Rasulullah SAW Dibantu Jin Muslim
Rasulullah SAW dituduh sebagai pembohong oleh setan yang merasuk ke dalam berhala. Gantian jin muslim merasuk ke dalam berhala, menyatakan kebenaran Rasulullah SAW.
Suatu hari, Rasulullah SAW menerima wahyu Allah SWT berupa 8mad adalah utusan-Nya.”
Mendengar dakwah itu, serta merta mereka berlalu sambil bersungut-sungut, bahkan sebagian di antaranya marah. Mereka lalu berkumpul di Dar Al-Nadwah membicarakan dakwah Rasul yang menurut mereka aneh. ”Muhammad telah mencerca tuhan kita. Ia mengajak kita menyembah Tuhannya. Kita harus cari akal untuk memperdayainya,” kata salah seorang di antaranya. Di antara mereka tampak beberapa gembong kafir Quraisy seperti Al-Walid bin Harits, Shafwan bin Umayah, Kaab bin Asyraf, dan Abu Jahal.
Satu per satu mereka yang hadir ditanya, apa yang telah dikatakan oleh Muhammad. Mereka rata-rata menjawab, Muhammad adalah penyihir, gila, dan mengambil kesempatan untuk mencari kedudukan. Pada umumnya mereka sangat marah mendengar dakwah Rasulullah SAW. Mereka mencaci dan memperolok-olok beliau.
Ketika tiba giliran Al-Walid bin Harist, ia menjawab, ”Aku tidak punya pendapat apa-apa.” Tapi, jawaban itu dianggap membela Muhammad. Karena itu mereka memperolok, mengejek, dan mencaci maki Al-Walid. Maka Al-Walid pun dengan lantang berkata,”Tangguhkanlah penghinaan kalian selama tiga hari!”
Al-Walid adalah salah seorang pedagang Makkah yang kaya raya. Seperti halnya warga kafir Makkah yang lain, ia juga punya berhala sesembahan. Ia punya dua buah berhala yang bentuknya lebih bagus ketimbang berhala yang lain, karena terbuat dari emas dan perak, bertatahkan intan permata. Kedua berhala itu ditaruh di sebuah rumah khusus.
Selama tiga hari berturut-turut, tanpa makan-minum, ia menyembah berhala emasnya dengan harapan sang berhala dapat memberi jalan keluar mengenai dakwah Muhammad. Ia berkata kepada kedua berhala itu, ”Aku telah menyembahmu selama tiga hari. Aku sangat berharap agar engkau memberitahuku perihal dakwah Muhammad!”
Kesempatan itu dipergunakan oleh setan dengan merasuk ke dalam patung dan menggerakkan mulutnya. ”Sesungguhnya Muhammad bukanlah nabi. Kamu jangan membenarkan apa yang ia katakan!” kata berhala itu. Al-Walid menyangka berhala itu benar-benar berbicara. Betapa gembiranya dia. Maka ia pun buru-buru memberi tahu kaum kafir Quraisy bahwa ia sudah menemukan kebohongan Muhammad lewat mulut berhalanya.
Betapa sedih Rasulullah SAW mendengar ejekan kaumnya. Maka turunlah Malaikat Jibril. ”Wahai Muhammad, ejekan itu berasal dari Al-Walid bin Harits,” kata Jibril. Ketika mendatangi Al-Walid dan kawan-kawannya, Rasulullah SAW ditertawakan sejadi-jadinya.
”Kami tidak akan menghiraukan kamu, pembohong!” kata mereka serempak. Bersamaan dengan itu, mereka mengumpulkan beberapa berhala dan menghiasinya, lalu menyembahnya dengan bersujud.
Rasulullah SAW, yang saat itu bersama Abdullah bin Mas’ud, duduk-duduk saja dekat orang-orang kafir yang sedang menyembah berhala tersebut. Ketika itu setan datang lagi dan mengulangi kata-kata sebagaimana pernah diucapkan lewat berhala Al-Walid. Semua yang hadir, termasuk Rasulullah SAW dan Abdullah bin Mas’ud, mendengarnya.
Abdullah yang ketakutan berkata, ”Wahai Rasulullah, apa yang baru saja dikatakan oleh berhala itu?”
Dengan tenang Rasulullah SAW menjawab, “Janganlah engkau takut, karena yang berkata itu adalah setan.”
Jin Muslim
Beberapa hari kemudian, Rasulullah SAW kembali menemui orang-orang kafir itu. Di tengah jalan, beliau bertemu seseorang – mengendarai kuda serta mengenakan jubah hijau dan – yang menyalaminya. ”Wahai penunggang kuda, siapakah kamu sebenarnya? Aku heran mendengar salammu kepadaku,” kata Rasulullah SAW.
“Aku Muhair bin Habbar, keturunan jin, tinggal di Bukit Thursina, dan telah lama megembara. Aku sudah memeluk Islam (syariat dari Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad, yang pada hakikatnya sama dengan syariat yang diturunkan kepada beliau) sejak zaman Nabi Nuh. Ketika pulang, kudapati istriku menangis. Katanya, setan Musfir telah berdusta, sehingga Muhammad SAW diejek dan diperolok-olok oleh para penyembah berhala. Aku lalu mencari Musfir, dan menemukannya di antara Bukit Shafa dan Marwah. Kami berkelahi dan aku berhasil membunuh setan yang menyerupai anjing itu,” kata jin itu.
Mendengar penuturan tersebut, Rasulullah SAW mendoakannya dengan doa kebaikan. Lalu jin muslim itu menawarkan diri kepada Rasulullah SAW untuk merasuk ke dalam tubuh patung milik Al-Walid untuk mempermainkan orang kafir. “Baiklah, kalau memang itu cara terbaik untuk menyadarkan mereka,” jawab Rasulullah SAW.
Tak lama kemudian, seperti hari-hari biasanya, orang-orang kafir Makkah berkumpul dan menghiasi serta menyembah berhala-berhala mereka. Tak lupa mereka minta agar berhala-berhala itu membuktikan bahwa Muhammad adalah pembohong. Tiba-tiba patung yang paling besar dan indah berbicara, ”Wahai warga Makkah, ketahuilah, sesungguhnya Muhammad itu benar, dan mengajak kepada kebenaran, sedangkan kalian dan berhala-berhala ini semua adalah batil. Jika tidak beriman kepada Muhammad, kalian akan masuk neraka j*****m!”
Mendengar patung itu bisa bicara, terkejutlah kaum kafir Quraisy Makkah. Apalagi kata-kata yang diucapkannya tidak sebagaimana yang mereka harapkan. Tak ayal, mereka pun bimbang. Bahkan beberapa di antara mereka, diam-diam, mulai mempercayai kenabian Muhammad SAW.
Abu Jahal, tokoh kafir Qurasy, murka. Ia segera mengangkat dan membanting berhala yang bisa bicara itu hingga hancur. Kepingan-kepingan itu diinjak-injaknya, bahkan kemudian sempat ia kumpulkan sisa-sisanya untuk dibakar. Melihat kejadian itu, Rasulullah SAW pun pulang dengan perasaan lega; sementara jin muslim Muhair bin Habbar, yang diganti namanya oleh Rasulullah dengan Abdullah bin Abhar, segera berlalu. AST