“Ayah!” Safa mengerjap saat tak sengaja berpapasan dengan sang ayah. Tanpa izin, wanita itu langsung merengkuh kuat tubuhnya. Hampir tiga hari tidak bertemu dan rasa rindu sudah menumpuk di dalam d**a. “Ayah kenapa tidak bilang kalo mau datang?” “Sudah kubilang kuasanya pindah padaku,” timpal Azril yang berada tak jauh darinya. Safa yang kesal hanya melirik, lalu memandang ayah seolah menganggap tidak ada orang. Sedangkan Marlan, terkekeh senang melihat sikap kedua sejoli itu yang tak ingat umur. “Ayah sudah kirim pesan, tetapi kamunya tidak balas.” Marlan mencubit hidung Safa. Wanita itu mengernyit, seingatnya tidak ada pesan masuk. Di saat saling diam, Azril pun mengajak ayah masuk karena tidak sopan membiarkan ayah mertua terlalu lama berdiri. Kemudian Safa sibuk bermanjaan pada ay