“Kamu, kok, nggak ngerti-ngerti, sih? Kamu maunya apa?” Dara setengah berteriak, meskipun belum membentak. Dia sebal dengan Satria. Berinisiatif menelpon lebih dulu, nyatanya, hanya membuat tekanan dan gula darahnya naik. Sedikit lagi, dia mungkin akan terkena serangan jantung ringan apalagi masih tidak bisa mengendalikan diri. Napasnya saja sudah tersengal-sengal, padahal, dia tidak melakukan apapun, hanya berbicara dengan Satria, lelaki yang dicintainya di telpon. Nyatanya, cinta memang tidak selalu indah, apalagi jika ada sesuatu yang sedang diperdebatkan, masalah yang berlangsung seperti arena perang, tidak akan usai sampai ada yang kalah atau mengalah. Walaupun demikian, mengalah, terkadang, bukan jawaban apabila kubu yang lain tidak benar-benar ingin berdamai. Contohnya, apa yang Dar