Api Kemarahan

1672 Kata

“Bang,” suara lemahnya bergaung. Mira sudah sadar sejak semalam tapi enggan membuka mulut. Siang ini, Ilham baru mendengar suaranya lagi. Rasanya rindu sekali mendengar gadis itu meledeknya 'jomblo' atau 'bujangan cinta' atau apapun yang berjudul 'hinaan'. Ia tak kan marah asal adiknya tak diam seperti beberapa hari yang lalu. Setidaknya, walau dengan wajah pucat itu, Mira masih mau membuka mulut. “Apa?” “Laper,” lirihnya tapi matanya menatap tak suka pada menu makan siang ala rumah sakit itu. “Mau sate Padang,” pintanya yang tentu saja diiyakan oleh Ilham. Ia rindu adiknya yang manja bukan yang lemah seperti ini. “Oke tunggu disini,” tuturnya dengan tangan yang hendak meng-ambil ponsel di atas nakas namun dihadang Mira. Lelaki itu menoleh dengan kernyitan di dahinya. “A-pa?” “Pinjem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN