Meisya pun terdiam sejenak, dia pun memikirkan cara bagaimana dia bisa mengatakan hal itu kepada Steven. Karena, bukan hanya tertarik ketika mendengar cerita Steven yang mengatakan, jika bos tempat dia bekerja itu sangatlah baik. Tapi, dia juga memang sangat membutuhkan pekerjaan itu. Meisya pun mencoba untuk memberanikan diri untuk bicara dan dia pun menatap wajah Steven yang ada di depannya saat ini. "Steve! Aku … aku … aku, mau minta tolong. Errr … bolehkah aku …." Meisya menghentikan ucapannya, karena dia merasa sangat malu. Meisya pun menggigit bibirnya dan dia tidak berani melanjutkan ucapannya. Steven mengerenyitkan dahinya dan dia tahu, kalau Meisya memang membutuhkan bantuan dari dirinya dan dia sebenarnya akan siap membantunya, apapun yang dia minta kepadanya. "Tolong? Mint