"Kamu suka?" tanya Samuel yang sudah kembali dari mandi dan juga berganti pakaian. Livy pun menoleh dan bangkit dari posisi berlututnya tadi. Ia lihat Samuel dan juga buket besar bunga yang diberikannya. "Iya. Em, tapi ini besar sekali. Berat. Tidak bisa diangkat," ucap Livy. "Memangnya, mau diangkat kemana??" tanya Samuel. "Mau dibawa ke dalam. Sudah mau gelap," ujar Livy sembari menatap ke arah langit. "Biarkan saja di sana. Biar nanti penjaga yang membawanya ke dalam. Kamu tidak usah bersusah payah." "Oh ya sudah kalau begitu," ucap Livy yang kini menyentuh bunga itu lagi dan ujung jari tengahnya. "Kalau kamu begitu suka. Setiap hari, aku bisa membawakannya untuk kamu." "Tidak usah setiap hari juga. Pasti isi rumah cepat penuh nanti. Apalagi, kalau Kak Daniel bawakan juga," ujar