45 - Boneka

1334 Kata
“Aku akan membalaskan dendam saudaraku,” kata Blizelux penuh penekanan. Key menangkat pedangnya semakin tinggi. “Tak perlu khawatir. Aku juga merasakan hal yang sama.” Blizelux mengeratkan tangannya pada pegangan pedangnya, kemudian memasang kuda-kuda untuk siap bertarung. Seketika ia teringat sesuatu. “Sudah kedua kalinya bukan, kau kehilangan seseorang yang menjadi pelindungmu?” Key mengerutkan keningnya. “Lalu? Bukankah saudaramu juga ikut bersamanya?” Blizelux tidak menduga kalau Key akan membalikkan kata-katanya. “Kau …” “Apa tujuanmu mengatakan hal itu? Mau membuatku marah?” Key menggelengkan kepalanya. “Setelah kejadian beberapa hari terakhir, kau masih mengira aku tidak menggunakan ini?” kata Key sambil menunjuk kepalanya sendiri. Mendengar perkataan Key, Blizelux semakin tidak bisa menahan amarahnya. Pegangan tangannya yang sudah kencang pada senjatanya semakin menjadi. Dengan desisan, ia menyerang Key dengan cepat. Tentu saja, Key dapat menangkisnya dengan mudah. Meski begitu, ia merasa kalau keahlian Blazelux dalam berpedang lebih mahir dari pada dirinya. Wajar saja, sebelum menjadi anggota The Oblivion, ia hanya menggunakan pedang untuk berburu. Itu pun bukan pedang sesungguhnya. Kemudian, setelah terpilih menjadi anggota The Oblivion, ia belum pernah bertarung dengan seseorang yang juga menggunakan pedang. Ini pertama kali baginya. Meski begitu, instingnya yang sudah tajam dalam bertahan hidup menutupi kelemahannya. Setiap serangan yang diberikan Blizelux, Key dapat menangkis atau menghindarinya dengan jarak beberapa milimeter. Suara pedang yang terus beradu semakin cepat, bahkan beberapa di antaranya mengeluarkan percikkan api. Namun, antara Blizelux dan Key, belum terlihat ada yang mulai kelelahan. Bahkan, semakin lama mereka beradu pedang, kecepatan Key semakin meningkat. Detak jantungnya sangat cepat karena adrenalin yang terpacu. Di sisi lain, kemarahan Blizelux semakin menjadi. Entah kenapa, mata yang dipenuhi oleh rasa percaya diri yang dipancarkan oleh Key membuatnya ingin cepat-cepat memotong leher orang yang ada di depannya. Mengingat pertarungan sebelumnya bersama Blazalux, Key mengerti bahwa setiap Demolux bersaudara pasti memiliki kekuatan yang sangat aneh dan di luar akal sehat. Karena itu, Key tidak bisa membuat celah dan membiarkan Blizelux menggunakan kekuatannya. Meski Blizelux memiliki kekuatan yang hampir sama seperti Blazalux … dan ilusi yang ia lihat selanjutnya adalah Ken, atau bahkan keluarganya … Key sudah menguatkan tekadnya untuk tidak lagi melakukan kesalahannya. Karena Key tahu betul … Ken, semua teman-temannya, keluarganya … sudah lama tidak ada di kehidupannya lagi. Desa yang menjadi tempat kelahirannya, tempat  yang membuat Key menjadi dewasa, dan yang membuatnya menjadi dirinya yang sekarang ini, sudah hancur diserang oleh para bandit. Bahkan, teman-temannya, begitu pula dengan Ken, harus mati karena kutukan itu, harus mati karena pengkhianat itu. Melihat Blizelux yang berada di depannya saat ini, Key mengumpulkan seluruh amarahnya, kesedihannya, dan harapannya menjadi kekuatan untuk … melepaskan penyesalannya, untuk berusaha melupakan dan merelakan Ken serta orang-orang yang selalu berada di sekitarnya telah lama pergi. Bahkan, meski