Sah menjadi suami dari gadis yang dicintainya selama ini merupakan salah satu dari impian tertinggi dalam hidup Rafa. Sekarang ia telah mendapatkan hal itu. Gadis di pelukannya ini, adalah istrinya. “Sayang,” bisik Rafa sembari mengelus pipi putih Sasa begitu lembut. Namun tak ada jawaban dari gadis itu. Ia masih setia memejamkan mata. BRAK! BRAK! “WOY! MANTEN BARU! BANGUN KAGA LO?!” Rafa mendengus pelan saat mendengar teriakan dari luar kamarnya. Setelah akad nikah tadi, mereka memang langsung masuk ke kamar untuk bersih-bersih sekaligus istirahat. Saat matanya mengarah pada jam di dinding, rupanya hari sudah malam karena jarum jam menunjukkan pukul 18.56. Teriakan dari luar membuat Sasa terbangun dari tidurnya. Gadis itu mengerjapkan matanya dan menguap kecil. “Emmm, Ra