“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi, Mas? Mengapa kalian bertengkar?” Ribut bertanya dengan nada sopan pada Satria setelah mereka bertemu di kafe, tempat yang di mana Satria berada sejak tadi. Dia sedang makan siang, sendirian. Sengaja memilih kafe itu karena dekat dari kantor. Ribut memakai bahasa yang santai, tetapi sopan. Sebab, dia tidak ingin membuat lelaki yang sudah setia menemani kakaknya sejak dulu itu merasa canggung atau terbebani. Bahkan, merasa diremehkan. Dia ingin Satria menganggapnya sebagai saudara alias adik sendiri, bagaimanapun, mereka akan benar-benar menjadi saudara ipar setelah Satria menikah dengan Dara. Jadi, Ribut tidak ingin ada kesenjangan atau jarak di antara mereka. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, saat Dara dan Tomi pacaran lalu menikah dan bercerai dua ta