Seperti sebelumnya, tiba-tiba pandangan Lucius dibutakan oleh kegelapan, beberapa saat kemudian cahaya matahari menusuk matanya. Dengan hati-hati, Lucius mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.
Padang rumput masih terbentang luas di sekitarnya, dan hutan yang baru saja ia lewati masih berada di belakangnya. Sepertinya ia tidak berpindah tempat terlalu jauh.
Dari ekor matanya, Lucius melihat Dravelux yang keluar dari dalam tanah. Setelah tertawa pelan, ia berkata, “Lucius ... kau benar-benar menghiburku.”
Lucius menyiapkan belati di tangannya. “Bukankah kau yang bilang, tidak ingin pertarungan yang membosankan?”
Dravelux kembali tertawa. “Itu benar. Tetapi, apa kau yakin kau bisa melakukannya? Bukankah baru-baru ini kau menemukan sesuatu yang sangat berharga di hidupmu?”
Lucius tersenyum tipis. “Benar. Karena itu aku harus menyelesaikan misi bodoh ini dan melakukan apa yang aku mau.”
Dravelux menyipitkan matanya, menatap tajam Lucius dengan senyuman yang lebih mengerikan. “Berarti kali ini, hanya ada satu orang yang akan kembali hidup-hidup.”
“Dan orang itu bukan kau!” Lucius mengayunkan belatinya, seketika tubuhnya diselimuti oleh kegelapan.
Dravelux menganggukkan kepalanya. “Bagus, sungguh bagus! Kau tidak pernah membuatku kecewa, Lucius!” Tidak ingin kalah, akhirnya Dravelux juga mengeluarkan kekuatannya yang sesungguhnya, tubuhnya dibalut oleh aura perak.
Dengan hembusan angin yang kencang, dan suara pantulan dari dua bilah yang terus beradu, dua bayangan itu saling menyerang satu sama lain.
.
.
“Sesuai janji, Wargelux. Kembalikan Xzar jika aku berhasil mengalahkanmu,” kata Jura sambil menyiapkan tongkat sihirnya.
Wargelux tersenyum pada Jura. “Tenang saja. Setelah aku membunuhmu, naga itu tidak lagi berguna.”
Jura mendengus kencang. “Kau terlalu percaya diri!”
Wargelux terkekeh pelan. “Tentu, karena meski kau sudah mempelajari buku yang kuberikan untukmu, kau masih terlalu lemah!”
Jura tersenyum tipis. “Oh, aku hampir lupa. Terima kasih atas bukumu yang berguna itu! Aku sempat berpikir bahwa buku itu hanya berisi omong kosong yang membuatku mempelajari ilmu yang salah. Tetapi setelah mencobanya sendiri, buku itu ternyata berisi informasi yang sesungguhnya.”
Wargelux tersenyum bangga. “Kau boleh memanggilku sebagai gurumu.”
Jura memutar kedua bola matanya. “Tetapi aku masih belum mengetahui maksud dan tujuanmu membantuku.”
Wargelux melipat kedua tangannya di d**a, sambil tertawa meledek. “Alasannya sangat sederhana, aku bisa mati bosan bertarung denganmu! Karena aku dapat mengalahkanmu dengan cepat jika pengetahuanmu setengah matang seperti sebelumnya.” Setelah mengatakan hal itu, entah kenapa Wargelux merasa bahwa ia melihat kekecewaan di mata Jura.
“Baiklah, aku akan berusaha semampuku untuk mengabulkan keinginan terakhirmu dengan kemampuanku sendiri!” Jura menjentikkan jarinya, dan buku Grimoire muncul di sampingnya. “CG: Sorcery - Chaos Nest, CO: Summon Grimalkin!” Di samping Jura, muncul lingkaran sihir berwarna merah dan seekor kucing hitam yang berdiri dengan dua kaki belakangnya, kucing itu juga memegang tongkat sihir.
“Bukankah sudah kukatakan, langkah pertama adalah hal yang fatal dalam pertarungan Grimoire?” Wargelux ikut memanggil buku Grimoirenya. “CG: Glamour – Fairy Ring, CO: Summon Familiar – Fairy!” Seperti peri yang dipanggil Jura sebelumnya, peri yang dipanggil oleh Wargelux memiliki tubuh yang besar, hampir setinggi Jura, dangan sayap yang berada di punggungnya, tetapi peri ini menggunakan pedang sebagai senjatanya.
“Grimalkin, gunakan sihir hitam pada peri itu,” kata Jura pada kucing yang ada di sebelahnya.
Dengan mata bulat yang terlihat penuh oleh rasa percaya diri, kucing kecil yang ada di sebelah Jura menganggukkan kepalanya. Jura butuh tekad yang sangat kuat untuk menghentikan dirinya memeluk kucing ini.
Perintah Jura langsung ia kerjakan, kucing itu … sepertinya merapalkan sebuah mantra—yang tentu saja hanya terdengar seperti eongan lucu oleh Jura—pada peri yang menerjang ke arah mereka. Seketika, peri itu terhenti dan jatuh ke tanah. Terlihat ia bernapas dengan pelan sambil menutup kedua matanya rapat. Peri itu tertidur dengan pulas.
Wargelux tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. “Tidak buruk, tetapi sangat jauh dari standarku! CG: Sorcery – Hell Gate, CO: Summon Familiar – Imp!” Kali ini, makhluk kecil yang tidak lebih tinggi dari setengah meter muncul dari lingkaran sihir Wargelux. Makhluk itu memiliki kuku dan taring yang sangat tajam. Ia berlari sangat cepat, Grimalkin milik Jura tidak akan sempat merapalkan mantra pada makhluk itu.
Jura kembali menyiapkan tongkat sihirnya. Sambil menghembuskan napasnya kencang, Jura merapalkan mantra pendek. Di sampingnya, terbentuk sebuah pedang api yang sepenuhnya terbuat dari sihir. Dengan ayunan yang tidak kalah cepat, pedang api milik Jura memotong makhluk panggilan Wargelux menjadi dua, kemudian makhluk itu berubah menjadi abu.
Belum sempat Wargelux berkata sesuatu, Jura sudah melesat cepat ke arahnya, berhasil menghindari ayunan pedang Jura yang sedikit lagi menggores lehernya.
“Bukankah kau terlalu cepat-cepat, Jura? Bagaimana jika kita bersenang-senang terlebih dahulu?” tanya Wargelux yang sekali lagi menghindari ayunan pedang milik Jura.
Jura mengerutkan keningnya. “Aku tidak memiliki waktu untuk meladenimu. Ada hal lebih penting yang aku miliki.”
Wargelux mengedikkan bahunya. “Hal penting? Maksudmu bocah bayangan itu?” Wargelux tertawa satu kali sambil menggelengkan kepalanya. “Kau pikir dia akan kembali hidup-hidup setelah bertarung dengan Dravelux? Bukankah orang itu menggunakan kekuatannya yang bahkan tidak bisa ia kendalikan sendiri?”
Jura mengepalkan tangannya dengan kencang, merasakan kukunya yang menusuk pada telapak tangannya. Ia kembali mengayunkan pedangnya, mencoba untuk menebas leher Wargelux.
Wargelux mundur beberapa langkah. Berusaha untuk memanggil makhluk lainnya dari lingkaran sihir. Tetapi, mata teliti milik Grimalkin yang dipanggil oleh Jura tidak melewatkan hal ini. Dengan tongkat sihirnya, ia menggunakan sihir es untuk menghentikan Wargelux.
Wargelux mendecakkan lidahnya. “Kau bahkan menggunakan Manamu untuk memperkuat makhluk panggilanmu? Bahkan jika aku tidak membunuhmu sekarang, kau akan mati oleh Manamu sendiri!”
Jura melepaskan pegangannya pada pedang api miliknya, yang langsung saja pedang itu menghilang menjadi kepulan asap. Tatapan Jura sangat berbeda dari sebelumnya, yang membuat Wargelux tidak sadar mundur satu langkah. Tatapan itu, tatapan seseorang yang dengan percaya diri meninggalkan segala yang ia miliki …
Apa yang dilakukan Jura selanjutnya membuat Wargelux sedikit bingung. Ia tidak menggunakan buku Grimoirenya lagi, begitu pula dengan pedang sihir yang terbuat dari api, sudah ia hilangkan. Tongkat sihirnya masih berada di balik punggungnya, terlihat tidak ingin ia gunakan sama sekali.
Kemudian, tiba-tiba saja Jura mengencangkan ikat pinggangnya, menghentakkan kakinya ke tanah dan sepatu sihir yang ia gunakan berubah menjadi lapisan perak. Dari sakunya, ia juga mengeluarkan sarung tangan berlapis perak. Apa yang ingin Jura lakukan?
Wargelux mengerutkan keningnya semakin dalam melihat persiapan Jura itu. Di sisi lain, Jura hanya tertawa di dalam hatinya. Baru kali ini ia melihat raut wajah Wargelux yang kebingungan, setiap saat ia memasang senyum yang membuat Jura ingin memukul wajahnya! Lalu, inilah saat yang tepat untuk melakukannya. Jura pasti akan memukul wajah Wargelux yang sombong itu.
Jura mengalirkan Mana untuk memperkuat serangan pada sarung tangannya. Ditambah dengan hasil tempaannya yang belum lama ini, Jura merasa kalau dirinya saat ini bisa mengalahkan Wargelux tanpa menggunakan kekuatan yang selalu ia gunakan. Satu-satunya kekuatan Jura yang ia dapatkan dengan mengorbankan seseorang yang berarti baginya.
Ia akan mengalahkan Wargelux tanpa menggunakan kekuatan terkutuk itu. Ia tidak akan menggunakan sihir itu untuk melawan Wargelux. Meski Jura merasa sudah lama dunia bekerja sama untuk menghancurkan segala harapan yang ia miliki, Jura masih terus berharap, kalau pilihannya saat ini bisa menghilangkan kutukan itu. []