Setelah rapat dengan para dewan berakhir, Dewa keluar bersama yang lain. Di depan pintu Riyan sudah menunggu dan keduanya langsung memasuki lift. Tangan Dewa dimasukkan ke dalam saku dan di dalam lift tidak hanya ada mereka, melainkan ada beberapa orang lagi.“Pesankan makan siang untukku. Kalau kau mau bergabung silahkan, kalau tidak, tidak apa-apa,” kata Dewa tenang. “Kudengar anakmu sakit. Bagaimana keadaannya sekarang?” “Hanya demam biasa.” Riyan mengangkat bahu. “Tapi, terima kasih karena sudah menawariku untuk makan bersama yang dengan ringan hati kutolak. Hari ini aku ada janji makan di rumah. Istri dan anakku menunggu.” Dewa berdecak mendengar itu. Setelah lift berdenting dan tiba di lantai tujuan mereka, Dewa lebih dulu keluar dengan diiringi Riyan. Di lantai ini terbagi menjadi