“Non Mana!” Panggilan beberapa kali dari balik pintu, tidak dipedulikan oleh si empunya kamar. Mana masih sibuk mengais-ngais sisa kantuk untuk dikumpulkan dan membuatnya kembali menuju ke alam mimpi sekali lagi. Dia tidak ingin bangun hari ini, setidaknya sampai jam kantor berlalu. Mana malas, tidak ingin bekerja. Kalau bisa, dia ingin resign dan pergi ke luar negeri tanpa perlu drama seperti di film atau drama romantic kesukaannya. Mana ingin menghilang dari sini, meskipun dia tokoh utama, dia ingin menjadi tokoh kedua, yang bisa menghilang dan datang sesuka hati. Tidak mau lagi muncul di kantor atau manapun, di mana Ribut ada, dia tidak ingin di sana. Mana marah dan keki pada lelaki yang sayangnya, merupakan tunangannya tersebut. Perkataan lelaki itu telah melukai harga dirinya sebagai