Key tidak bisa kembali pada teman-temannya yang baru beberapa bulan ini bersamanya … kembali pada Syville dan yang lainnya … setidaknya Key harus membawa Blizelux ke neraka bersamanya. Melihat ada sesuatu yang berubah di mata Key, entah mengapa membuat d**a Blizelux bergetar ketakutan. Dengan sekuat tenaga, Blizelux menangkis serangan yang hampir saja memotong lehernya, dan lompat beberapa langkah menjauhi Key. Mereka berdiri sejauh lima meter antara satu dengan yang lainnya. Sambil mencoba untuk menenangkan napasnya masing-masing. Key terus menjaga kuda-kudanya agar tidak memberikan celah untuk Blizelux, begitu pula sebaliknya. Meski napas mereka sudah mulai stabil, tidak ada satu pun dari mereka yang kembali menyerang. Key tentu tidak akan bertindak gegabah lagi, dan Blizelux sudah mendinginkan kepalanya. Walau pun Key tidak mau mengakuinya, perkataan Blizelux pertama kali saat mereka bertemu tidak bisa ia hiraukan begitu saja. Blizelux menyukai dan tentu saja menguasai ilmu pedang. Keunggulan yang dimiliki Key sejak awal hanya karena Blizelux yang tidak bisa menguasai emosinya. Melihat kali ini ia sudah menenangkan dirinya, Key harus lebih berhati-hati dari pada sebelumnya. Key tidak tahu apakah Blizelux bisa menggunakan sihir … jika ia bisa menggunakannya, peluang kemenangan Key hampir mendekati nol. Mengetahui kemampuan musuh merupakan sebuah penentu apakah seseorang bisa memutar balikkan keadaan atau tidak. Saat ini, Key tidak memilikinya satu pun! Di sisi lain, Blizelux yang sudah menenangkan dirinya merasa kalau ia tidak bisa mengalahkan Key! Meski ia percaya diri pada keahliannya dalam berpedang, kemampuan milik Key juga tidak bisa ia hiraukan begitu saja. Ditambah dengan insting dan kemampuannya dalam membaca gerakan selanjutnya membuat Blizelux sedikit ragu dalam mengambil langkah selanjutnya. Keraguan itulah yang membuatnya terpojok karena serangan dari Key. Tidak ada cara lain … Blizelux harus menggunakan kemampuannya sekarang! Melihat raut wajah Blizelux yang berubah, Key merasa akan ada sesuatu yang datang, dan tentu saja itu sesuatu yang tidak menguntungkan baginya. Dengan cepat, Key berlari untuk mempersempit jarak antara dirinya dan Blizelux. Blizelux mengeluarkan sesuatu yang berbentuk kotak dengan ukuran yang sebesar ibu jari, ia menempelkan benda itu ke mulutnya. Key berhenti berlari mendekati Blizelux, hal ini lah yang paling ia ingin hindari! Apa itu kekuatan anehnya? Sedetik kemudian, suara melengking keluar dari benda itu, ia baru sadar kalau benda itu adalah sebuah peluit!  Peluit? Apa ia memanggil sesuatu? Key merasa dirinya sangat bodoh karena berhenti mempersempit jaraknya pada Blizelux. Kali ini ia terlalu waspada! Saat Key kembali berlari mendekati Blizelux … tiba-tiba saja telinganya mendengar sesuatu yang mendekat ke arah dirinya. Belum sempat ia melihat ke arah sumber suara, dengan suara dentuman yang keras, sesuatu baru saja jatuh dari langit! Key sedikit terbatuk karena menghirup debu dan serpihan tanah. Matanya sedikit perih karena tertusuk sesuatu. Berusaha untuk menghentikan batuknya, debu yang menghalangi pandangan Key sedikit demi sedikit mulai menghilang. Benda … bukan, sesuatu … seseorang? yang jatuh dari langit itu berdiri tepat di depan Key, yang refleks membuatnya mundur beberapa langkah. Setelah ia dapat melihat lebih jelas, jantung Key rasanya copot dan langsung berseluncur ke arah perutnya. Napasnya terhenti seketika melihat seseorang yang ada di depannya ini. Baron … Baron … Baron masih hidup! Ia kembali! Key melihatnya dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Benar … orang yang ada di depannya ini adalah Baron! Tapi … kenapa ia baru muncul di saat seperti ini? Apa yang terjadi padanya sampai saat ini? Peluit itu … Suara tawa dari Blizelux menyadarkannya dari rentetan pemikiran dan asumsi Key. “Bagaimana, Key? Senang melihat boneka milikku kali ini?” “Boneka?” Key kembali membisikkan perkataan Blizelux. Blizelux tersenyum dengan bangga. “Itu benar! Baron, bunuh dia sekarang juga!” Dengan gerakan kaku, Baron menerjang ke arah Key. Melayangkan tinjunya yang beberapa detik sebelumnya Key berdiri di tempat itu. Meski baru beberapa menit lalu Key membulatkan tekadnya untuk menghancurkan apa saja yang menghalanginya untuk mengalahkan Blizelux … meski ia sudah menetapkan dirinya jika ilusi Ken, teman-temannya bahkan keluarganya kembali muncul di hadapan Key saat ini … ia tidak pernah berpikir kalau kali ini Baron yang muncul. Kali ini, Key hanya bisa menghindari serangan dari Baron. Meski tidak lama ia mengenal Baron, sebagai seseorang yang sama-sama berada di garis depan, dan kenyataan bahwa mereka selalu melakukan latihan bersama, Key dapat dengan mudah mengetahui dari mana arah serangan Baron selanjutnya. Orang ini benar-benar Baron! Apa yang dilakukan oleh Blizelux? Apa maksudnya boneka? Apa kekuatannya adalah mengendalikan orang lain? Lalu, bagaimana Baron bisa selamat dari jurang yang sangat dalam itu? Apa kemungkinan Baron bertahan hidup di dasar jurang itu? Apa jika Key dan yang lainnya memberanikan diri untuk menolong Baron, ia akan kembali bersama mereka? Key tidak bisa fokus sama sekali, dan hal ini lah yang membuat dirinya tidak melihat kalau ada batu kecil di belakangnya. Begitu ia sadar, kakinya sudah menginjak batu itu dan membuat dirinya sedikit kehilangan keseimbangan. Salah satu tinju Baron berhasil mengenai pipinya. Ia terlempar cukup jauh. Air mata mulai menghalangi pandangan Key. Entah kenapa, seluruh tubuhnya sangat sakit! Berusaha untuk berdiri saja membutuhkan kekuatan yang cukup besar. Mulutnya seperti dipenuhi oleh besi, ia meludahkan darah dari dalamnya. Dari jauh, Blizelux hanya tertawa melihat Key yang terpojok. “Kau tahu seberapa marahnya aku ketika mengetahui saudaraku terbunuh dan orang ini yang berhasil hidup? Aku benar-benar ingin membunuhnya saat itu juga di dalam jurang itu! Tetapi, bukankah dengan membunuhnya, dosa yang ia miliki karena membunuh saudaraku hilang begitu saja? “Karena itu, aku menggunakan kekuatanku untuk mengendalikan orang ini! Kau tau seberapa hinanya ketika kau merawat luka musuhmu sendiri?” kata Blizelux, matanya dipenuhi oleh kebencian. “Aku akan membuatnya lebih menderita! Dengan membunuh teman-temannya sendiri. Oh … atau mungkin aku juga akan mengendalikanmu, juga mengendalikan teman-temanmu yang lain. Di akhir, kalian akan saling membunuh satu sama lain!” Blizelux kemudian tertawa seperti orang gila.[]
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN