“Maaf, Yah, Safa membalas pesan Mas Azril.” Safa langsung menutup mulutnya keceplosan. Ia malu berterus terang dengan ayah. Perubahan sikap kepada suaminya terbilang drastis dan Safa masih menutupi keromantisannya di hadapan Ayah. “Alhamdulillah, Ayah senang melihat kamu seperti ini, Nak. Akhirnya kamu bisa menerima Azril,” kata Marlan jujur. Safa terharu, kemudian mengambil lengan Marlan dan digenggamnya. “Alhamdulillah, Yah, semua karena doa Ayah berhasil membuat Safa sadar.” Hatinya berubah seiring waktu dan semakin menjauh dari Azril, justru Allah membuat pikirannya tak lepas dari Azril. Sungguh, takdir Allah memang tidak ada yang tahu dan Safa sendiri tak bisa lari dari takdir-Nya. “Semoga kamu bisa meraih surga bersamanya, Fa,” ujar Marlan sendu. Malam itu menjadi kenangan ya