Suasana meja makan berubah tegang dan dingin. Kedatangan tamu tak diundang membuat selera makan si empunya rumah menghilang.
Padahal Bunda Aisha telah meminta satpam agar tidak membiarkan masuk jika Viona datang. Namun, wanita bisa menerobos masuk dan mengacaukan acara malam ini.
Sebenarnya siapa yang menjadi mata-mata Viona di rumah Opa Reiga?
Setiap kali ada acara keluarga pasti wanita itu akan datang. Meskipun dia tinggal di Jakarta dan tak pernah diundang oleh Opa Reiga maupun Oma Hani.
“Silahkan duduk Kakak ipar,” ujar Eithan memecah keheningan.
Sementara yang dipersilahkan menatap tajam ke arah Kalila. Seolah siap menerkam gadis yang sangat dibencinya. “Ternyata ada pelakor di sini,” sindirnya.
Kalila tersenyum saat dirinya dikatai sebagai pelakor. Alangkah lucunya kisah hidupnya. Calon suami direbut pelakor eh sekarang dikatai pelakor oleh wanita yang merebut calon suaminya.
“Sudah berapa kali aku bilang, kalau bepergian jauh itu otaknya jangan ditinggal di rumah, gak pintar-pintar sejak empat tahun yang lalu.” Eithan sudah mulai mengeluarkan kata-kata mutiaranya. “Lagian ya, dapat saja informasi jika malam ini ada makan malam di rumah Opa dan Oma,” tambahnya.
“Aku tahu semua yang kalian lakukan,” jawab Viona.
Elard menendang kursi yang ada di sebelahnya hingga terbalik ketika Viona akan duduk. Mana mungkin dia mau bersebelahan dengan wanita yang telah menghancurkan hidupnya.
“Mas— kamu jahat sekali dengan istrimu,” tegur Viona, masih merasa jika dirinya adalah istri dari Elard.
“Istri kamu bilang? Telingamu sudah tuli atau memang pura-pura tidak mendengar. Aku telah menceraikanmu sesaat setelah kamu berencana untuk mencelakai Kalila. Maka dari itu, mulai dari sekarang jangan pernah menginjakkan kaki di rumah Opa dan Oma lagi,” ujar Elard bersungut-sungut.
Viona mulai melakukan drama yang selalu dimainkan ketika berada di kediaman Al-Fathan. Menangis di kaki Elard sambil memohon agar tidak diceraikan.
Pemandangan yang membuat muak keluarga Al-Fathan karena sering menyaksikan drama tersebut. Tapi, beda dengan Kalila. Tontonan gratis saat ini baru pertama kali dilihatnya.
Dia tidak menyangka jika nasib Viona berakhir tragis. Tak hanya kehilangan calon anaknya tapi dia juga kehilangan harga diri. Keluarga Al-Fathan tidak ada yang menganggapnya sebagai anggota keluarga meski telah menikah dengan salah satu keturunannya.
“Tolong jangan ceraikan aku. Bagaimanapun juga aku pernah mengandung darah dagingmu. Elard kita harus tetap menjadi suami istri. Bukankah kamu pernah berjanji akan menikahiku secara negara? Sekarang aku datang untuk menagih janji.”
“Ckck, konsep rumah tangga kalian itu seperti apa? Satunya bilang sudah bercerai dan satunya lagi masih kekeuh ingin mempertahankan rumah tangga.” Eithan tak habis pikir dengan kelakuan kakak dan kakak iparnya.
Opa Reiga meninggalkan meja makan tanpa berpamitan. Sementara Bunda Aisha mengajak Kalila masuk ke dalam untuk mengantar Oma Hani.
Melihat gadis yang menjadi saingannya diperlakukan baik oleh mertuanya membuat amarah Viona semakin membara. Hatinya diliputi dendam yang tak berkesudahan. Meski selama empat tahun ini tak pernah bertemu dengan Kalila.
“Jangan iri dengan nasib gadis terhormat seperti Kalila!” seru Eithan.
“Sejak kapan pelakor berubah menjadi gadis terhormat?” Viona kembali berdiri setelah drama yang dilakukannya selesai.
Sudah tidak ada Opa Reiga, Oma Hani dan Bunda Aisha jadi dia tak perlu lagi berakting seolah-olah menjadi wanita paling tersakiti di dunia.
“Hey, ngaca— punya kaca apa tidak kamu di rumah, ha?”
“Bicara yang sopan Eithan! Aku ini kakak iparmu.”
“Oh, kakak ipar yang sudah ditalak tiga. Begitukah maksudmu? Lagipula pernikahan siri tidak ada kekuatan hukum. Jadi, jangan bersikap seolah kamu adalah bagian dari keluarga Al-Fathan.”
“Elard pasti tahu konsekuensinya jika berani menceraikanku. Dan, aku yakin dia tidak akan berani—”
“Apa masih kurang talak yang aku jatuhkan? Haruskah aku menjatuhkan talak ratusan kali agar kamu paham? Jika iya, aku akan melakukannya sekarang juga,” sahut Elard dengan geram.
Viona menutup telinganya menggunakan kedua tangannya. Elard tipe pria yang selalu menepati janjinya. Jika dia bilang A pasti akan A. Tidak akan berubah meski diiming-imingi dengan tawaran menggiurkan.
“Statusmu sudah janda tanpa anak. Kalau mau minta warisan bilang saja. Kakakku selain tampan juga kaya raya. Mintalah rumah, mobil dan deposito untuk bertahan hidup. Selama itu carilah mangsa yang lebih kaya lagi dan pastikan keluarganya setuju. Agar keberadaanmu tak dianggap sebagai benalu,” ungkap Eithan sebelum meninggalkan halaman belakang.
Kini tinggal Elard dan Viona yang masih bertahan di tempatnya. Saling mendiamkan tanpa ada yang mau memulai pembicaraan.
Hingga akhirnya, Elard memutuskan beranjak dari tempat duduknya. Berniat masuk ke dalam rumah dan meninggalkan si biang masalah dalam kehidupannya.
“Mas— kamu pindah ke Jogja hanya untuk mengejar gadis itu lagi?”
Elard menghentikan langkahnya. Kemudian membalik badan agar dapat melihat Viona dengan jelas. “Kalau iya kenapa?” tanyanya kemudian.
“Gadis itu telah mencampakkanmu sesaat sebelum acara akad nikah dimulai—”
“Dan, semua itu karena ulahmu!”
“Aku yang selama empat tahun ini setia denganmu, Mas. Apakah ini balasan untuk kesetiaanku sebagai istri?”
“Kamu itu wanita jalan9 yang rela menjajakan tubuh demi hidup bergelimang harta. Jangan samakan dirimu dengan gadis terhormat seperti Kalila!”
Elard meninggalkan Viona setelah membungkam mulutnya. Hari ini dia mendapatkan cobaan bertubi-tubi. Mulai dari melihat kemesraan antara Kalila dan Eithan hingga kedatangan mantan istri sirinya.
***
Kalila sengaja menunggu Viona di teras rumah. Pertemuan yang dinantikannya tak akan disia-siakan begitu saja. Belum tentu dalam waktu dekat dia akan bertemu lagi dengan wanita yang menganggapnya sebagai pelakor.
“Hai, bagaimana dengan penyambutan ku?” tanya Kalila saat Viona baru saja keluar dari pintu.
Posisi Kalila saat ini sedang duduk di kursi taman. Tadi, dia pamit sebentar pada Bunda Aisha untuk mengangkat telepon dari sang mama.
“Kok diam. Jawab dong kalau ada yang bertanya,” ujar Kalila lagi.
“Apa yang kamu inginkan?” Viona mengepalkan tangannya dan memberikan tatapan tajam pada gadis yang sengaja ingin menghinanya.
“Hanya satu. Yaitu ; membuat hidupmu bagaikan di neraka,” jawab Kalila.
“Jangan macam-macam denganku!” ancam Viona.
“Aku tidak meminta macam-macam tapi hanya satu macam.”
“Seharusnya kamu tidak kembali lagi dalam kehidupan Elard. Hubungan rumah tangga kami sangat bahagia sebelum kedatangan pelakor sepertimu.”
Kalila tertawa pelan, dengan percaya dirinya Viona menceritakan kehidupan rumah tangganya yang tak pernah diakui oleh Elard, mungkin dia pikir Kalila tidak tahu akan hal itu.
“Anggap saja aku sebagai pelakor yang akan merebut suami eh mantan suami mu,” ujar Kalila dengan senyuman mengejek.
“Aku dan Elard masih sah sebagai suami istri!” bentak Viona.
“Iya, iya, percaya. Gak usah emosi gitu dong. Harusnya kamu santai saja jika merasa hubungan pernikahan adem ayem penuh dengan kebahagiaan.”
“Kamu—”
Kalimat Viona terjeda ketika ponsel yang ada di tangan Kalila berdering. Entah siapa yang menelpon? Yang past gadis itu terlihat senang saat melihat tulisan pada layar.
“Halo, Kak. Nanti aku hubungi lagi. Saat ini aku sedang temu kangen dengan Viona, istri Elard,” ujarnya setelah menggeser tombol warna hijau.
“Kayak apa bentuknya? Kakak ingin melihatnya,” pinta Titania, kakak pertama Kalila.
Kalila langsung mengarahkan kamera belakang pada Viona. Dan, sang kakak berdecak kesal melihat wanita yang dianggapnya berwajah buluk.
“Ya memang seperti itu bentukannya Kakak,” kata Kalila.
“Percuma kamu membuang banyak tenaga kalau lawannya si buruk rupa. Cari saja lawan yang sepadan denganmu.”
“Siap, Kak. Ntar aku cari yang spek model internasional. Bukan wanita pang9ilan tingkat regional,” jawab Lila sambil melambaikan tangannya pada Titania.
Setelah panggilan berakhir, Kalila kembali menatap Viona dengan senyum lebar. Puas sekali dia mempermalukan wanita itu.
“Kamu tidak akan bisa berbuat macam-macam denganku. Karena kamu harus bersikap baik di depan keluarga Al-Fathan, benar ‘kan?”
“Awas saja kamu! Akan aku balas perbuatanmu malam ini.”
“Aku akan menantikannya.”
Kalila masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Viona yang sedang menahan kesal padanya. Suara lembut Bunda Aisha membuatnya bergegas masuk. Karena dia sudah terlalu lama berada di luar.
Namun, saat sampai di depan pintu Kalila kembali bicara. “Kamu memang berhasil menikah dengan Elard tapi kamu tidak akan berhasil masuk ke dalam keluarga besarnya. Hanya Kalila Hafiza Dirgantara yang menjadi menantu idaman. Bukan seorang wanita jalan9 sepertimu.”