Bab 26 Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Meskipun rasa lelah dan kantuk menghingga, tetapi aku berusaha untuk terjaga. Aku melepaskan pernak-pernik yang menempel pada tubuh. Mahkota kecil, kerudung yang melilit kepalaku, gelang, bros, cincin dan gelang. Setelah semua aksesoris terlepas, meski susah payah, akhirnya aky bisa melepas ritleting gaun dan lekas berganti dengan piyama tidur yang kubawa. Beruntung, Mas Laksa masih belum keluar dari kamar mandi. Kalau sudah, bisa-bisa aku gugup setengah mati dibuatnya. Ah ... rasanya nyaman. Aku sudah tak kuat menahan diri, ingin segera merebahkan badan. Kulirik tempat tidur dengan ukuran king size yang dipenuhi rangkaian ronce melati. Wanginya membuatku tenang, tetapi tak berani aku beranjak ke sana. Aku takut akan mengotori seprai pu