Selalu Terbayang-bayang

1136 Kata

Sorenya. Livy terdiam di dalam kamarnya sembari menekuk lutut di atas ranjang. Kedua tangannya terlihat mendekap kedua lututnya tersebut. Tapi selanjutnya, tautan tangan Livy perlahan-lahan terlepas. Satu tangan di bagian kanan pun bergerak ke atas dengan gerakan yang pelan dan berhenti, tepat di bibirnya. Livy sentuh bibirnya sendiri dengan jari telunjuk tangan kanannya dan seketika itupun, sensasi sentuhan pagi tadi lagi-lagi ia rasakan di sana. Livy menggeleng kuat-kuat. Demi menepis segala bentuk bayang-bayang yang terasa nyata tadi. Ya ampun. Kenapa otaknya tidak bisa berhenti, untuk memikirkan apa yang sudah terjadi pagi tadi?? Kenapa ia terus-menerus membayangkan hal itu. Livy menghela napas dan bergeser lalu menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur. Sepertinya, ia butuh s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN