Aletha 19

1022 Kata
Ini adalah hari terakhir siswa-siswi mengikuti study tour mereka, malam hari nanti mereka akan pulang. Aldino dan panitia mengusulkan kepada Bu Rini agar hari ini semua siswa-siswi bisa diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan masing-masing setelah acara terakhir yaitu mengumpulkan laporan hasil pengamatan mereka selama meneliti di museum dan tempat bersejarah yang telah mereka kunjungi. Bu Rini menyetujui usulan Aldino dan membebaskan siswa-siswinya untuk bersenang-senang sebelum mereka pulang, namun Bu Rini memberikan batas waktu kepada siswa-siswinya agar mereka kembali ke penginapan saat petang sore nanti. Setelah selesai memberi amanat serta pesannya, Bu Rini akhirnya menyudahi pertemuannya dengan siswa-siswinya dan beberapa siswa-siswi langsung saja meninggalkan tempat mereka untuk segera keluar dari penginapan, ada sudah berencana untuk beramai-ramai pergi ke Mall, taman hiburan dan tempat lainnya untuk membeli beberapa benda untuk dibawa pulang. Mita mengajak Aletha untuk pergi ke kamarnya, ia membantu Mita mengemasi barang-barangnya agar tidak kerepotan saat pulang nanti. "Eh Leth, kemarin malam Lo kemana? Kenapa nggak ke kamar gue, kan gue udah bilang Lo tidur bareng gue aja," ucap Mita sambil melipat pakaiannya. Aletha yang sedang membereskan skincare Mita lantas menggaruk pelipisnya kebingungan untuk menjawab ucapan Mita, tidak mungkin Aletha mengatakan jika ia jalan bersama Darren kemarin malam, bisa-bisanya Mita akan syok berat dan menyebarkan hal itu kepada orang-orang. "Sorry Mit, gue ketiduran kemarin." "Hm ok deh Leth, nggak papa. Oh iya barang-barang Lo udah selesai diberesin semua?" Aletha mengangguk pelan, ia sudah membereskan semua barang-barangnya saat bangun pagi tadi. Saat bangun pagi tadi Aletha juga tidak melihat Aldino dan Darren di kamar, hanya ia seorang diri di sana, saat berkumpul bersama tadi juga Darren tidak terlihat. Aletha menghela nafas pelan, cowok itu selalu saja menghilang dengan seenaknya dan tiba-tiba datang tanpa di cari. Setelah selesai membereskan barang-barang Mita, mereka terduduk di tempat tidur sambil memainkan ponsel masing-masing. Baik Mita maupun Aletha keduanya tidak mempunyai rencana untuk keluar dan bersenang-senang karena mereka tidak tahu harus kemana dan melakukan apa, juga tidak ada yang mengajak mereka untuk pergi untuk bersenang-senang bersama. "Eh cemilan sama s**u kotak masih ada nggak ya? Gue pengen ngemil nih," ucap Mita yang membuat Aletha langsung menoleh ke arah gadis itu. "Kayaknya masih ada deh, kita lihat ke dapur aja yuk?" Mita mengangguk cepat, keduanya bersama keluar kamar dan melangkah menuju dapur, di sepanjang koridor kamar semuanya terlihat sunyi dan sepi karena siswa-siswi lainnya sudah pergi meninggalkan penginapan, sepertinya hanya ada Mita dan Aldino saja di sana. Ketika Mita hendak memasuki dapur ia langsung tersentak kaget dan langsung menarik Aletha agar tidak berjalan ke arah dapur hingga membuat Aletha mengernyit keheranan melihat Mita. "Ada apa Mit?" "Ssst!" ucap Mita sambil membekap mulutnya sendiri membuat Aletha semaki kebingungan melihat Aletha. "Ada apa sih?" ucap Aletha dengan nada berbisik. Mita menunjuk-nunjuk ke arah dapur lalu mendekatkan diri ke arah Aletha dan membisikkan sesuatu di telinga Aletha. "Di dapur ada si Darren lagi pelukan sama Clara." Aletha terdiam membeku sambil menatap mata Mita mencari kebohongan di sana namun tidak ada, merasa tak percaya dengan ucapan Mita barusan, Aletha berjalan meninggalkan Mita menuju dapur dan benar saja Aletha melihat Darren sedang memeluk erat tubuh Clara dengan mata tertutupnya. Bagai terkena sambar petir, hati Aletha merasa bergetar hebat menyaksikan pemandangan tidak mengenakkan mata itu. Aletha tersenyum kecut, padahal baru saja kemarin malam Darren bersikap baik dengan dengan mengajaknya jalan, makan sate bersamanya dan mengatakan jika dirinya cantik, dan sekarang cowok bermesra-mesraan bersama Clara. Mita langsung saja menarik tangan Aletha untuk segera pergi dari sana, mereka kembali ke kamar dengan tidak membawa cemilan dan s**u karena Mita terlalu segan untuk menggangu Darren dan Clara. Mita menghela nafas pelan sambil merebahkan dirinya di tempat tidur sedangkan Aletha masih terdiam di tempatnya. Pikirannya masih dipenuhi oleh Darren dan juga Clara, jujur saja Aletha merasa sakit hati walaupun ia merasa tidak pantas untuk merasakan hal itu karena Darren bukanlah siapa-siapa dihidupnya. Aletha menghela nafas pelan sambil meletakkan kacamatanya di meja lalu berbaring di sebelah tempat tidur yang berada di sebelah Mita. "Clara itu siapa?" tanya Aletha pelan sambil menatap langit-langit dinding. "Clara anak MIPA 3 kalau gak salah, gue juga nggak terlalu kenal sama dia. Setahu gue dia ketua dance di sekolah, jadi jarang kelihatan karena sering ngabisin waktu di aula." Lagi-lagi Aletha menghela nafas panjang, pantas saja tubuh Clara sangatternyataternyata gadis itu adalah anak dance di sekolahnya. Tapi baru kali ini Aletha melihat Darren dekat dengan seorang cewek, ia berpikir jika Darren hanya berteman dengannya ternyata tidak. "Mereka pacaran?" tanya Aletha lagi yang semakin merasa penasaran. "Rumornya sih gitu, Leth. Kenapa? Lo merasa sakit hati ya? Sama gue juga, cuek dingin gitu Darren bisa juga loh suka ke cewek. Apalagi ke si Clara yang cakepnya udah kayak artis Korea, beuhh," ucap Mita sambil mengubah posisi rebahannya menjadi menghadap Aletha. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar membuat Aletha dan Mita saling berpandangan keheranan. Mita terlalu mager untuk membukakan pintu, ia menyuruh Aletha untuk membukakannya. Aletha pun beranjak dari tempat tidurnya dan membukakan pintu, ia mengernyit kebingungan melihat Aldino lah yang mengetuk pintu kamar Mita. "Di sini ternyata lo, gue cariin kemana-mana," omel Aldino sambil melipat tangannya. "Kenapa nyariin gue?" jawab Aletha ketus, ia sedang merasa badmood dan dengan melihat Aldino membuat mood nya semakin hancur. "Ikut gue," ucap Aldino sambil meraih pergelangan tangan Aletha dan menariknya pelan namun langsung di tepis Aletha dengan kasar. "Kenapa sih Lo, seenaknya aja narik-narik gue!" ucap Aleta tidak suka dengan nada kerasnya hingga membuat Mita langsung menghampiri Aletha dan melihat Aldino tengah berada di depan pintu kamarnya. "Gue capek ya Al, ngurus ini ngurus itu, kasih gue istirahat sebentar kenapa? Karena Lo ketua, jadi seenaknya aja nyuruh-nyuruh gue kayak babu, gue capek," ucap Aletha dengan nada bergetarnya yang langsung membuat Mita langsung mengelus bahu Aletha pelan karena merasa kasihan dengan Aletha. Aldino hanya menatap Aletha yang tiba-tiba saja menangis di hadapannya, tanpa mengucapkan sepatah kata. Aletha menghapus air matanya dan berlalu begitu saja meninggalkan Mita dan juga Aldino. *** Hallo. Share cerita ini ke teman-teman kalian ya dan jangan lupa untuk tap Love:)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN