Aletha 18

1287 Kata
Siswa-siswi baru saja selesai makan malam bersama juga dengan guru-guru lainnya, setelah makan mereka langsung melakukan kegiatan masing-masing di dalam kamar. Namun tidak dengan Aletha, ia harus membantu panitia konsumsi untuk membersihkan peralatan makan ke dapur. Ia membawa piring-piring serta gelas kotor dengan sangat berhati-hati. Setelah itu Aletha membasuh tangan di wastafel dan berjalan sambil merenggangkan tangannya namun Aletha langsung tersentak kaget ketika melihat Darren tengah bersandar pada dinding dengan wajah datarnya tengah menatap Aletha. Aletha menghela nafas pelan, cowok itu selalu saja membuatnya jantungan! "Eh ada apa Dar? Lo udah ngerasa baikan?" tanya Aletha sambil berjalan mendekati Darren. "Udah," jawab Darren singkat padat dan jelas yang membuat Aletha tidak tahu harus berkata apalagi selain merespon ucapan Darren dengan anggukan kepala dan senyum tipisnya. Cowok itu memang pantai dalam hal mematikan topik obrolan. Merasa tidak ada lagi yang harus dikatakan Aletha kepada Darren membuat Aletha memutuskan untuk pergi ke kamar Mita karena Mita sedari tadi sudah menyuruhnya untuk segera ke kamar gadis itu. "Ya udah, kalau gitu gue pergi ke kamar dulu-." Darren tiba-tiba menahan pergelangan tangan Aletha, cowok itu memasangkan helm ke kepala Aletha dan memasangkan jaket nya ke tubuh Aletha lalu menarik tangannya untuk ikut dengan cowok itu. Aletha yang masih terkaget hanya bisa melongo melihat Darren yang bertingkah aneh dengannya, Aletha menatap helm nya lalu menatap jaket Darren yang sedang melekat pada tubuhnya hingga Aletha bisa mencium aroma parfum cowok itu. Merasa tidak ada yang beres, Aletha langsung melepas tangan Darren yang tengah menarik tangannya hingga membuat Darren menoleh ke arah Darren. "Dar, ada apa nih? Kenapa Lo ngasih gue helm sama jaket, lo mau bawa gue kemana?" tanya Aletha sambil menatap Darren yang langsung meraih tangannya lagi dan menariknya pelan. "Temenin gue cari angin bentar." Aletha terdiam, ia hanya bisa pasrah melihat Darren yang bersikap seenaknya kepadanya. Aletha mengernyit keheranan ketika melihat Darren naik ke motor beat yang sudah terparkir di parkiran penginapan, ia bingung motor siapa yang tengah dipakai cowok itu. Melihat Aletha yang hanya bengong di tempatnya membuat Darren menghela nafas pelan dan menarik pelan tangan Aletha untuk segera naik ke motor. Aletha pun naik ke motor dan duduk di ujung jok motor karena ia sangat gugup berada di dekat Darren. Di sepanjang perjalanan baik Darren maupun Aletha, keduanya sama-sama bungkam karena tidak ada yang harus mereka bahas, hal itu membuat Aletha semakin merasa canggung apalagi ia harus berpegangan dengan penyangga besi yang berada di belakang tempat duduknya. Merasa tidak nyaman, akhirnya Aletha memutuskan untuk membuka suara. "Dar, Lo kenapa ngajak gue? Kenapa nggak orang lain aja, temen Lo atau cewek lain gitu," tanya Aletha yang membuat Darren langsung menatap Aletha dari kaca spion yang sedari tadi ia arahkan ke arah Aletha, agar ia bisa melihat wajah gadis itu. "Lo ngomong apa? Nggak denger gue," ucap Darren sambil menoleh sebentar ke belakang yang membuat Aletha menghela nafas pelan dan memajukan dirinya agar lebih dekat sedikit dengan Darren. "Gue nanya, Lo kok ngajakin gue? Kenapa nggak orang lain aja?" "Nggak tau gue, pengen aja," jawab Darren yang membuat Aletha kesal dengan jawaban dari cowok itu. Mereka berhenti di salah satu pedagang sate yang berada di pinggir jalan, Darren turun dari motor begitu pula dengan Aletha yang hanya mengikuti langkah Darren dari belakang dan menatap Aletha sebelum cowok itu memesan makanannya. "Mau mau makan sate?" tanya Darren yang mmebuat Aletha mendongak menatap Darren lalu Aletha menggeleng pelan. "Kayaknya nggak deh-." "Gue yang bayar," ucap Darren yang menyela ucapan Aletha. "Tapi kalau gratis sih nggak papa, hehe," ucap Aletha sambil cengengesan yang membuat Darren menggeleng kecil melihat Aletha. Kapan lagi Aletha bisa makan berduaan bersama Darren, dibayarin pula, Aletha sangat senang. "Mas, satenya dua ya," ucap Darren yang langsung diangguki si penjual. Aletha dan Darren duduk di salah satu kursi dan menunggu pesanan mereka, Aletha menatap Darren yang sudah sibuk membalas pesan di ponselnya, wajah cowok itu tidak lagi pucat seperti terakhir kali Aletha lihat, sepertinya Darren sudah merasa baikan namun tetap saja cowok itu masih perlu beristirahat di tempat tidurnya dan bukan malah mengajaknya makan sate di pinggir jalan di malam hari seperti ini. "Kan kita dilarang buat kelaur dari penginapan, Dar, kalau ketahuan Aldino gimana?" tanya Aletha yang membuat fokus Darren teralihkan dari ponsel kini cowok itu menatap Aletha sambil mematikan ponselnya. "Aldino gak bakal tahu, soalnya dia lagi sibuk ngurusin jadwal kegiatan besok sama guru-guru." Tak lama pesanan mereka pun tiba, Aletha meminum air putihnya terlebih dahulu lalu memakan satenya dengan lahap karena saat makan malam bersama tadi, ia tidak menghabiskan makanannya karena keburu di suruh-suruh oleh panitia konsumsi. Darren mengetahui hal itu, makanya ia mengajak Aletha untuk makan di luar. "Kalau boleh tahu, Lo kenapa pakai kacamata?" tanya Darren tiba-tiba yang membuat kegaitan makan Aletha terhenti, ia melirik Darren diam-diam sambil mengaduk bumbu sate nya. "Gue minus, Dar." Darren berdecih pelan. "Bohong." Aletha terdiam lalu menyentikkan jarinya lalu memukul keningnya pelan. "Astaga lupa banget gue, gue kan plus! Hahaha b**o banget gue, iya mata gue plus, Dar," ucap Aletha sambil cengengesan yang dibalas Darren dengan tatapan datar dan sebelah alis yang terangkat. "Bohong." Aletha terdiam telak, ternyata Darren adalah tipe orang yang tidak bisa dibohongi, bahkan cowok itu tahu ia sama sekali tidak mempunyai riwayat penyakit mata. "Nggak tahu kenapa gue udah terbiasa aja pakai kacamata dari dulu, iya gue emang gak plus ataupun minus, tapi gue suka pakai kacamata dan nggak pede kalau gue ngelepas kacamata gue," jawab Aletha sambil mengaduk-aduk bumbu sate nya. Darren menghela nafas pelan sambil diam-diam tersenyum kecil. "Sadar nggak sih Lo kalau Lo itu cantik?" "Hah?" ucap Aletha sambil melongo menatap Darren dengan berkali-kali mengedipkan matanya masih gak percaya dengan ucapan Darren barusan. "Habisin satenya, kita harus balik sebelum ketahuan Aldino," ucap Darren sambil memakan satenya dengan lahap dengan diam-diam tersenyum karena ia melihat wajah Aletha yang tiba-tiba memerah dan gadis itu salah tingkah karena ucapannya. *** Kepala Darren terhuyung ke depan karena helm Aletha yang sesekali membentur helm nya hingga membuat Darren mengernyit ke bingungan dan langsung menatap kaca spionnya dan dilihatnya Aletha yang tengah menahan kantuk. Darren terkekeh kecil, ternyata Aletha sudah mengantuk, ia langsung menarik tangan Aletha agar mendekat ke punggungnya hingga membuat Aletha tersentak kaget. "Eh, eh ada apa Dar," ucap Aletha dengan setengah sadar. "Kalau Lo ngantuk pegangan aja, senderan di punggung gue, gue takut Lo jatoh," ucap Darren sambil menuntun kedua tangan Aletha untuk memeluk nya, lalu tangab Darren menyentuh kepala Aletha agar gadis itu bersandar pada punggungnya. Tidak lama Aletha benar-benar tertidur di sepanjang perjalanan yang membuat Darren terkekeh melihat Aletha yang tidak bisa terkena angin malam. Gadis itu pasti sangat lelah seharian ini karena setelah melakukan penelitian di museum, Aletha harus menjaganya di penginapan dan harus mengurus makanan untuk siswa-siswi. Ia merasa tidak tega melihat Aletha yang tampak kelelahan. Setelah sampai di parkiran, benar saja dugaan Darren, Aldino menyadari jika dirinya tidak berada di kamar. Aldino tengah berdiri dengan ke dua tangan yang dimasukkan di saku celananya sambil menatap datar Darren dan juga Aletha yang sedang tertidur di belakang Darren. "Mau sate?" ucap Darren sambil memperlihatkan sate yang di sempat dibungkusnya untuk Aldino sambil salah satu tangan Darren menahan kepala Aletha agar tidak bergerak. Bukannya senang dibawakan sate oleh sahabatnya itu, Aldino malah mendengus kasar. "Dari mana aja Lo?" "Nyari angin bentar," ucap Darren sambil turun dari motor dan ia langsung menggendong tubuh tubuh Aletha lalu menatap Aldino sebelum ia berjalan memasuki penginapan. "Ngomelnya di dalem aja, gue mau bawa Aletha ke kamar dulu, kasihan dia dari tadi nggak nyaman tidurnya," ucap Darren sambil berlalu pergi meninggalkan Aldino yang menggeram kesal melihat sikap Darren. *** Hallo, share cerita ini ke teman-teman kalian ya dan jangan lupa untuk tap Love:)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN