Aku mau Tante jadi mamaku (1)

1105 Kata
Di kediaman rumah keluarga Zuriel. Seorang pria tampan sedang mondar mandir seperti setrikaan. Dia merasa sangat gelisah saat mendengar jika putranya telah menghilang disebuah pusat perbelanjaan. Dia baru saja kembali dari luar kota dan saat mendengar putranya menghilang, dia langsung gelisah saat itu juga. "s**t! Kenapa mereka semuanya bodoh! Aku tidak ada di rumah sehari saja, Ray bisa hilang begitu saja, sial! Kemana kamu perginya Ray!" Teriak Steven dengan wajah panik dan dia pun tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mendapatkan berita dari para pengawalnya yang kini sedang mencari putranya. Steven pun mengambil jas berwarna hitam dan kunci mobilnya. Setelah itu, dengan langkah tergesa-gesa, Steven pun langsung berjalan menuju pintu keluar dan hendak masuk ke dalam mobilnya. Namun, saat dia sudah membuka pintu mobilnya, Steven melihat mobil yang biasa di pakai untuk mengantar Rayyan pun datang. Steven langsung menutup kembali pintu mobilnya dan datang menghampiri mobil itu. Saat Steven sudah ada didepan pintu mobil itu. Pintu mobil itu pun langsung terbuka dan dia melihat jika ada putra kesayangannya yang kini datang menghampirinya. "Papa!" Teriak Rayyan dan dia pun langsung memeluk erat ayahnya. Steven merasa hatinya sangat tenang karena masih bisa melihat putranya dalam keadaan yang baik-baik saja. "Ray, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Steven sambil melepaskan pelukannya. Steven memeriksa seluruh tubuh putranya dari ujung kepala hingga kaki dan Steven melihat jika tidak ada satu pun luka yang menggores putranya. "Syukurlah, kalau kamu baik-baik saja!" Ucap Steven dan dia pun kembali memeluk putranya. Steven sangat menyayangi putranya. Dia akan memberikan apapun untuk di inginkan putranya tapi satu yang belum bisa dia kabulkan yaitu memberikannya seorang ibu. Steven masih sangat penasaran dengan ibu dari putranya. Dia tidak bisa melupakan kejadian malam itu. Kejadian lima tahun yang lalu, dimana dia tidak sengaja telah meniduri seorang wanita. Wanita yang dia tidak tahu, keberadaannya saat ini. Dia tahu, jika putranya adalah miliknya dan wanita itu. Karena hanya wanita itulah yang dia sentuh dan hanya wanita itulah yang bisa membuat jantungnya berdetak cepat. Namun, keberadaan wanita itu tidaklah diketahui setelah mereka melewati malam itu. Malam yang tidak pernah Steven lupakan seumur hidupnya, bahkan dia akan terus mencari wanita itu karena wanita itulah satu-satunya yang dia inginkan. Tiba-tiba Steven pun kembali mengingat kejadian malam itu. Kejadian dimana dia begitu menginginkan wanita itu, kejadian dimana wanita itulah yang menolongnya dan berakhir dengan cinta satu malam. Sayangnya, Steven tidak sempat melihat wajah wanita itu karena saat dia menyentuhnya. Malam sangatlah gelap dan wajahnya terlihat samar-samar saat itu. Setelah malam itu, wanita itu telah pergi meninggalkannya dan tidak ada kabarnya sama sekali. Steven terus mencari namun dia tidak menemukannya, hingga datanglah paman dan juga istrinya membawa Rayyan yang masih bayi. Mereka mengatakan jika Rayyan adalah anak haram yang dia hasilkan dengan wanita nakal. Namun, Steven tidak mendengarkan apa yang paman dan tantenya katakan. Dia lebih fokus melihat wajah bayi itu dan melakukan tes DNA. Dan benar saja, jika Rayyan adalah putranya walaupun wajahnya tidak mirip dengannya tapi Steven sangat yakin, jika Rayyan memiliki paras mirip dengan ibunya. Yaitu wanita yang dia inginkan. Wanita yang membuatnya sulit untuk melupakannya hingga detik ini. Saat Steven sedang mengingat asal mula kehadiran Rayyan dalam hidupnya. Steven pun merasa sangat terkejut saat mendengar suara putranya yang menggoyang-goyangkan tangannya. "Papa! Papa kenapa?" Tanya Rayyan sambil menatap