Bab 26 | Tamparan dari Umi

1416 Kata

Wanita itu menggigit-gigit jarinya dengan isak tangisnya yang menyayat hati, kembali teringat semua dosa-dosa, maksiat yang dia lakukan kepada Allah, dan betapa mudah dia melakukan itu dulu, dia mengecewakan abinya, memberatkan almarhumah uminya di alam kubur, semua itu terus menghantuinya dulu. Tidak lama setelah dia dikeluarkan dari Darul Ilmi lalu tidak lama Uminya juga meninggal, Uminya memberikan wasiat kepadanya untuk kembali melanjutkan mondok. Saat itu Hasna sangat terpukul dengan kematian Uminya, dia tidak ikhlas, marah pada takdir, benci dengan hal-hal buruk yang terjadi padanya. Dia mengatakan pada Abinya ingin mondok di Jakarta, jauh sekalian dari Abinya, Hasna menyadari di waktu itu dirinya begitu jahat, bukan hanya dia yang kehilangan Uminya, namun Abinya juga sangat kehi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN