Marabahaya

1968 Kata

Rasa sakit, rasa muak , rasa tidak terima kembali Febrian rasakan saat lagi dan lagi dia harus mengaku kalah sebelum berperang. Meskipun awalnya Febrian sudah mencoba berdamai dengan perasaannya dan mengikhlaskan Galuh bersama Teo, pamannya, nyatanya ada bagian kecil yang membuat Febrian tetap menolak untuk sekedar melepaskan Galuh. Dia masih sangat mencintai Galuh dan dia ingin memperjuangkan Galuh untuk dirinya sendiri, meski itu artinya dia harus menghadapi seorang Teo Mervino. Beberapa hari berlalu. Galuh akhirnya di beri izin pulang meski dia harus rutin melakukan pemeriksaan lanjutan, dan kembali dokter menghimau pada Galuh untuk tidak terlalu capek dan stres karena pemicu dari pendarahan Galuh kemarin adalah capek dan stress dan pagi ini Luci sendiri yang menjemput Galuh dan Te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN