terasa sesak. Sarah yakin, yang dialami dirinya saat ini tidak sebanding dengan apa yang dialami Fathan waktu lalu saat Sarah menolaknya secara kasar bahkan sampai menghina Fathan. Mengingat hal itu, Sarah langsung menutupi wajahnya dengan bantal. Gadis tengil itu menangis sambil tersedu. "Sarah, waktunya makan malam!" Cepet amat waktunya, udah makan malam aja. Gumam gadis itu di dalam hatinya. Mendengar suara Satria dibalik pintu kamarnya membuat Sarah langsung menjauhkan bantal tersebut dari wajahnya. Lalu, gadis itu menghapus air matanya. "Bentar." Gumamnya dengan suara paraunya. "Cepat! Abang tunggu kamu di bawah,"