Zeth melihat kening Aezolux yang sedikit mengerut, entah kenapa ia merasa kalau Aezolux sedikit kesulitan. Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya ia berkata, “Jika kau benar-benar tidak bisa untuk membunuh seseorang, lebih baik kau mundur dari pertempuran ini, Syville.”
Tiba-tiba saja, Zeth melihat tubuh Syville yang kaku seketika. Napasnya terhenti sebentar, dan pegangan tangan pada tombaknya mengendur, hampir menjatuhkannya. Dari samping, Zeth melihat mata Syville yang entah kenapa mulai dibasahi oleh air mata.
“Kata-kata itu.. kau.. kakak?”
Zeth menaikkan kedua alisnya. ‘Kakak?’ Apa maksud Syville?
Belum sempat pertanyaan yang muncul di benak Zeth terjawab, Syville kembali berkata dengan suara yang bergetar, “Kakak … apa itu kau? Apa benar kau terpilih menjadi seorang The Oblivion sebelumnya?”
Zeth bergantian menatap Syville dan Aezolux yang ada di depannya dengan bingung. “Syville, apa maksudmu?”
“Cara bicara itu …” Syville terhenti sebentar, “cara bicara itu, apa kau kakakku?” lanjutnya dengan suara yang terdengar seperti hembusan angin.
Aezolux yang ada di depan mereka tidak menjawab pertanyaan Syville. Namun, Zeth bisa melihat kalau wajahnya mulai berubah.
Zeth menarik Syville ke balik punggungnya dengan cepat, tetapi secara lembut untuk tidak menyakitinya. Pandangan Aezolux yang dari tadi tertuju pada Syville akhirnya beralih melihat Zeth tepat di matanya. Terlihat jelas kalau pandangan itu memiliki niat yang tidak baik.
“Aku tidak mengerti kenapa Syville bisa berkata seperti itu ketika melihatmu. Tetapi satu hal yang aku mengerti,” kata Zeth cepat setelah melirik Syville yang masih bergetar di balik punggungnya, “setiap Demolux bersaudara memiliki kekuatan uniknya masing-masing.”
Mendengar hal itu, tubuh Syville yang dari tadi bergetar mulai tenang. Ia menarik napas panjang, berusaha untuk menenangkan kepanikan yang masih tersisa.
Melihat itu, Zeth kembali melanjutkan kata-katanya, “Aku tidak tahu apa tujuanmu sebenarnya dengan mengatakan kata-kata yang sama dengan … seseorang yang Syville anggap berarti. Tetapi, jika kau berencana untuk mencuci otaknya, dan melukainya, meski kemampuan bertarungku tidak semahir yang lain … aku tidak akan membiarkanmu.”
“Kau pikir aku akan melakukan trik serendah itu?”
“Bukankah ada seseorang dari kelompokmu yang memiliki kemampuan seperti itu?” tanya Zeth. “Kemungkinan kau memiliki kekuatan yang sama tentu ada, ‘kan?”
Aezolux menyipitkan matanya pada Zeth. Tetapi apa yang dilakukan setelahnya tidak pernah terpikirkan olehnya. “Syville. Jika kau setuju dengan apa yang aku tawarkan, kau dan dua orang temanmu yang lainnya bisa bebas dari misi ini.”
Zeth kembali melirik Syville yang ada di belakangnya. Tentu saja, ia tidak senang dengan kata-kata Aezolux itu. “Sudah kukatakan, aku tidak akan melakukannya. Menjual temanku sendiri untuk bertahan hidup?”
Aezolux mendesah singkat, kemudian kembali mengambil busur serta anak panahnya yang tadi ia jatuhkan ke atas tanah. Kemudian, ia bergumam pelan, “Jika seperti itu, tidak ada pilihan lain. Mungkin aku akan membunuh kedua temanmu, lalu memotong kakimu supaya kau tidak bisa bergerak lagi.”
Mendengar perkataan itu, Zeth dan Syville langsung menyiapkan senjata mereka. Senjata Aezolux tentu saja senjata jarak jauh, jika Zeth dan Syville menyerangnya dalam jarak yang dekat, ia pasti tidak memiliki kesempatan untuk balik menyerang, ‘kan? Dengan segera, Zeth menyiapkan belati yang ia dapat dari Etna. Untung saja beberapa minggu ini ia berlatih cara bertarung menggunakan belati bersama Lucius. Dengan kemampuannya itu, setidaknya ia bisa memojokkan Aezolux bersama Syville.
Sayangnya, pikiran itu tiba-tiba sirna ketika mereka melihat busur dan anak panah Aezolux mulai bercahaya. Apa yang digantikan oleh senjatanya yang bercahaya adalah sebuah tombak berwarna biru gelap yang cukup panjang, ujung tombaknya sebening kaca, dan di sekitarnya terdapat ukiran yang belum pernah Zeth lihat, tetapi rasanya tidak terlalu asing.
Kedua mata Syville langsung terbelalak melihat tombak yang dipegang oleh Aezolux. Dengan suara bergetar karena marah, Syville berkata, “Kau! Meski kekuatanmu mungkin dapat mengambil ingatan dari The Oblivion sebelumnya untuk menipu kami, tetapi bukankah apa ayng kau lakukan saat ini lebih rendah dari pada memakan kata-katamu sendiri!?”
Aezolux tertawa sekali, tetapi tidak ada humor di suara tawanya atau pun di wajahnya. “Aku melakukan ini untukmu juga, Syville.”
“Untukku!? Kau menggunakan tombak yang biasa kakakku gunakan itu untukku!?” sahut Syville penuh dengan amarah. “Apa kau sengaja melakukannya? Untuk menghancurkan semangat bertarungku?”
Aezolux menyipitkan matanya pada Syville, tetapi ia tidak berkata apa pun. Malah, ia mulai menyiapkan kuda-kudanya untuk mulai menyerang.
Zeth mengerling ke arah Syville, wajahnya terlihat campuran antara marah dan kesedihan yang mendalam. Zeth tidak tahu kenapa Aezolux malah menyerang Syville. Bahkan sejak Zeth dan yang lainnya bertemu dengan Demolux bersaudara pertama kali, mereka sudah ditakdirkan untuk bertarung satu sama lainnya, tetapi tidak dengan Syville. Karena jelas, Demolux bersaudara memiliki aura untuk melenyapkan orang-orang selain ‘Path Finder’, yang saat ini adalah Syville. Hal ini masih belum bisa Zeth mengerti sampai sekarang.
Kenapa Demolux bersaudara diciptakan tidak sesuai dengan jumlah orang-orang yang terpilih? Kenapa hanya ‘Path Finder’ yang tidak memiliki seorang musuh yang terlihat jelas ingin melenyapkannya?
Apa sebenarnya seorang Path Finder tidak seharusnya dilenyapkan? Atau apakah … seorang Path Finder yang akan langsung bertarung dengan musuh sesungguhnya?
Rentetan pemikiran itu sedikit membuat Zeth terganggu. Ia menggelengkan kepalanya dengan keras, berusaha untuk fokus pada musuh yang ada di depannya.
Melihat kesungguhan Zeth dan Syville yang masih tidak ingin menyerah, ekspresi di wajah Aezolux langsung menghilang seluruhnya. Wajahnya itu membuat Zeth merasa ia sedang melihat wajah sebuah boneka.
Zeth sedikit terkejut ketika Aezolux melesat ke arah mereka dengan ujung tombaknya yang diarahkan pada Syville. Tetapi, sedetik kemudian ia kembali tenang dan menciptakan sihir api dengan cepat, melemparkannya langsung ke arah Aezolux untuk memperlambat momentumnya meski sebentar.
Sayangnya, dengan mudah Aezolux menghindari serangan dari Zeth kemudian melompat ke udara, ujung tombaknya masih tertuju pada mereka berdua dengan berbahaya.
Zeth dan Syville langsung melompat ke arah yang berlawanan. Tanpa ragu Aezolux menghunuskan tombaknya pada Syville, yang langsung Syville tangkis dengan badan tombaknya.
Beberapa detik setelahnya, di sekitar mereka hanya terdengar suara dari langkah kaki dan suara dari senjata yang terus beradu.
Melihat punggung Aezolux yang terbuka lebar, Zeth melemparkan belati ke arahnya. Tetapi tidak seindah yang diinginkan, Aezolux langsung menghadap ke arah belati yang Zeth lempar kemudian menghindarinya dengan melompat ke samping.
Syville langsung kembali menyerang. Kali ini, Aezolux hanya bisa bertahan. Dengan cepat Zeth menggerakkan jarinya, membuat belati yang tadi ia lempar kembali terbang ke tangannya. Kemudian ia menyiapkan busur serta mengambil anak panahnya.
Ia membidik beberapa meter di belakang Aezolux untuk mempersempit ruang bergeraknya, dan dengan hal itu, Aezolux semakin terpojok dan menerima sayatan pada pipinya setelah menghindari ujung tombak Syville yang hampir menusuk lehernya.
Aezolux langsung melompat sejauh lima meter ke belakang, membuat Zeth dan Syville sedikit terkejut dengan hal itu.
Tetapi, yang membuat Zeth heran adalah luka yang diterima oleh Aezolux tidak langsung sembuh seperti apa yang diceritakan oleh Key ketika seorang anggota The Oblivion menyerang Demolux bersaudara yang bukan menjadi targetnya.
Jika apa yang dikatakan oleh Key itu benar … kenapa luka yang diterima oleh Aezolux tidak langsung sembuh? Apa sebenarnya Aezolux memang musuh alami Syville? Lalu … bagaimana dengan Zeth?
Melihat wajah Syville yang kebingungan juga membuat Zeth yakin bahwa pemikirannya tidak salah. Tetapi, Aezolux sepertinya tidak sadar dengan wajah kebingungan mereka. Dengan cepat ia kembali menyerang Syville.
Terlihat jelas kalau Aezolux benar-benar ingin memotong kaki Syville dari serangannya. Tetapi, tiba-tiba saja Aezolux berhenti menyerang, keningnya berkerut dengan dalam.
Ia mundur beberapa langkah dengan tombaknya yang kembali bersinar dengan terang. Dalam sekejap, tombak itu kembali berubah menjadi busur dan anak panah.
Aezolux menatap Syville sebentar, kemudian memalingkan perhatiannya pada Zeth. “Jaga dia sampai aku kembali,” katanya singkat.
Kepala Zeth penuh dengan tanda tanya. Apa maksudnya? Menjaga Syville sampai dia kembali? Maksudnya jangan biarkan kaki Syville terpotong terlebih dahulu sebelumnya!?
“Sepertinya tawaran sebelumnya tidak perlu di lakukan lagi. Karena salah satu dari teman kalian sudah kalah, dan mungkin satu lagi akan menemui akhirnya jika tidak kalian hentikan,” tambah Aezolux.
Kedua alis Zeth dan Syville terangkat. “Apa yang kau lakukan?” tanya Syville dengan nada mengancam.
Tetapi, Aezolux tidak menjawab pertanyaan Syville. Setelah ia membalikkan badan, tiba-tiba ia menghilang di sisi hutan tergelap.
Zeth mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Apa benar Aezolux pergi begitu saja? “Syville, ayo kita kembali. Aku khawatir dengan Key dan yang lainnya.”
Meski terlihat tidak ingin membiarkan Aezolux yang menggunakan ‘ingatan’ kakaknya pergi begitu saja, Syville tetap mengikuti Zeth kembali keluar hutan tanpa berkata apa pun.[]