tajam kearah ayahnya. Steven pun merasa sangat terkejut saat mendengar suara Rayyan yang terus memanggil namanya. "Oh …. Hahaha, papa baik-baik saja! Syukurlah kamu baik-baik saja Ray! Kalau sampai ada penjahat yang berani melukai kamu. Papa tidak akan membiarkan mereka hidup! Papa akan memotongnya menjadi potongan kecil dan membuangnya ke buaya peliharaan kita, yang ada di taman belakang," ucap Steven dan dia pun mengeecup dahi putranya dengan penuh kasih sayang. "Ray, jangan menghilang lagi. Apakah kamu mau membuat papa kamu ini kena serangan jantung mendadak karena kehilangan putra yang paling dia sayangi ini," ucap Steven sambil mencubit hidung Rayyan. Rayyan pun tertawa dan dia pun menyentuh wajah ayahnya yang kini sedang berjongkok tepat didepannya. "Papa, memangnya papa menyayangi aku?" Tanya Rayyan. Steven menganggukkan kepalanya tanpa ragu lagi. "Tentu saja, tentu saja papa menyayangi kamu. Kalau tidak sayang, mana mungkin papa sepanik ini saat mendengar kamu menghilang," ucap Steven, dia pun tersenyum dan melanjutkan ucapannya lagi, "oh, ya! Kamu pergi kemana Ray?! Papa tidak percaya kalau kamu telah di culik seseorang. Karena papa sangat hafal dengan gaya kamu, hehehehe … kamu terlalu pintar untuk bocah kecil seumuran kamu," Ucap Steven, dia tahu jika putranya sangatlah cerdik dan untuk melawan para penculik kelas rendah, mereka bukanlah tandingan putranya. Rayyan pun tertawa dan dia pun langsung mencubit pipi ayahnya. "Iihh … papa! Kok papa tahu kalau aku menghilang bukan karena di culik," ucap Rayyan, dia pun tersipu malu karena dia telah bertemu seorang wanita yang cocok dengannya. Steven pun tertawa melihat wajah putranya yang sedang tersipu malu. "Hahahaha … Ray, kamu kenapa? Kok wajah kamu memerah seperti anak perempuan saja," ucap Steven, dia sedang mengejek putranya. "Ahhh ... Papa! Aku ini pria sejati, mana mungkin terlihat seperti seorang anak perempuan. Huh … papa ini, sangatlah menyebalkan. Aku benci sama kamu pa," ucap Rayyan dan wajahnya semakin memerah karena malu. "Hahahaha … lalu, kalau tidak mau disebut seperti anak perempuan. Kenapa wajah kamu masih saja merona seperti itu, ada apa memangnya Ray? Apakah kamu menemukan gadis kecil yang cantik dan kamu …," Steven menghentikan ucapannya dan dia pun tertawa sangatlah keras. Rayyan merasa semakin kesal karena ayahnya terus mengejeknya. "Papa! Jangan terus menertawakan aku seperti itu. Aku … aku, aku tidak suka. Aku membenci kamu papa! Aku benci kamu!" Teriak Rayyan sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia pun kembali berbicara, "Papa jahat. Papa tidak sebaik Tante Meisya. Dia begitu lembut dan juga sangat baik!" Ucap Rayyan yang tanpa dia sadari telah menyebutkan nama Meisya didepan ayahnya. Steven pun merasa sangat terkejut saat mendengar itu semua. Karena putranya tidak suka dengan wanita manapun. Bahkan beberapa kali, ibunya memberikan pengasuh wanita tapi Rayyan selalu menolaknya. Dia hanya mau memiliki satu pengasuh yaitu kakek Er. "Ray, apa yang tadi kamu katakan? Tante Meisya? Siapa dia? Apakah dia wanita yang menculik kamu?" Tanya Steven dengan nada serius. Dia penasaran dengan wanita yang bernama Meisya, karena wanita itu telah membuat putranya mau memujinya tepat dihadapannya kali ini. Rayyan membuka kedua telapak tangannya dan menatap kearah ayahnya dengan tatapan marah. "Hei papa! Tante Meisya bukanlah orang jahat yang papa katakan tadi, Tante Meisya adalah mamaku pa. Pokoknya, papa harus menikah dengannya dan jadikan Tante Meisya menjadi mamaku dan juga Abian, Abian juga harus menjadi kakak ku. Ya, aku mau mereka berdua menjadi milikku pa!" Ucap Rayyan. Dia menyuruh ayahnya begitu mudahnya. Padahal dia tidak tahu, jika semua itu pasti sangatlah sulit.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN