Prasangka Nyata (1)

1132 Kata

Semua orang menyambut dengan suka cita begitu Jihan dan Argan memasuki restoran, sampai-sampai tidak ada yang memperhatikan kejanggalan yang berusaha ditutupi oleh keduanya. Kejujuran Jihan membuat semuanya berubah, Argan yang tadinya selalu memulai first move dalam pendekatan, kini seolah enggan. Bahkan dari nada bicara Argan saja kentara sekali berubahnya. “Pasangan yang paling terlambat, tapi tidak apa-apa,” celetuk Tante Linda, atau yang sekarang Jihan panggil Mama Linda. “Ayo duduk-duduk. Pasti sudah pada lapar, kan?” Rangkulan yang tadi Argan sematkan di bahu Jihan langsung dilepaskan, kemudian Argan lebih dulu menarik kursi dan mendudukinya. Jihan menyusul dengan duduk di samping Argan. Para orang tua, terlebih itu Mama dan Mama Linda, kompak terkekeh-kekeh. “Sepertinya kita haru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN