9. Permainan Bawah Pinggang

1760 Kata

“Kamu enggak boleh menikah sama dia,” cetusku tanpa sadar. Nala tampak terkejut dengan pernyataanku. Jangankan Nala, aku sendiri pun terkejut kenapa larangan itu tiba-tiba terlontar dari mulutku. Aku menatapnya. Bukan untuk menakuti, tapi ini hanya tatapan spontan. “Kenapa Mas melarangku? Harusnya Mas senang kalau kecurigaan dan tuduhan Mas itu terbukti benar.” Sindiran Nala ngena banget. Langsung menusuk hati. “Sudah cukup ngobrolnya. Sudah malam dan aku mau beristirahat. Silakan keluar,” lanjut Nala mengusirku. Entah kenapa aku tertantang dengan sikap kasar Nala. Aku menyilangkan tangan di depan d**a dan bertahan tetap berdiri walaupun d**a ini rasanya mau pecah karena terlampau marah. “Kalau Mas tidak segera pergi, aku akan panggil satpam,” ancam Nala kemudian. “Panggil saja.” Nal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN