Cuaca malam cukup dingin dengan rintikan hujan yang mengguyur bumi seolah menjadi saksi hatinya sekarang. Bahkan, raganya begitu menikmati dengan tatapan ke atas langit yang gelap. “Boleh aku duduk di sini?” Wanita itu menoleh, lalu mengembuskan napasnya pelan. Tidak ada jawaban yang terlontar dan pandangan Safa kembali pada air hujan yang turun. “Aku perhatikan kamu kayaknya banyak pikiran. Ada masalah?” tanya Azril yang masih berdiri. “Atau kamu kepikiran dengan ucapan Ayah tadi?” Azril tidak bermaksud kembali mengungkit, tetapi ada rasa tidak enak hati dengannya karena usai makan Safa langsung beralih ke luar. “Aku minta maaf, tidak bermaksud mencari perhatian Ayah Marlan.” Ia tidak ingin Safa salah paham. “Tidak masalah,” kata Safa singkat. Lagipula, wajar ayah memerhatikan Az