Bintang berlari ke arah pintu rumahnya saat mendengar suara ketukan pada pintu berwarna coklat itu, Ia tersenyum manis menyambut tamunya yang ia yakini adalah Bastian, beberapa hari ini hanya lelaki itulah yang menghiasi hati dan hari-harinya. Bintang telah kehilangan sahabatnya yang dulu selalu hadir untuknya dalam suka maupun duka. “Hai, Bee” suara wanita itu membuat senyuman Bintang memudar, ia menatap wanita di hadapannya dengan pandangan terkejut, sungguh ia tidak yakin ini semua adalah kenyataan. “Hai” Bintang tersenyum manis, ia tidak tahu apa yang harus di bicarakannya pada sahabat satu-satunya itu. “Cuma hai gitu Bee? Kamu nggak suruh aku masuk atau duduk” Patricia mengerucutkan bibirnya. “Maaf Pat, ayo masuk, gue kirain Bastian yang datang” Bintang mempersilahkan Patricia un