Sementara tanganku sibuk meraba setiap inci tubuh Elanor, mulutku sibuk melumat bibirnya, Elanor terus meronta-ronta seperti ikan kepanasan, dia terlihat sangat marah, tapi aku tidak peduli, aku terus melanjutkannya, lidahku mulai menerusuri rahangnya, turun keleher jenjang putih mulus itu.. Hingga mendadak aku terdorong hingga jatuh, Elanor entah bagaimana bisa melepaskan diri dari borgol itu, dia berdiri dihadapanku dengan tangan memar dan lecet seperti habis membuka paksa borgol itu.. lalu ia membuang borgol yang sudah rusak dan berjongkok dihadapanku. Tangan kanannya mengangkat daguku, menatapku dingin tersirat kemarahan dan luka dimata hitam bening itu, aku mendadak merasa bersalah, seolah-olah aku telah melukainya. "Kau pikir kamu bisa mengikatku dengan borgol milikku sendiri Marv.