-- Di Bandara. Wulan, dan Ervan saling melangkah mendekati satu sama lain. "Assalamualaikum, Mas." Wulan mencium punggung tangan Ervan. "Walaikum salam, Dek. Bagaimana keadaanmu?" "Baik, Mas." "Alhamdulillah, Mamah tidak jadi ikut ya?" "Mamah kurang sehat Mas, jadi batal ikut." "Oh, nanti aku telpon Mamah". "Ayah sama Bunda belum pulang ke kampung?" "Belum, mereka masih betah tinggal di rumah kita, kamu tidak keberatan'kan, Dek?" "Tentu saja tidak Mas, itukan rumahnya Mas, artinya rumah mereka juga." Keduanya masuk ke dalam mobil, yang disupiri sendiri oleh Ervan. "Puspa bagaimana kabarnya Mas?" "Alhamdulillah, dia baik." "Syukurlah." Sepanjang perjalanan kini hanya ada kesunyian di antara mereka berdua. Wulan jadi teringat akan kemarahannya pada Puspa, sebelum ia berangka