Aletha 16

1132 Kata
Aldino menghela nafas pelan menatap Darren yang sedang bermain game di ponselnya. Ia tidak habis pikir, mengapa bisa Aletha berada di satu kamar dengan dirinya dan Darren. Dan sialnya Aletha masuk ke kamar mereka saat Aldino baru saja selesai mandi, untung saja ia mengenakan handuk, jika tidak habis lah riwayat hidupnya. Melihat Darren yang tidak kunjung menjelaskan apa yang terjadi membuat Aldino geram dan langsung melempar bantalnya ke arah Darren hingga membuat cowok itu lantas menoleh dengan sebelas alis yang terangkat. "Kenapa Lo?" tanya Darren dingin sambil menatap Aldino yang sudah menahan kesal setengah mati. "Seharusnya gue yang nanya ke Lo, Lo kenapa? Kenapa ngajakin tuh cewek buat sekamar sama kita? Lo udah nggak waras?" cetus Aldino yang membuat Darren mendengus sebal mendengar keluhan Aldino. Darren mengubah posisi duduknya menjadi menghadap ke arah Aldino. "Gue ngelakuin ini juga gara Lo, Al." "Maksudnya lo?" Darren menghela nafas pelan. "Aletha nggak dapat kamar karena kamar cewek udah pada penuh, gue ngelihat dia duduk sendirian di teras penginapan. Aletha udah keliatan kecapekan banget, gue nggak tega ngelihatnya, jadi gue bawa ke sini karena cuma kamar ini yang masih kosong. Coba aja Lo nggak nyuruh-nyuruh dia, Aletha pasti udah ada di kamarnya saat ini," ucap Darren dingin yang membuat Aldino terdiam sejenak mencerna kata-kata Darren. Tiba-tiba pintu toilet terbuka, Aletha berjalan dengan pelan ke tempat tidurnya yang berada di sudut kamar, ia baru saja selesai mandi karena Darren yang menyuruhnya untuk membersihkan diri. Darren dan Aldino sempat terpaku melihat Aletha yang sangat bersih dan wangi ketika gadis itu melewati mereka. Aldino mengumpat di dalam hati karena melihat Aletha tidak mengenakan kacamatanya. "Sial." Darren beranjak dari duduknya, ia mengambil kotak makan yang berada di meja lalu memberikannya kepada Aletha. "Nih makan dulu," ucap Darren pelan yang langsung diangguki Aletha. "Makasih Dar," balas Aletha sambil mengambil kotak makanannya. Aldino yang melihat itu lantas menahan kesalnya, sejak kapan Darren menjadi sangat perhatian kepada Aletha seperti ini, padahal Darren adalah tipe cowok yang sangat tidak ber-ke-primanusiaan kepada kaum hawa sama seperti Aldino. *** Setelah makan, Aletha melihat Aldino dan Darren yang sudah tertidur di tetidurtidur mereka masing-masing. Aletha meneguk air minumnya lalu mencharger ponselnya karena baterai ponselnya yang sudah sekarat. Ia mengeluarkan buku serta bolpoint yang akan digunakan besok untuk meneliti barang-barang bersejarah di museum. Aletha tidak bisa tidur karena ia akan merasa tidak nyaman jika ia tidur di tempat asing. Aletha masih terjaga padahal sudah larut malam, menghilangkan rasa bosannya Aletha berjalan dengan langkah pelan dan tanpa suara keluar dari kamar, ia takut membangunkan Aldino dan Darren. Aletha menutup pintu kamar sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara lalu ia berjalan-jalan di sepanjang koridor dengan kedua tangan yang disembunyikannya di saku hoodinya. Aletha berjalan ke teras penginapan dan duduk di kursi panjang yang didudukinya tadi saat Darren duduk juga di sampingnya. Aletha menghirup udara malam hari itu dengan perasaan tenang, jarang-jarang ia bisa menikmati malam hari seperti ini karena biasanya Aletha akan sibuk menghabiskan waktunya untuk bekerja dan sepulang kerja ia harus segera belajar. Aletha menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sambil menatap langit malam yang dihiasi oleh bulan terang namun tidak ada satu bintang pun yang bertaburan di sana. *** Suara ponsel tiba-tiba bergema dengan keras hingga membuat Aldino menutup telinganya dengan bantal karena merasa sangat terganggu. "Dar ponsel Lo bunyi tuh," ucap Aldino dengan suara setengah sadarnya namun