Hal pertama yang kulakukan setelah bangun adalah pergi memeriksa keadaan Elanor, bukan karena aku peduli padanya, aku membencinya, itu hanya kewajiban. Ya.. hanya rasa empati, karena aku ini orang yang baik hati dan pedulian. Setelah mengecek suhu tubuhnya yang ternyata sudah normal kembali, dan melepaskan perban dipergelangan tangannya, aku mengoleskan salep untuk menghilangkan memarnya. Kemudian kutinggalkan Elanor yang masih tertidur pulas, sekalian memperbaiki selimut yang tidak bergeser sedikit pun dari semalam, terlihat jelas karena Elanor tidur seperti setan, ia tidak bergerak sama sekali seperti orang mati. Apa semua bangsawan tidur seperti itu? Malas memikirkannya, aku pun memutup pintu kamar Elanor dan segera berlengak kedapur. Karena Elanor sudah sembuh jadi kuputusankan untuk