“Iya, Ma?” Jihan bertanya dengan suara serak khas bangun tidur. Tadi sehabis salat maghrib, Jihan ketiduran karena kondisi tubuhnya capek dan kepala pusing. “Maaf baru angkat, Jihan ketiduran.” “Mama sama Papa di depan apartemen kalian. Dipencet bel berkali-kali nggak ada yang bukain jadi Mama telpon kamu. Pada kemana, sih?” Yang tadinya masih setengah mengantuk langsung hilang sepenuhnya. Jantung Jihan berdegup keras kemudian bangkit dengan panik. Sebelum keluar dari kamar, Jihan menyempatkan memasang kerudung rumahannya. “Jihan matiin dulu, ya, Ma,” pamit Jihan pelan. Belum sempat mendapat jawaban dari seberang sana, sambungan diputuskan Jihan sepihak dan Jihan tergesa-gesa membuka pintu. Pandangan Jihan mengintari sekitar lalu dengan takut-takut menatap pintu kamar Argan. Apa laki-la