“Apa terjadi sesuatu?” Mana menatap Ribut dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Ribut menjadi tidak bisa menyangkal lagi saat netra hitam milik Mana menatapnya dengan begitu lekat, seolah perempuan itu sedang menegaskan kalau hanya ingin jawaban jujur, bukan sangkalan atau kebohongan manis yang membuatnya menjadi seperti orang bodoh karena gampang ditipu dengan alasan konyol untuk menyembunyikan fakta yang jelas sudah terlihat depan mata. Mana bukan perempuan senaif itu. Ribut mengangguk pelan, tidak ingin membuat Mana khawatir atau menganggapnya sebagai pria yang tidak jujur. Hal itu hanya akan membuatnya kerepotan di masa depan. Soal kepercayaan memang serapuh itu. Tidak mudah membangun suatu kepercayaan setelah hancur. itu sebabnya, Ribut tidak ingin menghancurkan kepercayaan Mana, sama