Kama terpejam dan menikmati ciuman yang Kana berikan, ciuman sembrono dari orang yang yang tidak berpengalaman. Jegrek. Terdengar suara listrik yang mati. Suara sayup-sayup dari kejauhan memenuhi ruang perpustakaan yang sepi, beberapa orang di lantai empat memilih untuk bertahan disana, sementara sebagian lainnya memilih untuk turun melalui tangga. Dan semua hal itu sama sekali tidak menghentikan Kana dan Kama dari kegiatan yang sedang mereka lakukan. Kama mengerang penuh siksaan gairah yang sudah terlanjur melejit begitu liar dan tak terkendali akibat kelakuan Kana. Wanita yang tidak pandai mencium itu memperlakukan bibirnya dengan sangat kelewatan, melumat dan menghisap, seolah ingin memakan bibirnya, seolah ingin menyatukan keduanya dengan sangat putus asa. Tahan Kama. Tahan.