tidak didengar oleh Darren karena cowok itu yang sudah tertidur lelap. Aldino berdecak kesal lalu terduduk di tempat tidurnya dan melihat ternyata ponselnya lah yang berdering keras sedari tadi. Aldino mengambil ponselnya dari meja lalu memicing menatap layar ponselnya dan menghela nafas pelan ketika melihat orangtuanya meneleponnya. Aldino mengangkat ponselnya dan meletakkan ponselnya di dekat telinga. "Hallo Pa? Ada apa nelpon Al malem-malem gini, nggak tau apa kalau Al lagi tidur," ucap Aldino dengan kesal dengan kedua mata yang tertutup menahan kantuk. "Hallo Al, Papa nggak tahu kalau kamu udah tidur biasanya kamu begadang. Papa cuma mau nanya, Darren lagi ada sama kamu?" Aldino menghela nafas pelan. "Iya, Darren lagi ada sama Al, dia lagi tidur, kenapa Pa?" "Oh syukurlah, tadi Om kamu nelpon nanyain kabar Darren ke Papa katanya Darren nggak bisa dihubungi, Om kamu takut Darren kenapa-napa." "Aelah Pa, emang Darren anak kecil yang harus diawasin orangtuanya duapuluh empat jam apa? Ya udah ya, Al ngantuk banget nih," ucap Aldino sambil menutup sambungannya teleponnya secara sepihak, lalu meletakkan ponselnya di meja dan kembali tertidur. Namun Aldino langsung membuka kedua matanya dan terduduk lagi ketika ia tidak melihat Aletha di tempat tidur. Aldino mengusap matanya mencari Aletha di setiap sudut ruangan, namun ia tidak menemukan gadis itu. Aldino kemudian berjalan menuju toilet dan gadis itu juga tidak berada di sana. Aldino kembali ke tempat tidurnya dan kembali tidur, untuk apa ia penasaran kemana gadis itu pergi, sangat-sangat tidak penting. Namun Aldino langsung terduduk kembali, pikirannya selalu tertuju kepada gadis cupu itu hingga membuatnya kesal sendiri. Aldino akhirnya memutuskan untuk mencari gadis itu dan berjalan keluar kamar. Ia mencari Aletha ke dapur, namun gadis itu tidak berada di sana, Aldino juga bahkan mencari Aletha di toilet umum namun gadis itu juga tidak berada di sana. Akhirnya Aldino memutuskan langkahnya untuk berjalan menuju teras penginapan dan benar saja ia menemukan Aletha sedang duduk sendirian di sana. Aldino menghela nafasnya ia berpikir Aletha nekat pulang seorang diri, ternyata gadis itu sedang berada di teras penginapan. Aldino berjalan mendekati Aletha, ternyata gadis itu ketiduran di sana, ia menghela nafas pelan padahal udara malam sangat dingin di luar dan gadis itu malah memilih untuk tidur di teras. Aldino memperhatikan Aletha yang sedang tertidur pulas di tempatnya. "b**o, ngapain coba Lo tidur di sini, udah kayak gembel tau nggak," cetus Aldino sinis sambil membuang tatapannya. Aldino menendang pelan kaki Aletha. " Woi bangun woi, kebo banget sih jadi cewek," ucap Aldino, namun Aletha tak kunjung bangun. "Dah mati apa Lo ya?" ucapnya pelan sambil menatap wajah Aletha yang tertidur pulas. "Sial, jangan sampai si Darren ngelihat Lo tidur kayak gini," ucap Aldino seorang diri lalu mengangkat tubuh Aletha dan ia kembali memperhatikan wajah Aletha yang sama sekali tidak terlalu terganggu dengan tidurnya hingga membuat Aldino sangat kaget melihat gadis itu. "Astaga, untuk aja gue yang nemuin lo di sini, kalau cowok lain gimana? Udah habis dah riwayat hidup Lo sebagai cewek," umpat Aldino pelan lalu membawa Aletha menuju kamar dengan mudahnya. Ia membaringkan tubuh Aletha di tempat tidur dan memperhatikan Aletha sejenak, tangannya terulur untuk memperbaiki poni gadis itu yang menutupi sebagian wajahnya nya. Aldino lantas tersadar dengan apa yang telah dilakukannya kepada gadis itu, ia menarik tangannya dan berjalan menuju tempat tidurnya. "Fix, dah gila gue gara dia, sadar Al sadar," ucap Aldino pelan sambil merebahkan dirinya di tempat tidur. *** Hallo, share cerita ini ke teman-teman kalian ya dan jangan lupa untuk tap Love:)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN